Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apakah Jokowi sudah Memasuki Fase "Lum Duck" ?

27 November 2022   23:21 Diperbarui: 27 November 2022   23:39 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joko Widodo pada acara Gerakan Nusantara Bersatu di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/11/2022)(KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

Menjelang habis periode kepemimpinanya, atau masuk periode transisi, lajim terjadi pemimpin kehilangan pengaruh. Atau  tidak lagi memiliki power of bargaining, omonganya tidak didengarkan lagi dan perintahnya tidak dijalankan oleh anak buahnya. Sehingga dianologikan bagaikan "Bebek Lumpuh" (Lum Duck), yaitu bagaikan seekor bebek terluka dan tidak mampu merawat dirinya sehingga kehilangan arah tujuan.

Pada abad ke-18 di Inggris, lum duck  merupakan sebuah istilah yang di sematkan kepada pengusaha yang bangkrut karena kondisinya dianggap lumpuh seperti burung buruan yang terluka karena tembakan. 

Penggunaan istilah ini kemudian semakin meluas ke berbagai sektor profesi sehingga lajim disematkan kepada pemegang jabatan penting seperti Eksekutif, Legislatif maupun Pemimpin Organisasi yang memasuki fase menjelang habis masa jabatannya dan mengalami posisi yang semakin memudar pengaruh kepemimpinannya.

Istilah lum duck atau bebek lumpuh baru saja viral di Indonesia lewat Tweet-an Rizal Ramli, dan disampaikan oleh Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief untuk menyoroti acara relawan Nusantara Bersatu di Gelora Bung Karno (GBK).

Andi Arief menyebut pengerahan massa seperti itu pertanda posisi Jokowi kini melemah di mata partai-partai politik, dan tengah berupaya menguatkan posisinya kembali dengan menggelar acara-acara relawan. Dia juga menyebut pasti ada pelibatan logistik dan sumber daya di balik pengerahan massa tersebut.

Sedangkan Rizal Ramli mengatakan, menjelang masa kepemimpinan yang habis, seorang pemimpin biasanya akan menjadi "bebek lumpuh".  Disebut bebek lumpuh lantaran omongannya sudah tidak dianggap dan tidak lagi memiliki wibawa karena perintah tidak dilaksanakan oleh bawahannya.

Tokoh senior DR. Rizal Ramli mengatakan bahwa fenomena ini biasa terjadi di negara-negara barat setiap enam bulan sebelum masa jabatan seorang pemimpin berakhir. Namun demikian, dia merasa heran dengan yang terjadi di tanah air. Sebab Presiden Joko Widodo seolah sudah mengalami fase tersebut, padahal masa jabatannya masih efektif hingga 2 tahun lagi.

Sebenarnya, pertemuan dengan relawan nusantara bersatu bukan merupakan pertemuan pertama dengan relawan yang dilakukan Presiden Jokowi. 28 Agustus 2022 Jokowi beretmu dengan relawan di acara Musyawarah Rakyat (Musra)  Relawan Jokowi di GOR Arcamanik, Bandung, Jawa Barat. Saat itu, Jokowi mengatakan Musra merupakan salah satu instrumen demokrasi yang turut menentukan calon pemimpin bangsa di masa mendatang.

Sebelumnya Jokowi juga bertemu relawan pendukungnya Bravo 5 binaan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dalam Rapimnas Bravo 5 di Hotel Discovery, Ancol, Jakarta Utara itu. Jokowi menyampaikan pesan kepada para relawan agar "ojo kesusu" atau jangan terburu-buru menentukan dukungan untuk calon presiden.

Jumat, 19 Agustus 2022, Jokowi juga bertemu dengan Relawan Plat K di Istana Negara, Jakarta. Ada sekitar 32 orang  hadir mewakili daerah enam Kabupaten di Jawa Tengah, Jepara, Blora, Pati, Grobogan, Rembang, dan Kudus.

Presiden Jokowi yang juga Ketua Dewan Pembina Relawan Pro Jokowi (Projo) hadir dalam rakernas bertajuk Haluan Baru Projo 2024 di kawasan sekitar Borobudur, Jawa Tengah, Sabtu, 21 Mei 2022, dan Presiden Jokowi mengumpulkan sejumlah relawan dan loyalis di Istana Bogor, Jawa Barat pada Jumat, 29 Juli 2022.

Awalnya pertemuan Jokowi dengan para relawan ini dianggap lumrah saja sebagai bentuk meningkatkan silaturahmi, namun pertemuan tersebut jadi buah bibir karena dianggap memiliki "hidden agenda" dan sarat dengan pesan politik.

Dalam pertemuan Relawan Nusantara Bersatu yang menggelar acara di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, pada Sabtu (26/11), Presiden Jokowi menyampaikan ciri-ciri pemimpin yang layak untuk dipilih adalah yang memiliki rambut putih dan kerutan di wajah. Walau tidak menyebut dengan terus terang nama, tetapi ucapan Jokowi ini ditanggapi publik dengan mengasosiakannya dengan Pigur Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah.

Dalam pertemuan di Gelora Bung Karno, Relawan  Nusantara Bersatu melakukan deklarasi, menyatakan untuk manut atau patuh terhadap Jokowi di tahun 2024 mendatang. Deklarasi itu disampaikan perwakilan relawan di atas panggung seraya diikuti oleh ribuan relawan yang hadir di lokasi.

Pada intinya mereka menegaskan, "Maka kami relawan Jokowi berhimpun dalam Gerakan Nusantara Bersatu, bersama Presiden Jokowi kami berkomitmen membentuk barisan kuat, mengawal Indonesia emas 2045, Indonesia yang maju. 2024 Manut Jokowi."

Deklarasi ini akhirnya menimbulkan pertanyaan dan perdebatan karena dianggap mempunyai agenda politik, yaitu seakan memberi syarat bahwa Presiden Jokowi  memiliki agenda tersendiri tentang pigur presiden yang akan didukung, dan relawan diasumsikan melakukan gerakan "Show Force" untuk menunjukkan ke publik bahwa mereka memiliki kekuatan, dan sangat loyal terhadap Presiden Jokowi, dan loyal terhadap calon presiden yang direkomendasikan Presiden Jokowi.

Show Force inilah yang diasumsikan berbagai kalangan sebagai indikator tengah terjadi upaya meningkatkan pengaruh Presiden Joko Widodo dalam konstelasi politik, khususnya upaya memperkuat posisi Presiden dalam kontestasi Pemilihan Presiden 2024. Upaya untuk meningkatkan pengaruh atau bergaining position yang dilakukan Relawan Jokowi diasumsikan bahwa saat ini sebenarnya Presiden Jokowi sedang berada di posisi lemah (lum duck).

Jawabannya hanya Jokowi dan Relawan yang tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun