Ditengah maraknya ungkapan "Adili Jokowi" lewat tulisan di tembok- tembok di berbagai kota dan makin maraknya demosntrasi mahasiswa, beredar foto Kaesang Pangarep putra bungsu mantan Presiden Jokowi mengenakan kaos bertuliskan "Adili Jokowi".
Layak atau tidak di adili Jokowi, banyak pihak tidak perduli kebenarannya, karena hukum di negeri ini sudah lama teramat sulit dikenakan untuk elit politik dan penguasa.
Konon lagi untuk Jokowi dan keluarganya yang diyakini masih memiliki jaringan kekuatan kekuasaan. Jerat hukum bagi mereka akan bagaikan "jauh panggang dari api".
Namun demikian, munculnya gerakan berlabel "Adili Jokowi" belakangan ini tidak serta merta harus ditanggapi bagai angin lalu belaka.
Joko Widodo atau Jokowi ketika akan mengakhiri kekuasaannya menyandang predikat sebagai salah satu presiden terbaik di dunia karena memperoleh "approval rating"Â tinggi, sebesar 75 persen 98/10/2024). Lalu kenapa hanya dalam hitungan bulan setelah mengakhir jabatan justru diterpa gerakan permintaan mengadili ? Bukankah ini sebuah anomali.
Artinya, ada sesuatu alasan terselubung di balik kemunculan gerakan tersebut, bukan sekedar reaksi atas dinominasikan Jokowi sebagai Finalis tokoh terkorup 2024 oleh OCCRP (organized Crime and Corruption Reporting Project)Â sebuah organisasi berpusat di Maryland. Salah satu alasan sederhana dibalik gerakan adili Jokowi tentunya semakin tergerusnya nama baik serta ketertarikan kepada Joko Widodo.
Sebagai mantan presiden, pemimpin tertinggi di negeri ini, sangat disesalkan secepat itu terjadi arus balik membenci Jokowi setelah sepuluh tahun berkuasa selalu bertengger di papan atas sebagai presiden terbaik di mata sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun kemunculan gerakan itu barang tentu memiliki alasan yang kuat, dan tidak mungkin dilakukan secara massif, terjadi di berbagai kota besar, tanpa ada alasan dan kekuatan besar dibelakangnya.
Perlu dicermati secara mendalam alasan apa yang sesungguhnya munculnya gerakan itu. Jangan-jangan memang ada klausul hukum yang dijadikan alasan untuk dibawah ke ranah pengadilan. Jika memang tidak ada, alangkah baiknya dinyatakan secara terbuka kepada publik berdasarkan data dan alasan yang tepat.
Pemberitahuan dengan alasan yang kredibel sangat dibutuhkan karena menyangkut kredibilitas dan marwah mantan presiden Indonesia. Sebagai bangsa besar kita harus menghargai semua mantan pemimpin tertinggi kita. Oleh karena itu alangkah naifnya jika kita menganggap masalah ini hanya sebagai persoalan kecil.
Kaesang Pangarep, walau sebagai anak bungsu tetap didalam dirinya melekat jabatan sebagai salah seorang elit politik karena sebagai Ketua Umum salah satu partai politik. Sehingga selayaknya mampu melihat kemunculan gerakan adili Jokowi dengan kacamata analisis politis yang sensitif dan berempati.