Satu hal yang unik di Indonesia adalah keberagaman nilai---baik budaya maupun agama---yang membentuk cara pandang masyarakat terhadap isu-isu medis. Misalnya, dalam budaya Jawa, ada konsep "ikhlas" dan "nrimo" yang kadang bertabrakan dengan prinsip otonomi pasien modern. Maka bioetika di Indonesia harus mempertimbangkan konteks lokal: tidak bisa menyalin mentah-mentah dari Barat.
Kemajuan teknologi reproduksi seperti fertilisasi in vitro (IVF), donor sperma, dan surrogate mother (ibu pengganti) juga membawa dilema etis. Misalnya:
- Apakah anak hasil bayi tabung memiliki status hukum yang sama?
- Bagaimana bila donor sperma dilakukan tanpa diketahui pasangan sah?
- Siapa yang menjadi ibu sah: yang melahirkan atau yang menyumbang sel telur?
Bioetika modern umumnya merujuk pada empat prinsip utama:
1. Otonomi -- Menghormati hak individu untuk memilih.
2. Beneficence -- Mendorong tindakan demi kebaikan pasien.
3. Non-maleficence -- Menghindari tindakan yang membahayakan.
4. Keadilan -- Membagi sumber daya dan layanan kesehatan secara adil.
Di masa depan, kita akan menghadapi isu-isu baru seperti: