Mohon tunggu...
Darnita Harefa
Darnita Harefa Mohon Tunggu... Mahasiswa

Kata demi kata adalah jendela menuju pikiran. Menulis bukan karena tahu segalanya, tapi karena ingin memahami lebih banyak.

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Setiap Orang Punya Masalah, Tapi Tidak Semua Orang Memiliki Tempat Untuk Pulih

9 Juli 2025   19:44 Diperbarui: 9 Juli 2025   19:44 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Seorang Wanita Kesepian Sedang Berjalan Sendiri (Sumber:A_Wandering_Pear/Pixabay)

Kita hidup di generasi di mana setiap orang tampaknya memiliki "rumah", tetapi kenyataannya: tidak seorang pun memilikinya.

Di dunia yang semakin terhubung secara digital, ini tidak berarti kita lebih terhubung secara emosional. Di balik senyum yang ditampilkan di media sosial, banyak manusia menyimpan luka dan masalah yang tidak dipublikasikan. Mereka tampak kuat, tetapi sebenarnya rapuh. 

"Rumah" bukanlah rumah fisik. Itu adalah gambaran kehangatan, penerimaan, dan keamanan emosional. Sayangnya, banyak manusia merasa terasing dari rumah mereka sendiri, atau mungkin tidak memiliki siapa pun untuk kembali. 

Di sinilah kesenjangan emosional dalam masyarakat muncul masalahnya bukan hanya tentang hidup, tetapi juga tentang di mana kita dapat bersantai tanpa dihakimi.

Fakta Sosial dan Sejarah

Menurut statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah manusia yang tinggal sendiri (tua dan dewasa muda) telah meningkat sebesar 18% dalam dekade terakhir. 

Sebuah dokumen WHO tahun 2023 juga menyatakan bahwa kesepian telah menjadi epidemi global yang memengaruhi kesehatan mental dan fisik. 

Bahkan di Jepang, fenomena "hikikomori" orang-orang yang mengisolasi diri dari dunia luar karena tekanan dan isolasi hidup menunjukkan bahwa kini tidak ada lagi orang yang memiliki ruang sosial untuk kembali.

Di dunia yang semakin terhubung secara digital, ini tidak berarti kita lebih terhubung secara emosional. Di balik senyum yang ditampilkan di media sosial, banyak orang menyimpan luka dan masalah pribadi. 

Mereka tampak kuat, tetapi sebenarnya rapuh. Kita hidup di era di mana setiap orang tampaknya memiliki "rumah", tetapi kenyataannya: tidak semua orang benar-benar memilikinya.

"Rumah" bukanlah rumah fisik. Rumah adalah gambaran kehangatan, penerimaan, dan keamanan emosional. Sayangnya, banyak orang merasa terasing dari rumah mereka sendiri, atau mungkin tidak memiliki seseorang untuk kembali. 

Di sinilah kesenjangan emosional dalam masyarakat muncul masalahnya bukan hanya tentang hidup, tetapi juga tentang di mana kita dapat bersantai tanpa dihakimi.

Kasus Nyata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun