Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menyelami Kedalaman Skuad Timnas U-20 di Kualifikasi Piala Asia 2023

18 September 2022   10:10 Diperbarui: 18 September 2022   10:17 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Timnas Indonesia selebrasi seusai menjebol gawang Hong Kong saat pertandingan Kualifikasi Piala Asia U20 2023 yang berakhir dengen skor 5-1 di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Jumat (16/9/2022) malam.(KOMPAS.com/SUCI RAHAYU)

Timnas Indonesia U-20 kembali meraih hasil positif dalam lanjutan fase grup Kualifikasi Piala Asia usai mencukur Hong Kong dengan skor 5-1.

Sejak menit pertama, anak asuhan Shin Tae-yong langsung menekan dengan cepat. Indonesia begitu dominan atas Hong Kong dan langsung membuka keran gol pada menit ke-10 melalui skema tendangan bebas.

Zanadin Fariz yang tampil menggantikan peran Marselino berhasil mengirim umpan dengan baik. Rabbani Tasnim mampu memenangi duel bola udara dan berhasil menyundul bola ke gawang Hong Kong.

Gol Rabbani menegaskan jika Indonesia kuat dalam duel bola udara. Dalam dua pertandingan yang sudah dijalani, empat gol lahir melalui sundulan striker garuda muda.

Indonesia kembali menambah keunggulan pada menit ke-21. Afriyanto Nico berhasil menusuk ke sisi kiri pertahanan Hong Kong dan berhasil menempatkan bola ke tiang jauh.

Menjelang babak pertama usai, pada menit ke-43 Zanadin Fariz yang tampil apik berhasil merusak organisasi pertahanan Hong Kong. Zanadin melakukan umpan satu dua dan berhasil membobol gawang Hong Kong.

Hingga babak pertama usai skor 3-0 untuk keunggulan Indonesia tidak berubah.

Pada babak kedua, Hong Kong berhasil mencetak gol melalui titik putih usai Ahmad Rusadi melakukan hand ball. Pada saat itu juga, Cahya Supriadi harus ditandu keluar usai bertabrakan dengan Rahmat Beri Santoso.

Cahya Supriadi harus ditandu keluar usai bertabrakan dengan Rahmat Beri Santoso. | Sumber: kompas.com
Cahya Supriadi harus ditandu keluar usai bertabrakan dengan Rahmat Beri Santoso. | Sumber: kompas.com

Aditya Arya kemudian masuk menggantikan Cahya pada menit ke-63. Sebetulnya, Aditya berhasil menepis tendangan penalti hanya saja bola rebound kembali pada pemain Hong Kong.

Shin Tae-yong kemudian memasukkan Marselino Ferdinan dan Robi Darwis guna menyeimbangkan lini tengah. 

Terbukti, pergantian tersebut efektif. Pada menit ke-85, Robi Darwis berhasil mengirim umpan ke dalam kotak penalti dan Marselino mampu merobek jala gawang Hong Kong sekaligus membawa Indonesia kembali menjauh dengan skor 4-1.

Marselino lagi-lagi membawa petaka bagi lini pertahanan Hong Kong. Aksi individunya membuat pemain Hong Kong membuat pelanggaran dan berbuah penalti bagi Indonesia.

Marselino yang menjadi eksekutor berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Hingga laga usia skor 5-1 untuk keunggulan Indonesia.

Perombakan tim

Ada hal yang menarik pada laga tersebut. STY merombak tim besar-besaran. Susunan pemain yang diturunkan saat melawan Hong Kong berbeda ketika melawan Timor Leste.

Tercatat, STY merombak sembilan pemain. Hanya Cahya Supriadi dan Rahmat Beri Santoso yang bermain kontra Timor Leste. Selebihnya tidak.

Akan tetapi, meski STY merombak pemain besar-besaran. Permainan Indonesia tetap stabil. Di lini belakang penampilan Ahmad Rusadi, Barbanas Sabor, dan Dia Sayid Alhawari tampil apik.

Ketiganya bahkan sukses menjaga jala gawang Indonesia di babak pertama dengan baik. Gol yang dicetak Hong Kong pun lahir bukan dari skema open play melainkan dari titik putih. Itu pun karena hand ball bukan karena melakukan pelanggaran keras pada pemain.

Dengan kata lain, tiga bek yang diturunkan kemarin bermain tidak jauh berbeda dari tiga bek saat melawan kontra Timor Leste. Meski sejatinya ketiga bek tersebut sebagai pelapis, namun kualitas permainan tidak jauh berbeda.

Begitu juga di lini tengah. Marselino yang selama ini menjadi jenderal di lini tengah memiliki pengganti yang sepadan yakni Zanadin Fariz. Dalam laga kontra Hong Kong kemarin, Zanadin tampil begitu dominan di lini tengah.

Terbukti ia mampu mencatatkan satu gol dan satu assist. Gol Zanadin pun lahir dari kerja sama satu dua dengan Rabbani. Ini membuktikan kerja sama tim sangat baik.

Begitu juga di lini serang. Rabbani yang menjadi pelapis Hokky Caraka bermain apik. Baik Rabbani dan Hokky sama-sama memiliki keunggulan dalam duel bola udara.

Buktinya dua gol yang dicetak oleh Rabbani lahir dari sundulan kepala. Begitu juga dengan Hokky yang mampu tampil dengan baik. Dengan kata lain, baik Rabbani dan Hokky sama-sama kuat dalam duel bola udara.

Gol-gol yang dicetak Indonesia pada dua laga terakhir lahir dari skema open play. Hanya tiga gol yang lahir dari bola mati. Selebihnya melalui kerja sama tim.

Selain itu, penampilan Aditya yang bermain menggantikan Cahya juga baik. Ia bahkan langsung bisa menepis tendangan penalti saat baru masuk. Meski Cahya tampil luar biasa, akan tetapi pelapisnya juga tampil tidak jauh berbeda dari Cahya.

Dengan materi yang ada, bisa dikatakan kualitas antara pemain utama dan pelapis cukup merata. Bahkan kedalaman skuad Indonesia merata untuk semua lini.

Meski bisa dibilang saya terlalu berlebihan. Jika berkaca pada dua laga yang telah dijalani agaknya memang seperti itu.

Di sisi lain, merombak tim adalah salah satu cara STY untuk menjaga kebugaran tim. Apalagi jeda bermain hanya satu hari. Tentu pemain butuh waktu istirahat yang lebih.

Perombakan pemain secara besar-besaran tidak lain untuk menyimpan kekuatan guna melawan Vietnam.

Lawan sebenarnya

Dalam dua laga yang sudah dijalani, di atas kertas Indonesia unggul dari Hong Kong dan Timor Leste. Bahkan Indonesia mampu mencetak sembilan gol dari dua laga.

Tentu hal tersebut cukup membuktikan jika kualitas Indonesia berada di atas Hong Kong dan Timor Leste. Apalagi pada dua laga tersebut, Indonesia bermain dominan berani pegang bola.

Hal tersebut membuat Indonesia bisa mengatur tempo permainan. Seperti pada laga melawan Hong Kong, ketika unggul jauh Indonesia bisa menurunkan tempo.

Tentu hal tersebut guna menghemat stamina pemain. Jika terus bermain dengan tempo tinggi jelas stamina akan terkuras. 

Namun apakah permainan tersebut bisa diterapkan melawan Vietnam tentu sulit. Vietnam sendiri selalu bermain agresif dan selalu melakukan pressing tinggi.

Jika pressing tinggi, tentu para pemain Indonesia akan sulit memegang bola dan mengatur tempo. Jadi, lawan sebenarnya bagi Indonesia adalah Vietnam.

Shin Tae-yong memilik rekor cukup buruk ketika bertemu dengan Vietnam untuk semua kategori umur. | Sumber: kompas.com
Shin Tae-yong memilik rekor cukup buruk ketika bertemu dengan Vietnam untuk semua kategori umur. | Sumber: kompas.com

Di sisi lain, Shin Tae-yong juga memiliki rekor cukup buruk ketika bersua Vietnam untuk semua kategori umur. Mulai dari senior, U-23, dan U-19.

Tercatat Shin Tae-yong hanya bisa meraih hasil imbang. Pada Piala AFF U-19, Indonesia bermain imbang 0-0 dengan Vietnam pun begitu pada Piala AFF 2020.

Sementara itu, kekalahan Shin Tae-yong dari Vietnam didapat pada SEA Games 2021 dengan skor 3-0. Mundur ke belakang, Indonesia juga kalah dari Vietnam pada Kualifikasi Piala Dunia 2021 dengan skor 4-0.

Tentu ini menjadi momen bagi Shin Tae-yong untuk mengakhiri rekor buruk tersebut. Jika berhasil menang, maka dipastikan Indonesia lolos ke Piala Asia 2023 sekaligus Shin Tae-yong pecah telor.

Jika imbang atau kalah, maka kans Indonesia untuk lolos masih ada dan tentu bergantung pada nasib sebagai runner-up terbaik sekaligus memperpanjang rekor buruk Shin Tae-yong atas Vietnam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun