Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Buku Digital: Peluang Baru Gerakan Literasi bagi Generasi Milenial

23 April 2022   07:02 Diperbarui: 3 September 2022   07:27 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Buku Digital (Foto: Tirto.ID)

Membaca merupakan satu hal yang sangat penting karana dapat membuka cakrawala berpikir, dan memperluas wawasan. Edwin P. Whipple mengatakan bahwa buku adalah mercusuar yang berdiri di tepi samudra waktu yang luas. Mengingat pentingnya budaya membaca yang harus ditanamkan pada diri anak-anak sedini mungkin, maka pemerintah sudah mencanangkan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Namun jika kita mencoba bertanya kepada para siswa pada generasi milenial: lebih memilih membaca buku atau game? Pasti kita akan menemukan banyak di antara mereka yang memilih game daripada buku.

Bagi kebanyakan anak-anak dan remaja, buku hanyalah penunjang mereka mengerjakan tugas dari sekolah. Buku dinilai mahal dan tidak mengasyikan. Mereka lebih relah menghabiskan banyak waktu bahkan mengeluarkan tidak sedikit uang untuk aplikasi game berbayar melalui gadget, dari pada membaca, apalagi membeli buku. Inilah salah satu tantangan dunia digital saat ini. Tantangan ini sebenarnya sekaligus justru menjadi  peluang bagi kita untuk mencari alternatif baru dalam meningkatkan budaya literasi. 

Buku digital bisa menjadi salah satu solusi dalam menumbuhkan minat baca di dunia pendidikan pada khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya. Pada zaman lampau, buku hanya bisa dibaca dalam bentuk lembaran-lembaran kertas yang sudah dicetak. Namun seiring dengan kemajuan teknologi, buku tidak lagi hanya dalam bentuk kertas tapi bisa dalam bentuk digital. Buku tersebut tidak lagi disimpan dalam perpustakaan, tetapi bisa disimpan dalam komputer atau handphone.

Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa ada banyak kelebihan dari buku digital (buku versi mondern) jika dibandingkan dengan buku cetak (buku versi tradisional). Beberapa kelebihan buku digital antara lain adalah sebagai berikut:

1. Lebih praktis dan bisa di bawa ke mana-mana

Tidak seperti buku cetak, buku digital (e-book) lebih praktis karena hanya dengan satu perangkat elektronik (mis. HP), kita bisa membawa ratusan bahkan ribuan buku. Kita bisa membawa ke mana-mana sejumlah besar buku hanya dengan mengisinya di kantong atau dalam genggaman kita.

2. Ramah lingkungan dan lebih murah

Buku cetak memerlukan bahan baku yakni pohon untuk pembuatan kertas berupa pohon. Banyaknya pohon yang ditebang untuk pembuatan kertas, tentunya akan berpengaruh pada kerusakan lingkungan. Buku digital tidak perlu biaya cetak dan tidak perlu dibeli berulang kali seperti buku cetak jika buku tersebut sudah rusak atau hilang.

3. Mudah dalam penelusuran

Buku digital lebih praktis dalam mencari apa yang hendak kita baca. Jika buku cetak yang tertumpuk di perpustakaan, kita mungkin agak kesulitan dalam mencari, namun dalam buku digital, kita bisa melacaknya dalam waktu singkat karena hanya menggunakan menu pencarian (search). 

Bahkan dalam satu buku pun kita bisa mencari isi buku tersebut sesuai tema yang kita inginkan tanpa harus membolah balik kertas seperti halnya buku cetak

4. Mudah dalam pendistribusian dan mudah diakses

Jika kita ingin memiliki buku cetak maka kita harus pergi ke toko buku. Apabila kita ingin membeli buku di luar kota maka kita harus menunggu beberapa lama karena pendistribusiannya memerlukan waktu. 

Kalau kita ingin mendapatkan buku tersebut di perpustakaan, kita harus berangkat dari ke perpustakaan. Namun kalau kita ingin memiliki buku digital, kita bisa mendapatkannya dari tempat duduk kita. 

Dalam situasi pandemi covid-19, dimana fasilitas publik belum bisa dibuka atau dibatasi, kita tidak perlu khawatir karena kita bisa mendapatkan banyak buku hanya dari tempat tinggal kita masing-masing.

5. Mengalihkan penggunaan gadged

Anak yang sering menggunakan gadged untuk game atau keperluan lainnya akan berkurang, jika gadged tersubut digunakan untuk membaca. Supaya dapat mendukung hal tersebut maka buku digital pun tentunya harus dibuat sedemikian rupa sehingga bisa membuat anak-anak tertarik untuk membaca dan tidak beralih pada konten lainnya. 

Meskipun ada banyak kelebihan dari buku digital, namun tentunya buku digital pun memiliki kekurangan jika dibandingkan dengan buku cetak. Kekurangannya antara lain, pertama-tama harus memiliki jaringan internet yang baik dan tidak bisa menjangkau tempat-tempat terpelosok sebagaimana halnya dengan buku cetak. Selain itu, apabila terlalu lama menarap monitor atau layar digital, akan berpengaruh pada kesehatan mata. Tentu masih ada beberapa kekurangan lainnya. Terlepas dari kekurangan yang ada, buku digital bisa menjadi solusi alternatif untuk mengembangkan budaya literasi bagi anak-anak yang hidup pada zaman digital ini. Perkembangan teknologi hendaknya menjadi peluang untuk meningkatkan budaya literasi anak dan masyarakat pada umumnya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun