Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mustahil Joko Widodo Bertemu Megawati

22 Februari 2024   21:48 Diperbarui: 22 Februari 2024   22:01 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribunnews.com

Ada issu beredar, setelah melakukan pertemuan dengan Surya Paloh Ketua Umum Partai Nasdem, Presiden Joko Widodo selanjutnya akan melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PKB dan Ketua Umum PDI Perjuangan.

Rencana pertemuan yang hendak dilakukan Joko Widodo ini bukan hanya berhasil sebagai "hot news" atau berita hangat, tetapi mengundang kontraversi serta tanda tanya besar "Apa gerangan yang ingin diraih Joko Widodo melalui pertemuan itu ?".

Jika Joko Widodo berhasil melakukan komunikasi dan deal-deal politik dengan semua Ketua Umum Partai Politik besar yang lolos ke Senayan hasil Pemilu 2024, hal itu merupakan prestasi besar Joko Widodo dan merupakan warisan indah yang akan tercatat dengan tinta emas sebagai Presiden Indonesia.

Keinginan Jokowi sebagai "derigen" atau jembatan pemersatu dalam orkestrasi gemuruh pemilu 2024, khususnya Pilpres 2024 sesungguhnya merupakan niat mulia dan pantas diapresiasi demi atas nama stabilitas politik nasional dan kesinambungan kepemimpinan serta pembangunan nasional.

Tetapi keinginan Jokowi menjembatani perbedaan kepentingan berbagai partai politik paska Pemilu 2024 tersebut tidak semudah yang diinginkan oleh Joko Widodo untuk dilakukan, karena sesungguhnya sumber masalah itu justru ada dari dalam diri dan tindakan Joko Widodo.  Serta penghalang terjadinya rekonsiliasi itu justru Joko Widodo itu sendiri, dan kemudian dibawah kepemimpinan presiden yang akan datang tidak ada jaminan bahwa Joko Widodo masih memiliki pengaruh sangat signifikan.

Berdasarkan pengamatan karakteristik gaya kepemimpinan para Ketua Umum Partai Politik papan atas selama ini, memang kebanyakan diantara mereka tidak memiliki DNA sebagai oposisi sehingga diantaranya akan ada beberapa Partai Politik yang siap menerima tawaran untuk bergabung dengan koalisi Prabowo Subianto plus Joko Widodo bila secara resmi Prabowo Subianto dilantik sebagai presiden Indonesia.

Namun tawaran itu kecil kemungkinan diterima oleh PDI Perjuangan walau sesungguhnya tidak ada persoalan krusial antara Megawati sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan dengan Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum Partai Gerindra yang diperkirakan akan terpilih sebagai Presiden Indonesia akan datang. Jadi batu sanjungan itu justru karena adanya Jokowi dan keluarganya ditengah-tengah koalisi pendukung Prabowo Subianto.

Jika Joko Widodo tetap bersikeras atau ngotot ingin bertemu dengan Megawati dan menawarkan kesempatan untuk bergabung ke koalisi pendukung Prabowo Subianto  maka hal itu sebagai indikator bahwa sesungguhnya Joko Widodo tidak memahami kultur internal PDI Perjuangan, serta tidak mengenal dengan baik bagaimana sesungguhnya sikap politik Megawati sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan selama. 

Dan hal itu menunjukkan bahwa Joko Widodo sebenarnya bukan merupakan kader tulen PDI Perjuangan. Melainkan Joko Widodo juga selama ini hanya menjadikan PDI Perjuangan sebagai kapal tumpangan, sehingga ketika kapal itu sudah mengantarkannya ke tempat tujuan maka dia sedikit pun tidak merasa bersalah, dan menganggapnya wajar-wajar saja.

Karena menganggap PDI Perjuangan hanya sebatas kapal tumpangan maka setelah meninggalkan PDI Perjuangan demi mencalonkan putranya Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden Prabowo Subianto maka dirinya juga merasa layak untuk kembali bertemu dengan Megawati untuk mengajaknya kembali satu barisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun