Tanah Papua sebagai bagian yang integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) seakan belum beranjak dari maraknya aksi makar. Kelompok Kriminal Bersenjata terus mencoba memisahkan Papua dari Republik Indonesia dengan berbagai alasan.
Namun, bukan berarti bahwa Orang Asli Papua (OAP) sudah pasti sepakat dengan gagasan kemerdekaan Papua tersebut. Karena dalam kenyataannya, banyak OAP yang menginginkan Papua tetap menjadi bagian dari Indonesia dengan berbagai alasan. Terutama, karena mereka sendiri hingga saat ini merasa sebagai warga negara Indonesia. Bahkan mereka merasa bahwa situasi di Papua akan menjadi lebih buruk bila memisahkan diri dari Indonesia.
Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Jhon Kogoya, warga negara Indonesia yang sekaligus Orang Asli Papua (OAP). Ia termasuk orang yang tidak sepakat dengan gagasan Papua Merdeka. Sebaliknya, Jhon Kogoya menginginkan bila Papua tetap menjadi bagian dari NKRI.
Dalam artikelnya yang berjudul "Ungkapan Hati Anak Papua", Ia menuliskan beberapa alasannya tersebut. Diantaranya adalah bahwa Ia merasa tidak pernah mendapatkan diskriminasi dari masyarakat Indonesia, termasuk oleh suku manapun. Ia melihat sendiri bahwa seluruh hak warga negara Indonesia juga dimiliki oleh OAP. Artinya, tidak pernah ada istilah yang membedakan masyarakat Papua dengan masyarakat lain dari berbagai suku di Indonesia.
Di bidang hukum dan pemerintahan, orang Papua tidak dibedakan dengan suku lain. Banyak OAP yang kini jadi menteri, banyak yang jadi Jenderal, bahkan seluruh gubernur dan bupati/walikota di Papua saat ini semuanya adalah OAP.
Kemudian, Ia mengamati sendiri bila Papua memisahkan diri dari Indonesia maka kemungkinan besar Papua akan mengalami kemunduran pembangunan dan kesejahteraan. Papua akan mundur dua abad ke belakang. Dan, kelas Papua hanya kelas jual Pinang saja.
Menurut pengakuannya, Jhon Kogoya sudah pernah keliling ke negara-negara Melanesia. Ia mengaku bahwa tidak menemukan negara manapun di wilayah Melanesia yang lebih maju dan lebih sejahtera dari pada Papua. Hal tersebut salah satunya karena peran pembangunan dari Pemerintah Republik Indonesia di Papua.
Kemudian, menurut pengakuan Jhon Kogoya tidak pernah ada dalam sejarahnya, Papua menjadi sebuah kerajaan. Hal tersebut merupakan politik Belanda pada masa penjajahan untuk membangun kelompok separatis sebagai upaya untuk membangun negara boneka. Termasuk dengan Bendera Bintang Kejora dan lagu Hai Tanahku Papua yang dianggap sebagai lagu kebangsaan.
Terakhir, Ia menyatakan kebanggaan dan kecintaannya pada Papua dan NKRI. Menurutnya, Ia merasa kaya saat menjadi bagian dari NKRI, karena memiliki saudara yang berbeda-beda. Namun demikian, perbedaan tersebut tidak menghalangi untuk hidup bersama.
Pengakuan dari seorang Jhon Kogoya ini merupakan suara hatinya yang jujur. Bersatunya seluruh elemen bangsa Indonesia akan mewujudkan negara yang berdaulat dan disegani oleh publik internasional. Namun apabila setiap elemen bangsa ingin memisahkan diri dan berkembang sendiri-sendiri maka akan menjadi kerdil dan tidak memiliki kekuatan.