Mohon tunggu...
Danny Halim
Danny Halim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta Prodi Ilmu Komunikasi

Always Learn Something New

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tanpa Basa-basi, Konflik Dunia Kesehatan Terpecahkan

4 Desember 2020   21:09 Diperbarui: 4 Desember 2020   21:09 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu sudah biasa dengan suatu hal yang disebut dengan konflik. Hal ini dikarenakan manusia satu dengan manusia lainnya memiliki perbedaan latar belakang. Meskipun begitu, manusia akan terus hidup berkelompok dikarenakan hakikatnya yaitu makhluk sosial. Topik kali ini adalah penanganan konflik dalam konteks dunia kesehatan. Dalam dunia kesehatan, konflik sering terjadi antara dokter dengan pasien karena ketidakcocokan sikap dan tingkah laku. Satu sisi, dokter berperilaku sombong dan berbicara terlalu datar tentu akan menyinggung perasaan dari pasien. Tujuan utama dari pasien adalah menginginkan pelayanan yang ramah dan bermutu. Selain itu, masih banyak penyebab terjadinya konflik antara dokter dengan pasien. Oleh karena itu, terdapat beberapa tips yang dapat digunakan untuk menangani konflik antara dokter dengan pasien (Samovar, Porter, & McDaniel, 2014, h. 382):

  1.  Menghindar
    Dalam konteks dunia kesehatan, antara dokter dengan pasien tentu memiliki perbedaan tingkatan dimana dokter memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari pasien, dikarenakan dalam hal ini pasien yang membutuhkan dokter. Oleh sebab itu, konflik selalu muncul dari sisi pasien terhadap pihak dokter. Dengan demikian, tips pertama dalam menangani konflik tersebut adalah pasien lebih baik menghindar dengan cara memendam di dalam dirinya. Alasannya adalah pasien posisinya memerlukan dokter dan mereka juga jarang bertemu satu sama lainnya, bahkan dalam kurun waktu yang lama untuk bertemu lagi. Selain itu, pihak yang akan dirugikan dari konflik tersebut adalah pihak pasien.
  2. Akomodasi
    Tips kedua adalah akomodasi dimana seseorang yang ingin menghindari sebuah konflik dengan cara menyenangkan perasaan orang lain. Hal ini dapat disama artikan dengan pengorbanan diri. Dalam konteks konflik antara dokter dengan pasien, akomodasi dapat digunakan oleh pihak pasien karena mereka yang membutuhkan dokter. Pengorbanan ini dapat direpresentasikan dengan cara mencoba mencairkan suasana dan menganggap semuanya seperti baik-baik saja. Maksud dari menganggap semuanya seperti baik-baik saja adalah pasien seolah-olah merasa sikap ataupun cara berbicara dokter tidak ada yang menyinggung perasaannya. Dengan begitu, pasien akan memperoleh hasil diagnosis mengenai penyakitnya dari dokter tanpa adanya pengubahan atau penambahan akibat keterlibatan emosional.

Setelah memahami kedua tips diatas dengan baik dan saksama, diharapkan dapat menjadi solusi bagi pasien ketika menghadapi suatu konflik dengan dokter.

Daftar Pustaka:

Samovar, L. A., Porter, R. E., & MCDaniel, E. R. (2014). Komunikasi Lintas Budaya: Communication Between Cultures (ed. 7). Jakarta: Salemba Humanika.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun