Akan tetapi, pada laga kemarin Indonesia harus menang susah payah. Mengapa demikian? Padahal dari sisi pemain dan pelatih jelas lebih unggul.Â
Jawabannya sederhana, sepak bola Kamboja berkembang dan sebaliknya sepak bola Indonesia jalan di tempat.
Meski Kamboja kalah, permainan mereka baik. Bahkan ada perubahan dari sisi mental yang membuat Kamboja tidak down. Salah satunya adalah momen saat Kamboja menyamakan skor.Â
Di sisi lain, warning jika sepak bola Kamboja telah bangkit adalah ketika Bali United dibantai 5-2 oleh Visakha di AFC. Klub asal Kamboja mempermalukan juara bertahan liga Indonesia di kandang sendiri.
Dari hal di atas, kualitas liga Kamboja jelas sudah meningkat begitu juga dengan Timnas mereka. Sepak bola Kamboja mulai berbenah terutama pada level liga.Â
Mereka sadar dengan menciptakan liga yang baik maka Timnas yang baik juga akan terbentuk. Federasi sepak bola Kamboja mulai serius dan merekrut Satoshi Saito pada 2021 lalu.Â
Saito bukan orang sembarangan, ia pernah bekerja sebagai manajer pemasaran FC Barcelona, Wakil Direktur Misi Khusus di Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA), Direktur Pemasaran AFC, hingga Konsultan Pemasaran FIFA.
Tentu dengan segudang pengalaman itu Saito diharapkan bisa mengubah wajah sepak bola Kamboja. Langkah awal yang dilakukan oleh Saito adalah terkait lisensi klub dan perbaikan sejumlah fasilitas latihan.Â
Selain itu, nantinya Liga Kamboja akan menerapkan standar tertentu bagi pemain yang ingin mentas di Liga Kamboja. Tentu hal itu untuk mendorong agar Liga Kamboja jauh lebih kompetitif.Â
Di sisi lain, Liga Indonesia juga mengalami hal serupa. Meski tampil di kasta Liga Indonesia, justru masih banyak tim yang belum berlisensi AFC. Persib, Bali United, dan Persija bisa disebut cukup konsisten dalam hal ini.Â
Pemberian lisensi jelas tidak mudah, tentu mencakup pula fasilitas klub seperti stadion hingga pembinaan usia dini. Jika dilihat, masih ada klub musafir dan klub gaib muncul di Indonesia.Â