Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Discovery Learning" Memberi Keuntungan Siswa dalam SMPTN

16 November 2018   23:33 Diperbarui: 16 November 2018   23:58 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sejauh pengalaman penulis yang telah puluhan tahun menjadi tutor di berbagai bimbingan belajar, secara umum ada dua kelompok bimbel dalam upaya dapat meloloskan peserta bimbelnya diterima di Perguruan Tinggi Negeri dengan memperoleh nilai tinggi dalam test seleksinya.

Pertama, kelompok yang sangat menekankan kemampuan penguasaan konsep bagi para peserta bimbelnya. Alasan utam kelompok ini adalah, dengan menguasai konsep, soalnya bagaimanapun akan dapat diselesaikan. Sedang kelompok yang ke dua, menekankan pada penguasaan soal-soal dengan penyelesaian secepat mungkin, dengan jalan banyak memberikan latihan soal (drill) dari soal-soal yang pernah ada bahkan sejak era SKALU (sebelum tahun 80-an). yag memang faktanya soal-soal itu seakan memiliki siklus untuk keluar kembali. 

Dengan bobot nilai yang sama, maka baik kelompok pertama maupun ke dua sangat menekankan atau berstrategy untuk menyelesaikan soal-soal yang mudah, termasuk dengan konsep yang mudah pula. Akan tetapi, dengan berubahnya sistem peniilaian, dimana ada pembobotan, yang paralel dengan  tingkat kesuliatan soal, Maka sangat beresiko akan memperoleh nilai total yang rendah jika seorang peserta hanya menguasai soal-soal yang mudah dalam artian tingkat kesulitannya rendah. 

Salah satu cara agar calon mahasiswa memiliki kemampuan penalaran tinggi, berfikir kreatif, dan memberikan problem solving dari soal yang sulit adalah dengan membiasakan siswa belajar melalui model pembelajaran discovery learning.

Secara sederhana discovery learning adalah teori pembelajaran konstruktif berbasis inkuiri yang terjadi dalam situasi pemecahan masalah di mana pembelajar mengacu pada pengalaman masa lalunya sendiri dan pengetahuan yang ada untuk menemukan fakta dan hubunganya dengan kebenaran baru yang harus dipelajari. 

Sebagai sebuah proses pembelajaran, Discovery Learning merupakan  proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi.

Discovery learning memiliki tiga hal utama yaitu: (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.  Blake dkk membahas tentang filsafat penemuan yang dipublikasikan oleh Whewell. Whewell mengajukan model penemuan dengan tiga tahap, yaitu: (1) mengklarifikasi; (2) menarik kesimpulan secara induksi; (3) pembuktian kebenaran (verifikasi).

Dengan ciri pembelajaran yang disebutkan pada bagian terdahulu, maka Discovery Learning memberikan beberapa keuntungan diantaranya  (1) pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat; (2) hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil lainnya; (3) secara menyeluruh belajar discovery meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas. Secara khusus discovery learning melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.

Kemampuan penalaran yang tinggi , berfikir bebas dan keterampilan problem solving, sebagai hasil dari discovery learning adalah syarat untuk dapat menyelesaikan soal High Orde Thinking (HOT) dimana pada sistem penilan baru pada SBMPTN memiliki bobot tinggi. Artinya calon mahasiswa yang telah dibiasakan dalam pembelajaran dengan discovery learning, akan memiliki kans lebih baik untuk mendapatkan  nilai tinggi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun