Mohon tunggu...
Darmin Hasirun
Darmin Hasirun Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis Agar Menjaga Nalar Sehat

Saya hobi menulis, menganalisis, membaca, dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gibran dan Kaesang Pecahkan Rekor

18 November 2023   07:06 Diperbarui: 18 November 2023   08:29 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendapatkan pekerjaan dan kedudukan mentereng di Indonesia sangatlah susah apalagi menjadi Ketua Partai dan calon Wakil Presiden karena butuh waktu cukup lama untuk berproses dengan berbagai tantangan, dan dinamika yang berat. Berbeda halnya dengan sosok Gibran dan Kaesang Pangarep yang notabene sebagai anak kandung Jokowi, Presiden RI. Karir mereka terbilang sangat cepat melejit ke atas menduduki jabatan prestise layaknya naik pesawat hanya butuh waktu singkat sudah tiba pada tujuan.

Di dalam sejarah politik Indonesia baru terjadi pemecahan rekor karir tercepat di Indonesia tahun 2023 melebihi anak crazy rich, Gibran dengan mudahnya mendapatkan kado spesial mendapatkan posisi calon wakil presiden tahun 2024, sedangkan Kaesang dinobatkan sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), kedua tokoh muda ini dianggap aji mumpung karena jabatan ayahnya sebagai orang nomor 1 di Republik Indonesia.

Memang Kaesang bukanlah ketua Parpol termuda dalam politik Indonesia karena masih ada Soekarno yang pernah menjabat Ketua Umum Partai Nasional Indonesia (PNI) saat berumur 26 tahun. Bedanya Soekarno sudah mengenal politik di usia 25 tahun pasca lulus dari Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB), beliau banyak memperdalam ilmu politik dengan bergaul bersama tokoh-tokoh politik berpengaruh yang tergabung dalam National Indische Partij, sedangkan Kaesang hanyalah seorang pegiat media sosial lelucon, dan bisnis barang yang jauh dari praktek politik pemerintahan.

Memang aneh tapi nyata, Gibran yang berumur baru 34 tahun sudah menjabat sebagai Wali Kota Surakarta dan diusia 36 tahun sudah berhasil terdaftar resmi sebagai calon wakil presiden tahun 2024 meskipun harus mengorbankan karir sang paman, Anwar Usman diberhentikan dari jabatan Ketua Mahkamah Konstitusi karena terbukti dan sah dalam sidang MKMK menyatakan melanggar kode etik hakim. Begitu pula dengan Kaesang Pangarep yang tidak mempunyai pengalaman dan ilmu dalam bidang politik pemerintahan serta tanpa melewati proses kaderisasi partai tiba-tiba diangkat menjadi Ketua Umum PSI menggantikan Giring Ganesha.

Diduga kuat fenomena meroketnya karir kedua anak muda ini karena ambisi mempertahankan kekuasaan Jokowi di pemerintahan Indonesia, gagalnya isu Jokowi 3 periode membuat khawatir proyek-proyek besar yan sudah dan akan dibangun mangkrak ditengah jalan seperti pembangunan megah proyek Ibu Kota Negara (IKN), proyek kereta cepat Indonesia-China (KCIC), pembangunan MRT Fase-2, pembangunan LRT, dan berbagai pembangunan infrastruktur lainnya di seluruh wilayah NKRI,  disisi lain ternyata menjadi pejabat dan petinggi partai sangatlah menggiurkan dan menggoda iman apalagi sudah ada iming-iming pendapatan, kedudukan, dan fasilitas yang istimewa apapun dilakukan meskipun umur mereka masih sangat muda tetapi dipaksa bermain dadu politik guna menjaga kekuasaan tetap dalam lingkaran keluarga.

Satu sisi Gibran dan Kaesang menjadi inspirasi bagi anak muda bahwa di usia muda bisa mendapatkan karir yang sangat tinggi dengan mudah, tetapi disisi lain membuka peluang terjadi penyalahgunaan kekuasaan demi kepentingan nepotisme. Nepotisme merupakan paham yang memetingkan keluarga atau sanak saudaranya memegang kekuasaan terutama dalam pemerintahan.

Pro kontra yang melahirkan berdebatan dari berbagai kalangan bermunculan, bahkan para pakar hukum dan politik dibuat kebingungan oleh pola karir yang mereka gunakan, tidak pernah terpikirkan Gibran dan Kaesang akan membuat kehebohan di negeri ini karena sebelumnya mereka mengaku tidak tertarik di dalam dunia politik, tidak mengikuti karir ayahnya dan lebih mengambil profesi sebagai pengusaha, youtuber atau usaha lain diluar politik pemerintahan tetapi seiring berjalannya waktu ternyata mereka mengubah pendiriannya dengan masuk bertarung penuh dalam kanca politik nasional.

Banyak pihak yang menyayangkan sikap mereka tidak melalui proses pembinaan diri dalam pertarungan politik yang matang lalu dipaksa melompat menaiki tangga tertinggi demi mendapatkan jabatan wakil presiden dan ketua umum partai politik, padahal dibalik jabatan besar ada amanah yang harus dipikul terhadap berbagai masalah negara yang memiliki penduduk lebih dari 260 juta jiwa harus diurus dengan berbagai problem rumit dan kompleks, sumber daya alam yang sangat melimpah dari Sabang sampai Merauke, dari laut sampai darat penuh kandungan sangat berharga bagi masa depan bangsa, belum lagi mengurus hubungan dunia internasional yang sekarang ini masih mengalami guncangan konflik, resesi ekonomi, penyebaran penyakit mematikan dan lain-lain.

Terlepas dari berbagai kontroversi dari sosok Gibran dan Kaesang tetapi sebagai negara yang menjunjung demokrasi semuanya kembali lagi pada penilaian dan pilihan rakyat sebagai pemberi mandat tertinggi, jika Gibran berhasil meraih simpati masyarakat bersama Prabowo berarti amanah rakyat wajib dijaga dan kepentingan rakyat harus diutamakan di atas kepentingan pribadi maupun golongan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun