Kecurigaan tersebut bermula pada tahun 2015. Melalui komisi yang dibentuk oleh Badan Anti Doping Dunia (WADA) melakukan sebuah penyelidikan.
Bukti tersebut didapatkan berdasarkan data dari whistleblower pada Olimpiade Musim Dingin sochi. Hal tersebut membuat Federasi Atletik Rusia dihukum oleh Federasi Atletik Internasional.
Seharusnya, karena kasus doping terebut, Rusia tidak boleh bermain pada Olimpiade Rio tahun 2016 lalu. Akan teapi, Rusia tetap tampil pada olimpiade tersebut dan berhasil meraih 19 medali emas.
Ancaman hukuman bagi Rusia muncul tahun 2019. WADA merekomendasikan agar Rusia mendapatkan larangan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) selama empat tahun dalam event olahraga dunia.
Hal tersebut karena Badan Anti Doping Rusia (RUSADA) tidak koperatif dalam kasus yang diselidiki WADA. RUSADA dianggap tidak memberikan data yang lengkap terkait kasus doping yang menimpa atletnya.
Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) kemudian menjatuhkan sanksi final kepada Rusia, Rusia dibekukan selama dua tahun dari dunia olahraga. Itu arinya, Rusia terancam tidak bisa bermain pada Olimpiade Tokyo 2020 dan Piala Dunia Qatar 2022.
Seperti yang diketahui, tidak ada nama Rusia dalam kualifikasi Piala Dunia 2022 di Qatar. Akan tetapi, untuk Olimpiade Tokyo Rusia melakukan siasat agar mereka bisa tampil. Rusia akhirnya melakukan banding pada IOC.
Akhirnya IOC menerima banding tersebut dan Rusia bisa tampil di Olimpiade Tokyo 2020. Akan tetapi, Rusia harus mengikuti beberapa syarat agar bisa berpartisipasi pada Olimpiade Tokyo 2020.
Rusia tidak boleh menggunakan nama “Rusia” dan diganti dengan nama baru yaitu Russian Olimpic Comitee (ROC).
Selain itu, bendera dan lagu kebangsaan juga tidak boleh digunakan selama olimpiade tersebut.
Untuk lagu kebangsaan sendiri diganti dengan Piano Concerto No. 1 dari Tchaikovsky. Meski begitu, atlet Rusia masih bisa memakai seragam warna merah, putih, dan biru.
Selain itu, televisi juga tidak boleh menyebut nama Rusia, tetapi harus diganti dengan nama ROC. Beberapa negara melakukan kririk terkait ini, hal itu karena IOC dianggap tidak tegas memberikan hukuman pada Rusia.