Mohon tunggu...
Jemmi Saputera
Jemmi Saputera Mohon Tunggu... Jurnalis - Pekejaan Jurnalis, Tamatan S1 Komunikasi STISIPOL Candradimuka Palembang

Wartawan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jiwa Pers adalah Visioner, Bukan Imajiner

13 Januari 2022   13:21 Diperbarui: 13 Januari 2022   13:33 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jemmy Saputera, Penulis dan jurnalis di Palembang/dokpri

Setiap organisasi perusahaan pers, selalu memiliki kareteristik segmentasi masing-masing. Mau mengarah kepada bisniskah ,pendidikan,kesehatan, ekonomi atau dakwah (media islam) semua itu pasti membutuhkan proses pencapaian yang sering disebut dengan proyeksi dan Budgeting (laporan berita yang di proyeksi sebelumnya).

Untuk mencapai karekteristik segmentasi itu seperti yang diharapkan perusahaan, Saya kira kerja tim, yang terdiri dari pemimpin redaksi, pemimpin perusahaan, karyawan di semua divisi termasuk pencari iklan dan wartawan hendaknya turut memikirkan arah visi dan misi yang jelas, serta dilaksanakan secara konsisten. Sehingga dengan begitu, pencapaian kemajuan organisasi perusahaan pers akan sehat dan kuat.

Saya rasa perusahaan pers yang maju adalah mereka yang bersama-sama menginginkan kemajuan dan bukan imajiner. Sebab suatu organisasi yang memiliki mental imajiner selalu berada diantara ada dan tiada. Bagaimana suatu organisasi pers akan tumbuh jika mental orang-orang didalamnya berkarakter seperti itu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata imajiner adalah hanya terdapat dalam angan-angan (bukan yang sebenarnya). Imajiner yang Saya maksud adalah, karekter setiap individu yang bekerja dalam satu organisasi pers. Untuk fokus terhadap tanggung jawab masing-masing sebagai bagian dari tim saja kita tak mampu apalagi menteladani empat contoh sifat Rasulullah SAW yang telah dijelaskan diatas,

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi." Ada seorang sahabat bertanya; 'bagaimana maksud amanat disia-siakan? ' Nabi menjawab; "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu." (BUKHARI -- 6015)

Menukil hadist ini, penting kiranya bagi kita untuk mentelaah kembali dan menyaring setiap karakter-karakter individu  yang berada dalam pusaran organisasi yang berintegritas ini. Jangan sampai kapal yang sejatinya kuat mengarungi badai justru hancur lebur sebelum berlayar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun