Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anneliese Michel dan Misteri Ruqyah Abad ke-20

10 September 2021   10:04 Diperbarui: 10 September 2021   10:12 2197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anneliese Michel. Via m.pulsk.com

Pernahkah Anda melihat orang kerasukan? Atau pernah mengalaminya? Tentu ada yang percaya dengan ini ada juga yang tidak.

Saya memang pernah menyaksikan sendiri. Kala itu saya ikut membaca surat yasin bersama dengan guru mengaji saya, nah orang yang kerasukan hanya berteriak "panas."

Terkait percaya atau tidak, itu tergantung pada keyakinan masing-masing. Dari sisi medis sendiri, kesurupan dikenal dengan istilah "possession trance disorder."

Istilah tersebut merupakan kategori diagnostik baru dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-IV (DSM-IV).

DSM merupakan standar klasifikasi gangguan mental yang dipergunakan oleh para profesional kesehatan mental di Amerika Serikat.

Untuk penyembuhan orang kesurupan, tentu ada metode tersendiri yaitu ruqyah. Ya kurang lebih memberi doa-doa agar jin atau setan yang masuk pada tubuh seseorang segera pergi. 

Nah, ternyata ruqyah ini juga terjadi di Jerman sana pada awal abad ke-20. Istilah sebenarnya adalah eksorsisme, intinya sih sama dengan ruqyah yang dikenal oleh masyarakat Indonesia. 

Anneliese Michel merupakan seorang perempuan asal jerman yang lahir pada 21 September 1952 silam. Anneliese lahir dari keluarga katolik yang taat, bahkan disebutkan Anneliese pergi ke gereja dua kali seminggu.

Saat usia Anneliese memasuki usia 16 tahun, Anneliese mulai mengalami kejang-kejang. Pada saat itu, dokter memvonis Anneliese menderita epilepsi.

Dokter keluarga kemudian memberinya obat penenang. Kejang-kejang tersebut tidak kunjung sembuh jua bahkan setelah diberi obat dengan dosis tinggi.

Semuanya berubah ketika Anneliese pingsan di sekolanya. Ia seperti mengigau, linglung, hingga dianggap kerasukan iblis. Kejang-kejang tersebut tidak hilang sampai akhir hayatnya pada usia 21 tahun.

Bahkan, ketika tidur ia sering terbangun sendiri  tengah malam dan marah-marah tanpa sebab. Kemudian orangtuanya membawa Anneliese ke ahli saraf.

Sang ahli saraf kemudian memvonis Anneliese menderita epilepsy lobus temporal. Penyakit tersebut merupakan sebuah kelainan yang membuat penderitanya kejang-kejang, kehilangan kesadaran, dan berhalusinasi.

Setelah didiagnoas penyakit tersebut, Anneliese mengonsumsi obat dengan dosis tinggi. Akan tetapi, obat tersebut tidak berhasil juga dan membuat keadaan Anneliese semakin buruk.

Anneliese kemudian mengaku pada dokter pribadinya bahwa ia sering melihat hal-hal mistis seperti iblis serta mendengar bisikan aneh. Bisikan tersebut bahkan menyebut Anneliese dikutuk dan akan membusuk di neraka.

Perilaku Anneliese mulai aneh, ia sering merobek pakaiannya sendiri, merangkak, memakan laba-laba, melolong seperti anjing bahkan meminum air kencingnya sendiri.

Keanehan itu tidak hanya dirasakan Anneliese, tetapi oleh ibunya sendiri. Menurut ibunya, pada suatu malam mata Anneliese tiba-tiba berubah menjadi hitam dan tangannya seolah-olah mengeluarkan kuku yang panjang.

Menyeramkan bukan? Tetapi itulah kisah yang banyak beredar. Perilaku Anneliese mulai tidak wajar, bahkan ia mulai menunjukkan rasa kebencian terhadap agama yang ia anut.

Kalung salib, maupun lukisan religi katolik lainnya mulai Anneliese hancurkan karena rasa benci tadi. Pengobatan medis tidak tidak berbuah hasil.

Maka disinilah keluarga berkesimpulan pengobatan medis tidak efektif lagi. Cara yang harus dilakukan adalah dengan pengobatan spiritual.

Anneliese kemudian diajak ke tempat-tempat suci umat katolik. Keluarga Anneliese kemudian berkonsultasi dengan seorang ahli. Sang ahli kemudian menyuruh Anneliese berjalan melintasi salib dan meminum air suci.

Namun sayangnya, Anneliese tidak berhasil melakukan itu. Maka sang ahli mengambil kesimpulan bahwa Anneliese kerasukan iblis.

Kelurga Anneliese meminta para uskup yang berada di dekat lingkungannya untuk melakukan ritual eksorsisme alias ritual pengusrian toh di dalam tubuh seseorang.

Akan tetapi, ritual ini harus dijalankan di tempat tertutup dan dilakukan secara rahasia. Anneliese disebutkan menjalani 67 kali ritual ini. Mengerikan bukan? Jika benar begitu, sungguh tangguh arwah yang berada di dalam tubuh Anneliese.

Di sisi lain, hal itu membuat tubuh Anneliese menderita karena kelelahan baik secara fisik, lebih lagi mental. Meskipun dilakukan secara rahasia, sang ahli justru membolehkan merekam kegiatan eksorsisme ini dalam bentuk audio.

Rekaman Anneliese itu beredar secara luas di dunia maya. Bagi yang mau mendengar silakan cari sendiri, suaranya mengerikan memang. Tidak terdengar dari seorang perempuan. Teriakan tersebut berisi umpatan, makian, dan sebagainya.

Menurut beberapa sumber, Anneliese kerasukan arwah tokoh Adolf Hitler hingga Lucifer. Total ada 6 arwah yang merasuki tubuh Anneliese. Kisah tragis Anneliese ini berakhir dengan tragis, Anneliese akhirnya meninggal dunia pada tanggal 1 Juli 1976.

Menurut otopsi dokter, Anneliese mengalami dehidrasi hebat. Sang dokter juga berpendapat, Anneliese sebenarnya menderita penyakit mental seperti depresi berat. Ritual eksorsisme itu sendiri masih menjadi misteri sampai saat ini.

Jadi, Anda lebih percaya pada hal mana dari sisi medis atau sisi lain? Tentu itu kembali lagi pada keyakinan masing-masing. Yang jelas, kisah Anneliese dianggap sebagai kisah kerasukan paling nyata yang pernah ada.

Dari kisah Anneliese juga kemudian muncul film-filam horror yang mengacu pada kisah Anneliese. Salah satunya film The Exorcist-A Roland Doe pada tahun 1973. Film ini diangap film horror terseram dan paling laris pada masanya.

Jadi itulah misteri ruqyah abad ke-20 di Jerman sana. Pastinya hal ini sulit diterima akal sehat apalagi untuk dunia sains. Namun yang jelas, semoga arwah Anneliese di sana tenang dan bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun