Andai saja Pak Prabowo atau Pak Sandiaga beserta timnya menonton pertandingan liga Champions malam tadi dan malam sebelumnya, bisa saja keduanya menang jika menggunakan trik yang jitu. Bahwa Ajax menang memanfaatkan kelemahan lini belakang Real Madrid yang keropos dengan ketiadaan sang pemain bertahan mereka, Sergio Ramos.Â
Begitu juga dengan Manchester United yang dengan pemain lapis dua saja, tetapi memanfaatkan kecepatan yang dimiliki Romelu Lukaku dan Markus Rashford menghancurkan pertahanan PSG.
Bisa saja Pak Prabowo dan Pak Sandiaga memanfaatkan celah seperti misalnya mengusung kebijakan-kebijakan yang lebih baik dari pada kebijakan Pak Jokowi-Ma'ruf ataupun menunjukan data (yang tentu saja harus akurat dan terpercaya) kegagalan presiden Jokowi selama menjabat di periode sebelumnya.Â
Itu yang jauh lebih penting dibandingkan terus mengkritisi kebijakan pak Jokowi tanpa solusi konkrit atau memainkan isu-isu yang menuai polemik.
Pak Prabowo dan Pak Sandiaga (beserta tim pemenangnya), seharusnya belajar dari bagaimana sepakbola mengalahkan lawan dengan sportivitas.
Begitupun dengan Pak Jokowi-Ma'ruf, belajarlah dari kesalahan yang dilakukan oleh Real Madrid dan PSG. Satu pelanggaran bisa saja memengaruhi hasil pertarungan. Tak terlepas dari itu, bertarunglah secara sehat dan cerdas. Indonesia, butuh pemimpin yang patut dicontoh dan mampu membawa negeri ini menjadi lebih baik. Kebijakan diatas kertas yang dibicarakan tak ada artinya jika praktik politik yang dijalankan kotor dan penuh kecurangan.
Salam demokrasi! Salam cerdas berpolitik!