Mohon tunggu...
KIKI Andrianto
KIKI Andrianto Mohon Tunggu... lainnya -

Riang, Gembira dan Ramah adalah sama pentingnya seperti Bernafas.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hidup Berpola

14 Agustus 2011   01:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:48 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Betapa bahagianya hidup

Bila kita tidak harus merasa

Apa gunanya senang bila kelak akan merasa sedih

APa artinya bahagia bila satu kebahagiaan dari orang lain

Berarti ada satu orang lain yang merasa kesedihan

Tahan susahmu, tahan dukamu

Tahan senangmu, tahan sukamu

Hidup cuma permainan pikiran

Yang menguasai aturannya akan menang

Dan untuk paham aturannya cuma satu yang bisa dilakukan

Bertahan hidup

Tidak ada yang tahu, tidak ada yang paham

Apa di belakang semua ini

Maka, jadilah berani

Ceritakan saja

Dan bila mereka mencemoohmu, tunjukkan pada mereka kuasamu

Hidup ini berpola

CUma pola matematika sederhana dari banyak variabel yang merujuk pada sebab akibat

Cuma satu jalan, berjuang untuk menang, apapun pengorbananmu

Bila jalanmu telah dipilih, baik kamu memilih atau terpilih

Pahami, tidak ada seorangpun yang dapat merubah masa lalu

Hitung semua dengan rasio

Rasio

Rasio

Sekali lagi rasio

Pertimbangkan semuanya, dengarlah pengalaman orang lain

Engkau tidak harus merasakan kesusahan orang lain, melainkan kesenangan,

Engkau bisa senang tanpa melewati kesusahan bila engkau pelajari

Sebab akibat

Dari kesusahan dan kesenangan orang lain

Bila hidupmu masih terasa tidak berhasil, maka hidupmu cuma memberitahukan

Cara yang engkau pilih perlu diperbaiki

Itu saja

Masa lalu tidak benar-benar berlalu, dia hidup di masa sekarang dan muncul kembali

Di masa depan

Susah, senang, suka, duka, sakit, perih, hanya ada di kepalamu

Karena tidak hadir di dunia ini

Karena mereka tidak peduli apa yang terasa

Semua sudah hidup dalam hidupnya sendiri

Belajarlah dari pengalaman

Hiduplah dari keringat, darah dan pusingmu

Habiskan tangismu karena akupun merasakan tangismu

Tapi, tangis hanya pembuka jalan untuk bertemu seorang teman

Yang ada dalam dirimu sendiri

Tidakkah terlihat olehmu betapa anggunnya dia yang ada di dalam hatimu

Tidakkah kamu kagum padanya yang telah melewati banyak kesulitan tapi tetap bertahan

Tidakkah kamu kagum padanya yang telah meraih banyak keberhasilan dalam keterbatasannya

Maka, banggalah atas dirimu sendiri karena ia telah memilihmu jadi temannya

Ia memilih hanya bersemayam pada hatimu

Dia dirimu sendiri

Kesendirian adalah hal yang paling menakutkan

Tapi, biasakanlah hidup dengan itu

Untuk alasan-alasan sederhana

Keluargamu kelak adalah tempat terakhir yang kamu tuju di sela-sela kesibukanmu

Teman-temanmu akan memilih jalan yang berbeda dari apa yang kamu pilih

Dan kamu, tetap kamu dengan berbagai problematikanya

Teguhkan niatmu

Teguhkan pikiranmu

Tetapkan tujuanmu

Hiduplah dalam impianmu

Apakah kamu percaya chemistry?

Aku merasakannya padamu

Bila tidak, kenapa aku tidak bisa tidur selama berbulan-bulan ini

Bila tidak, kenapa jantungku berdebar dan kepalaku tidak pernah lepas dari mengingatmu

Namun, aku telah belajar dari pengalaman

Bila aku jatuh cinta pada pandangan pertama, aku tidak dapat memiliki

Karena aku akan jadi salah tingkah, dan pastilah terlihat memalukan

Andai kubisa memilikimu karena kutahu seseorang yang beruntung telah memilikimu

Aku cuma ingin bertanya

Dan kumohon jawab saja dengan jujur

Apakah kamu merasakan apa yang kurasakan?

Sebenarnya aku ingin mengenalmu lebih dekat

Lebih lama di sampingmu

Jadi, tolonglah aku

Simpan saja kekagumanku, rahasiakan hanya untukmu

Semuanya akan surut

Berlalu seperti malam mengganti siang dan siang mengganti malam

Besar harapanku

Jangan karena tulisan ini, kamu memusuhiku

Karena dalam hidup ini, cuma satu yang kupunyai untuk kubanggakan, keterusteranganku

Nath, terasakah yang kurasakan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun