Di tengah perkembangan teknologi dan komunikasi digital yang serba cepat, manusia bahkan sering merasa semakin terpisah satu sama lain. Hubungan sosial yang dulunya hangat dan penuh interaksi langsung kini sering digantikan oleh pesan singkat dan emoji. Dalam kondisi seperti ini, empati, yaitu kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain telah menjadi nilai yang semakin penting dan dibutuhkan.
Menurut penelitian Darmiyati Zuchdi dalam “Empati dan Keterampilan Sosial”, empati merupakan kemampuan sosial yang memungkinkan seseorang untuk memahami perasaan orang lain secara mendalam. Individu yang memiliki empati tinggi dapat membangun hubungan interpersonal yang lebih sehat karena mereka mampu “memanusiakan” orang lain dalam interaksi sosial.
Hal ini penting dalam dunia kerja maupun pendidikan, karena empati mendorong motivasi, kolaborasi, dan rasa saling menghargai di antara individu. Orang yang merasa diperhatikan dan dihargai cenderung bekerja lebih baik dan lebih terbuka terhadap kerja sama tim (Zuchdi, 2017; jurnal.uny.ac.id).
Empati tidak hanya berperan dalam hubungan sosial, tetapi juga dalam capaian belajar dan perkembangan konstruktif individu. Penelitian menunjukkan bahwa empati membantu siswa lebih memahami perspektif orang lain, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan sikap toleran. Dalam konteks pendidikan, empati juga membantu guru memahami kebutuhan emosional siswa, yang berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran (jurnal.uny.ac.id).
Hubungan sosial di era digital sering kali bersifat dangkal karena minimnya kontak emosional langsung. Akibatnya, komunikasi dapat menjadi kering dan mudah menimbulkan kesalahpahaman. Di sinilah empati berperan penting sebagai jembatan emosional yang memperkuat rasa keterhubungan antar manusia. Dengan empati, seseorang dapat menahan diri untuk tidak menghakimi, lebih memahami sudut pandang orang lain, dan menjaga interaksi tetap sehat meski dilakukan secara daring (halodoc.com).
Selama masa pandemi COVID-19, empati menjadi fondasi penting dalam menghadapi tekanan sosial dan psikologis. Banyak orang mengalami kehilangan, kesepian, dan stres berkepanjangan. Dalam situasi ini, empati membantu menumbuhkan kesadaran diri dan keterampilan interpersonal, seperti saling mendukung dan memahami kondisi orang lain. Dengan berempati, masyarakat mampu bertahan secara emosional dan saling menguatkan di tengah krisis global (rs-amino.jatengprov.go.id).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI