Mohon tunggu...
Darmawan bin Daskim
Darmawan bin Daskim Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang petualang mutasi

Pegawai negeri normal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengapa Selalu Menjadi Pilihan Terakhirku?

3 Oktober 2022   15:41 Diperbarui: 3 Oktober 2022   15:45 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jam terbang dikurangi 5, itulah waktunya mesti meninggalkan rumah beserta isinya, istri dan anak-anak.

Nama sopir ojek sudah muncul di aplikasi, saatnya berdiri manis di depan rumah, menantikan kehadirannya untuk dimintakan jasanya mengantar ke terminal bus.

Satu menit sebelum kedatangan dia yang namanya ada di aplikasi, masuk pesan singkat dari maskapai, "Waktu penerbangan Anda dialihkan menjadi 4 jam lebih lambat dari jadwal semula." Keputusan harus diambil cepat, "Batalkan pemesanan ojek atau tetap." Enggan mengulang drama momen peluk pamit dengan istri dan anak-anak menjadi dorongan kuat untuk tetap berangkat saat itu juga.

Tidak sampai 30 menit, sampai juga di terminal bus. Tidak sampai 5 menit semenjak beli tiket dan memilih bangku, bus pun melaju ke bandara. Sembilan puluh menit, durasi perjalanan dari pinggiran Jakarta ke bandara Soekarno Hatta.

Jadwal terbang 4 jam lebih lambat dari jadwal semula, berarti ada tambahan waktu 4 jam dari 2 jam yang biasanya terpakai untuk jamak qashar dan menyeruput kopi di bandara.

Daya baterai HP tidak lebih dari 50%. Memutar youtube tentunya bukan pilihan yang bijak demi mengirit baterai. Mencari artikel menarik untuk dibaca menjadi pilihan yang dirasa tepat dan bijak. Belasan, bahkan puluhan artikel terbuka di layar HP, dalam satu momen menanti jadwal terbang. Sesuatu yang tidak biasa dan ringan untuk dilakukan manakala menemui waktu luang lainnya di luar bandara.

Tidak berhenti sampai puluhan artikel yang dibuka, tulisan 'melantur' ini pun akhirnya muncul di sela-sela penantian panjang yang sering terinterupsi oleh hilir mudiknya para calon penumpang.

"Mengapa membaca dan menulis selalu menjadi pilihan terakhirku selama ini?" perenungan yang pantas untuk terus direnungkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun