Indonesia merupakan sebuah negeri yang indah, negeri yang dihuni oleh berbagai suku bangsa dan agama. Sehingga, Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki populasi terbanyak dengan nomor urut keempat. Pada tahun 2010, jumlah penduduk di Indonesia sebesar 237.641.326 jiwa, sedangkan pada tahun 2015 populasi Indonesia mencapai 257.708.785 jiwa atau 3,49% dari jumlah penduduk di dunia, dengan demikian maka tidak bisa kita pungkiri jika pada tiap tahunnya jumlah penduduk di Indonesia akan selalu bertambah, bahkan Bappenas memprediksi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2035 mendatang berjumlah 305.600.000 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia pada tiap tahunnya dikarenakan program KB yang sukses, dan meningkatnya kualitas kesehatan keluarga Indonesia. Melihat kondisi tersebut, pemerintah Indonesia melalui memprediksikan Indonesia akan memperoleh bonus demografi di tahun 2020-2030, bonus demografi tersebut dimaknai sebagai suatu kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif (15 tahun – 64 tahun) di suatu wilayah atau negara lebih besar dari jumlah penduduk usia tidak produktif (kurang dari 14 tahun dan di atas 65 tahun) di antara tahun 2020-2030, prediksi tersebut bukan tanpa alasan, pada tahun 2010 proporsi usia produktif sebesar 66,5% , proporsi tersebut terus meningkat hingga 68,1% pada tahun 2028-2031.
Melihat proporsi usia produktif tersebut, tentu saja memberikan bonus yang berlimpah bagi kita, keluarga dan bangsa Indonesia. Analoginya adalah sebagai berikut, usia produktif merupakan kelompok manusia seperti pekerja sedangkan usia tidak produktif adalah kelompok manusia seperti anak-anak dan lansia (tidak bekerja), jika dalam satu keluarga ada ayah, ibu dan dua anak, di mana ayah dan anak pertama memiliki pekerjaan maka anak kedua dan ibu mempunyai ketergantungan terhadap ayah dan anak pertama, dengan demikian dalam satu keluarga mampu membantu keluarganya sendiri bahkan hasil kinerja ayah dan anak pertama di dunia kerja akan membawa pengaruh bagi Indonesia. Selain keuntungan untuk keluarga dari bonus demografi, Indonesia sebagai negeri yang kita tinggal akan mendapatkan keuntungan juga, keuntungan yang didapatkan dari bonus demografi ini adalah stabilnya produk domestik bruto (PDB), PDB dapat diartikan sebagai nilai semua barang dan jasa di dalam wilayah Indonesia dalam jangka waktu satu tahun, melalui PDB tersebut maka penghasilan pendapatan pajak meningkat, pembangunan terealisasi dan rakyat Indonesia akan sejahtera. Banyak keuntungan yang didapatkan jika kita menyambut bonus demografi, namun dibalik keuntungan tersebut jika tidak kita persiapkan dengan sebaik-baiknya maka akan menimbulkan permasalah yang komplek, permasalahan tersebut diantaranya adalah penganguran, meningkatnya kriminilitas, jumlah penduduk miskin bertambah, kekurangan gizi dan berbagai permasalahan sosial. Akhirnya, dengan timbulnya permasalahan tersebut maka beban yang di tanggung oleh pemerintah akan semakin berat.
Melihat persiapan pemerintah melalui BKKBN begitulah berat, tiga investasi yang dipersiapkan untuk menyambut bonus demografi tersebut tidak serta merta akan tercapat jika saja tiga investasi tersebut hanya sebatas wacana. Untuk itu, ada hal-hal yang harus kita lakukan dan perbuat untuk mendukung pemerintan dan BKKBN, yakni melalui beberapa aktifitas sederhana:
Ikut Program Keluarga Berencana
Banyak masyarakat Indonesia memahami jika Keluarga Berencana (KB) merupakan program “dua anak cukup”, sepertinya konsep tersebut bukan sepenuhnya benar namun bisa konsep tersebut ada salahnya. Pada hakikatnya, program KB yang dicanangkan pemerintah Indonesia adalah menciptakan keluarga kita agar mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Untuk ikut program tersebut maka yang pertama kita lakukan adalah membatasi usia perkawinan untuk laki-laki berusia 25 tahun dan wanita 20 tahun. Tahap kedua adalah mengatur jarak kelahiran antara anak pertama dan kedua, contoh sederhanya adalah jika jarak kelahiran anak pertama dan kedua berjarak 1 tahun maka siap-siap saja menganggarkan biaya sekolah anak secara serentak, namun jika jarak kelahiran anak pertama dan kedua berjarak 5-10 tahun makan ada peluang saat anak pertama selesai sekolah/kuliah dan berkerja maka akan membantu biaya adiknya. Tahap ketiga adalah pembinaan ketahanan keluarga, kegiatan tersebut dapat berupa Bina Keluarga Balita (BKB) yang ditunjukan kepada keluarga yang memiliki anak usia balita dengan memberikan pendampingan dan informasi tentang tumbuh kembang balita serta penyuluhan alat kontrasepsi, kegiatan selanjutnya yaitu Bina Keluarga Remaja (BKR) yang ditunjukan kepada remaja dengan memberikan pendampingan dan perkembangan remaja serta memberi informasi tentang bahaya NAPZA, seks bebas dan HIV/AIDS, kegiatan yang selanjutnya adalah Bina Keluarga Lansia yang ditunjukan kepada keluarga yang memiliki keluarga lansia dengan memberi pembekalan tentang menghargai potensi yang dimiliki oleh mereka yang sudah lansia, dan kegiatan yang terakhir adalah pemberdayaan ekonomi keluarga melalui usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera seperti kegiatan UPPKS.
Makan Makanan yang Sehat dan Bergizi
Ada beberapa pandangan masyarakat mengenai makanan gizi, jika ingin makanan yang bergizi haruslah yang mahal dan enak (susu kemasan, suplemen dan produk gizi lainnya) padahal untuk makan yang enak dan mahal memerlukan uang yang besar, sehingga diperlukan gaji yang besar agar keluarga terjamin gizinya, jika gaji kecil maka gizi untuk keluarga tidak terjamin. Konsep tersebut secara pribadi sangatlah salah, padahal untuk mendapatkan gizi seimbang maka yang perlu kita lakukan adalah mengetahui kandungan gizi yang ada pada sayur, buah dan daging, jika sudah mengetahui kandungan tersebut maka kita hanya perlu mengkonsumi seperlunya saja. Berkaitan dengan bonus demografi, masyarakat Indonesia memerlukan makanan yang sehat, sebab dengan makan yang sehat maka masyarakat Indonesia terhindar dari penyakit degeneratif (penyakit yang mengiringi proses penuaan/usia lanjut) dan masyarakat Indonesia menjadi produktif.
Selalu asah keahlianmu
Setiap manusia diberikan kemampuan dari Tuhan, maka sebagai manusia ciptaan Tuhan kita perlu menemukan dan mengasah kemampuan yang dimiliki kita untuk kepentingan orang banyak terutama negara Indonesia, sehingga pada masa bonus demografi nanti, kita mampu memberi kontribusi bagi bangsa dan negara Indonesia. Mengasah kemampuan dapat kita lakukan melalui pendidikan yang sudah ada saat itu, pendidikan yang berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan tantangan hidup agar kita mampu bersaing dengan negara lain.
Melalui tiga kegiatan sederhana tersebut, maka kita secara langsung dan tidak sadar telah mendukung dalam mewujudkan penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas. Sebab, untuk menyambut bonus demografi di Indonesia harus dipersiapkan sebaik-baiknya melalui program KB, sehat reproduksi, pembangunan keluarga sejahtera, dan kegiatan positif lainya. Dengan demikian, ayo semuanya mari bersama-sama kita menyambut bonus demografi yangseimbang dan berkualitas
fb: Daud Wuring