Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Malaysia Hanya Prank Saat Lawan Guam, Indonesia U-17 Tidak Lolos ke Piala Asia 2023 Usai Dibantai Malaysia 1-5

10 Oktober 2022   06:04 Diperbarui: 10 Oktober 2022   06:33 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia U-17 harus takluk 1-5 dari Malaysia dalam lanjutan Kualifikasi Piala Asia 2023 di Stadion Pakansari, Bogor. | Foto: KOMPAS.COM

Antiklimaks. Itulah satu kata yang paling tepat untuk menggambarkan kekalahan telak Indonesia atas Malaysia di Kualifikasi Piala Asia U-17 2023.

Laga melawan Malaysia menjadi penentu bagi Indonesi U-17 untuk lolos ke putaran final Piala Asia 2023. Bagaimana tidak, Indonesia minimal butuh hasil imbang untuk lolos dan keluar sebagai juara grup.

Namun, kenyataan di lapangan berbeda. Indonesia justru dibantai dengan skor 1-5. Pada awal laga, Indonesia memiliki kans untuk mencetak gol. Sayang tendangan Arkhan Kaka membentur mistar gawang.

Setelah laga berjalan cukup seru, sebuah serangan balik Malaysia dari sisi kiri pertahanan Indonesia berhasil membuka keran gol Malaysia pada menit ke-16 melalui Zainurhakimi Zain.

Indonesia justru kehilangan arah. Pada menit ke-18, Zaky kehilangan bola di lini tengah sehingga kondisi menjadi 3 lawan 1 dan Malaysia kembali unggul menjadi 2-0.

Tiga menit berselang, Habil tidak berhasil membuang bola dengan sempurna dan lagi-lagi jala gawang Andrika harus jebol untuk yang ketiga kalinya.

Pada menit ke-26, pemain Malaysia berhasil mengirim umpan silang mendatar. Namun seperti terjadi miskomunikasi antara Zaky dan Andrika sehingga Anjasmirza Saharudin kembali merobek gawang Andrika.

Menjelang akhir babak pertama, Indonesia kembali kebobolan melalui tendangan penalti Arami Wafiy. Hingga turun minum, skor 0-5 untuk keunggulan Malaysia.

Di babak kedua, Indonesia masih kesulitan untuk membongkar lini pertahanan Harimau Malaya. Menjelang babak kedua usai, Arkhan Kaka berhasil menjebol jala gawang Malaysia melalui rebound di dalam kotak penalti.

Tentu hasil tersebut tidak diinginkan karena membuat nasib Indonesia berada di ujung tanduk. Meski begitu, kita tidak perlu menghujat para pemain muda kita.

Strategi Malaysia

Harus diakui, salah satu faktor yang cukup mencolok atas kalahnya Indonesia adalah minim rotasi. Padahal jeda laga yang hanya satu hari belum cukup untuk memulihkan stamina pemain.

Dengan begitu, pemain rawan cedera karena wakth istirahat yang pendek. Selain itu, rotasi pemain juga penting guna menjaga kedalaman tim.

Di sinilah pentingnya rotasi itu. Pada laga pertama saat melawan Guam, Indonesia menurunkan semua inti. Padahal di atas kertas memakai pemain lapis kedua pun Indonesia masih bisa menang.

Apalagi sebanyak apa pun gol yang diraih dari Guam tidak masuk hitungan untuk runner-up terbaik. Pada laga awal kita terlalu menghabiskan banyak energi. 

Begitu juga laga kontra Palestina. Laga ini juga tidak masuk hitungan poin pada saat penentuan runner-up terbaik. Seharusnya penyegaran pemain pada laga melawan Palestine berjalan. Pada laga inilah Iqbal harus cedera.

Seharusnya pada laga tersebut pemain inti tidak perlu dimainkan secara full. Berikan juga menit bermain pada pemain lapis kedua untuk bermain agar tidak kikuk.

Lain lagi dengan Malaysia, pada laga melawan Guam Malaysia menurunkan pemain cadangan. Hasilnya mereka ditahan imbang 1-1. Akan tetapi, kondisi fisik pemain utama pulih saat melawan Indonesia.

Bagi saya meski agak beresiko, strategi tersebut berhasil. Hal itu karena dari sisi mental Malaysia sebenarnya diuntungkan karena harus mengincar kemenangan.

Tentu tim yang mengincar kemenangan harga mati akan bermain habis-habisan. Jadi, dari sisi ini pun Malaysia sebenarnya sudah diunggulkan.

Sementara Indonesia dikejar dengan minimal target imbang. Itu sebabnya pada laga kemarin Malaysia bermain stabil. Build up serangan dari bawah.

Artinya rotasi pemain yang dilakukan oleh Malaysia berjalan baik. Sementara itu, rotasi yang dilakukan Indonesia tidak berjalan baik sehingga pemain kunci yakni Iqbal harus menepi karena cedera.

Terbukti dengan tidak hadirnya Iqbal di lini pertahanan Indonesia seperti bermain tanpa arah. Apalagi beberapa gol lahir dari kesalahan pemain yang kurang tenang.

Iqbal adalah sosok penting di lini belakang Indonesia. Ia bermain apik. Ketenangan Iqbal dalam mengawal lini belakang patut diacungi jempol. Ketenangan itulah yang membuat pemain lain menjadi percaya diri.

Zaky yang bermain di posisi Iqbal tampil kurang memuaskan. Zaky pun tercatat beberapa kali melakukan kesalahan. Jadi, bagi saya rotasi pemain yang dilakukan oleh Bima Sakti kurang.

Seharusnya laga kontra melawan Guam menurunkan pemain lapis kedua. Begitu juga dengan dua laga setelahnya. Pemain inti tidak harus bermain full karena laga yang sebenarnya di akhir.

Sementara Malaysia sukses dengan rotasi pemainnya. Jadi, hasil imbang kontra Guam memang tidam wajar. Akan tetapi di balik itu ada penyegaran pemain yang berjalan efektif.

Gagal lolos

Dengan hasil di atas, sudah dipastikan Malaysia langsung lolos ke putaran final Piala Asia 2023. Hal itu karena Malaysia keluar sebagai juara grup dengan perolehan poin 10.

Sementara Indonesia harus puas berada di posisi kedua dengan poin 9. Indonesia resmi gagal ke putaran final Piala Asia 2023 melalui jatah runner-up terbaik.

Klasemen runner-up terbaik Kualifikasi Piala Asia U-17 2023. | Sumber: Okezone.com
Klasemen runner-up terbaik Kualifikasi Piala Asia U-17 2023. | Sumber: Okezone.com

Seperti yang sudah dibahas di atas, laga kontra Guam dan Palestina tidak masuk hitungan. Sehingga poin dan gol yang masuk hitungan hanya saat melawan UEA dan Malaysia.

Indonesia harus terlempar dari runner-up grup terbaik. Hal itu karena Laos berhasil menang 2-1 atas Kirgistan. Tajikistan juga meraih kemenangan 2-0 atas Afganistan.

Tentu dengan hasil itu mimpi Indonesia U-17 main di Piala Asia pupus. Meski begitu, kita harus tetap apresiasai mereka. Jangan hujat para pemain. Mereka masih muda dan masih akan terus berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun