Mohon tunggu...
Danu AbianLatif
Danu AbianLatif Mohon Tunggu... Politisi - Pekerjaan sebagai kuli orang

Hidup sederhana tapi menjalaninya tidak sesederhana itu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pilpres 2024 Dan Bonus Demografi

17 Desember 2023   17:44 Diperbarui: 17 Desember 2023   18:24 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pilpres 2024 bekaitan erat dengan bonus demografi yang di gadang-gadang dari bonus demografi tersebut negara kita akan mengalami perkembangan yang pesat dengan sebutan identik kita dengar  Indonesia emas 2045, hal ini tidak dapat dipisahkan antara produk hasil pilpres dalam menjawab tantangan bonus demografi, Pembahasan Indonesia 2045 mungkin bagi kita sudah tak asing lagi terdengar di telinga kita, pada Tahun 2045 merupakan momentum bersejarah, karena Indonesia genap berusia 100 tahun atau satu abad Indonesia. 

Hal ini yang menjadi salah satu alasan munculnya ide, wacana, dan gagasan Generasi Emas 2045. Indonesia 2045 masih 23 tahun lagi. Namun, pada dasarnya bibit-bibit unggul sudah ada dari sekarang. Anak-anak kecil sudah banyak berada di sekeliling kita. Merekalah yang akan memimpin bangsa ini di tahun 2045 kelak. Di tangan mereka yang masih anak-anak inilah, masa depan dan nasib bangsa ini dipertaruhkan. Pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun).

Korelasi Pilpres 2024 dengan perwujudan Indonesia emas 2045 adalah produk pilpres  nantinya akan menjadi pemangku kebijakan tertinggi di Indonesia segala kebijakan yang akan di ambil oleh presiden berpengaruh besar dalam 2045 Indonesia emas terwujud atau tidak. Presiden kita sekarang pak Jokowi sudah membuktikan kinerjanya dengan secara maksimal di tengah krisis dan Resesi yang melanda dunia saat ini perekonomian Indonesia saat ini justru masih bisa tumbuh dengan baik, bahkan Saat ini Indonesia disebut sebagai titik terang di tengah kesuraman ekonomi Dunia. Ini akan menjadi tantangan bagi presiden selanjutnya apakah mampu untuk mengambil tongkat estafet kepemimpinan dari Presiden Jokowi dan membawa Indonesia ini lebih baik lagi atau malah sebaliknya Presiden selanjutnya mengalami turbulensi politik yang dapat di pastikan Indonesia emas 2045 tidak akan terwujud.

Dapat kita fahamin bahwasanya presiden selanjutnya pengganti presiden Jokowi akan menjadi penentu dalam terwujud atau tidaknya Indonesia emas 2045 nantinya, jadi dalam hal ini yang harus kita ketahui untuk catatan yang harus di lakukan presiden yang terpilih di 2024 adalah mampu mengoptimalkan dan membuat kebijakan yang sesuai untuk menjadi rute pematangan sumberdaya masyarakat Indonesianya, sumber daya manusia yang bagus dijuluki generasi emas saat penduduk Indonesia didominasi oleh Gen z dan milenial di mana 70% penduduk Indonesia berusia produktif yaitu dari umur 15-64 tahun sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif atau usia di bawah 14 tahun dan di atas 65 tahun di mana jumlah masyarakat berusia produktif itu jauh lebih banyak dibandingkan yang tidak produktif.

Tentunya dalam mewujudkan Indonesia emas tidaklah mudah, tapi itu harus dilakukan dimana kita tidak ingin seperti Negara Berazil dan Afrika Selatan yang tidak mampu mengelola secara baik bonus demografi yang mereka dapatkan, karena pemerintah di sana abai mendorong kemajuan anak-anak mudanya sebelum memasuki masa bonus demografi. Bayangkan 53% milenial Afrika Selatan menganggur karena tidak disiapkan pemerintahnya. Apa yang tidak disiapkan? Pekerjaannya tidak disiapkan, anak-anaknya tidak disiapkan dalam mengambil subangsi untuk berperan.

Jadi maka dari pada itu presiden 2024 nantinya akan menjadi penentu dalam proses keberhasilan bonus demografi dalam mewujudkan Indonesia emas 2045, tentunya presiden selanjutnya harus peka dalam mengelola sumberdaya manusianya menjadikan objek dalam mengembangkan diri mereka dan menjadi subjek dalam peran mewujudkan Indonesia emas nantinya, hal ini harus di singkronisasikan berkaca dari kegagalan Negara Afrika permasalahan utama terkait tingginya angka pengangguran.

Terjadi diskoneksi antara tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang tidak bisa diimbangi oleh tingkat pertumbuhan lapangan pekerjaan. Mismatch yang ada disebabkan karena kualitas pendidikan yang kurang baik dan kegagalan pemerintah merumuskan antara kurikulum pendidikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Hal ini jelas mengindikasikan belum adanya link and match antara skill yang dihasilkan dengan skill yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Maka dari pada itu Presiden 2024 harus lebih peka lagi dalam merevisi kurikulum pendidikan agar generasi kedepanya mendapatkan skill dalam industri pekerjaan yang dibutuhkan kedepannya.

Ini juga menjadi momentum bagi Bacapres yang akan maju dalam pilpres 2024 nantinya, coba mengganti politik black campaign yang saling menjatuhkan harkat martabat satu dengan yang lain, mulailah dengan politik yang positif dengan memprogram daya jual dengan mengangkat isu bonus demografi, coba tawarkan visi dan misi apa yang akan di bawa kedepannya dalam mengelola bonus demografi ini, sehingga Indonesia emas benar-benar dapat terwujud, sehingga ide gagasan ini juga membawa citra baik ke publik kita, masyarakat juga akan mulai berargumen positif dalam menawarkan jagoan mereka dalam pilpres 2024 nantinya.

Produk dari pilpres 2024 akan menjadi penentu terwujudnya Indonesia emas, dalam hal ini mampukah presiden terpilih nantinya dapat memanfaatkan sebaik-baiknya bonus demografi ini, pada akhirnya bonus demografi yang ada saat ini sebaiknya jangan terlalu dimaknai secara harfiah, seakan-akan "bonus" yang didapat adalah sesuatu yang pasti. Karena sejatinya yang kita miliki pada saat ini adalah "peluang" atau "momentum demografi". Saya berharap produk hasil pilpres 2024 nantinya tidak gagal mengkapitalisasi "momentum" yang ada, sehingga bonus demografi ini dapat digunakan dalam mewujudkan Indonesia emas 2045.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun