Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala Dunia CONIFA, Antitesis Piala Dunia FIFA untuk Mereka yang Terpinggirkan

13 Desember 2022   16:11 Diperbarui: 13 Desember 2022   17:30 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CONIFA merupakan federasi sepak bola internasional yang independen. | Sumber: bolasport.com

Confederation of Independent Football Associations (CONIFA) adalah asosiasi sepak bola independen yang berdiri sejak 15 Agustus 2015. CONIFA menjadi asosiasi alternatif bagi negara yang terpinggirkan di luar keanggotaan FIFA.

Dalam situs resminya, CONIFA adalah organisasi nirlaba global yang mendukung perwakilan tim sepak bola internasional dari negara, negara de-facto, masyarakat minoritas, dan wilayah lain yang terisolasi.

Dengan tujuan seperti itu, CONIFA memiliki anggota yang beragam, mulai dari timnas Rohingya (pelarian etnis muslim Myanmar), Abkhazia, dan Artsakh, dan negara-negara lain yang kurang populer di telinga banyak orang.

Dalam situs resminya tercatat CONIFA memilki 56 anggota dengan rincian 21 negara dari ERopa, 11 negara Asia, 12 negara Afrika, 3 negara Amerika Utara, 6 negara Amerika Selatan, dan 3 negara Oceania.

Visi CONIFA adalah menampung seluruh entitas terlepas apa latar belakangnya, entah itu politis atau murni olahraga. Namun mereka memiliki satu kesamaan, yaitu sama-sama terpinggirkan.

Entah itu terpinggirkan karena tidak diakui sebagai warga negara oleh negera tertentu, negara dengan pengakuan terbatas, atau terpinggirkan dari sisi sepak bola itu sendiri.

Akan tetapi, apa pun latar belakangnya mereka semua miliki hak yang sama untuk menunjukkan eksistensinya dalam sepak bola di kancah internasional. 

Meski begitu, CONIFA juga tidak melarang para anggotanya jika ingin bergabung dengan FIFA. Justru CONIFA akan membantunya. Hal itu karena CONIFA menjadi jembatan bagi mereka yang ingin diakui eksistensinya dalam sepak bola.

Seperti yang sudah diulas di awal artikel ini, saat ini sepak bola tidak bisa lepas dari anasir lain seperti politik, penyuaraan hak kaum minoritas, bahkan menjadi tempat untuk memberikan dukungan moral untuk tragedi kemanusiaan.

Jika FIFA mengampanyekan kemanuisaan dianggap terlalu performatif, maka CONIFA mengampanyekan hal yang mendasar, yaitu hak hidup dan diakui, lebih jauh dari itu hak untuk bermain sepak bola apa pun latar belakangnya.

Berkaca pada kondisi tersebut, maka terselip misi kemerdekaan di dalamnya dari mereka yang kenyang akan persekusi dan mendapatkan diskriminasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun