Bahkan, drakor sendiri sudah mulai masuk ke tetangga mereka yaitu Korea Utara. Efek dari nonton drakor ini begitu besar, bahkan sampai membelot ke negara sebelah.Â
Salah seorang warga negara Korea Utara bernama Kim Seung-hee menyebut bahwa lelaki di Korea Selatan di layar kaca mempunyai sikap baik pada perempuan. Bahkan, ia ingin pergi ke Korea Selatan dan bertemu lelaki semacam itu.Â
Seung-hee mengaku kecanduan drama Korea setelah menonton Stairway to Heaven dan dari sanalah ia menganggap, jika lelaki Korea Selatan jauh lebih hangat memperlakukan perempuan.
Kim Seung-hee terpesona dengan keromantisan lelaki Korea Selatan. Makan bareng di kafe, atau pelukan saat salju turun. Hal ini mungkin berbeda dengan lelaki Korea Utara yang lebih arogan pada perempuan.Â
Padahal itu drama, bisa saja di kehidupan nyata tidak seperti itu. Karena kecanduan Drakor, Seung-hee bahkan rela menerobos blokade perbatasan demi menemukan lelaki idaman dan kencan yang ia dambakan.Â
Gara-gara drakor, orang Korea Utara sampai membelot ke negara tetangga. Kesuksesan drakor mampu membuat para penontonnya berangan-angan ingin pergi ke kota-kota yang ada dalam drama tersebut.Â
Contohnya Seung-hee, dia rela menerobos perbatasan negara demi ingin bertemu dengan lelaki idamannya. Kesan drakor yang menampilkan kehidupan kosmopolitan, menyenangkan, dan bahagia memang menjadi daya tarik.
Kabarnya, di Korea Utara sana ada juga hiburan seperti sinetron. Tetapi kurang asyik, mungkin isinya hanya propaganda saja jadi sangat membosankan.Â
Hal ini berbeda jauh dengan drakor yang menawarkan cerita menarik dan romantis. Melihat warganya yang mulai kecanduan dengan Korea Selatan, pemerintah Korut tidak tinggal diam.Â
Korea Utara bakal menghukum rakyatnya yang kehatuan menonton seri hiburan yang berasal dari Korea Selatan. Larangan itu juga meliputi gaya berbicara orang Korea Selatan.Â
Aturan itu dikemukakan oleh Kim Jong Un yang menyerukan perang melawan budaya luar. Tujuan Kim Jong Un adalah mengangkat dunia hiburan lokal.Â