Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Taubatnya Nabi Adam A.S dan Sisi Destruktif Manusia

3 Mei 2021   15:33 Diperbarui: 3 Mei 2021   15:38 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Nabi Adam A.S Foto: Mindra Purnomo (detik.com)

Dikisahkan di bumi Adam dan Hawa terpisah. Keduanya saling mencari satu sama lain. Selama 40 tahun mereka saling mencari dan bertemu di Padang Arafah atau Jabal Rahmah, bukit yang penuh kasih sayang.

Keduanya hanya menyesal telah melakukan perbuatan itu. Kemudian Nabi Adam taubat. Doa taubatnya Nabi Adam sering kita dengar seperti di bawah ini. 

Rabbana zalamna Anfusana wa il lam tagfir lanaa wa tar-hamnaa lanakunnaa minal-khaasiriin

Yang artinya, "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang merugi".

Bumi tidak lah seindah surga, kemudian Allah SWT menerima taubat keduanya. Dikisahkan Nabi Adam dan Hawa membentuk keluarga di bumi, dan melakukan dakwah pada keluarganya.

Kita semuanya adalah anak cucu Nabi Adam. Ada satu hikmah yang bisa kita petik dari kisah ini. Manusia merupakan makhluk yang sempurna, Allah SWT membekali kita dengan akal dan ilmu pengetahuan.

Allah lebih memilih anak dan cucu Adam sebagai pemimpin di muka bumi. Akan tetapi, manusia memiliki sifat destruktif alias sifat perusak.

Kepercayaan yang diberikan Allah SWT untuk menjadikan kita sebagai pemimpin justru tidak dijalankan dengan baik. Sikap serakah dan nista kita membuat bumi dan isinya menjadi hancur. 

Selain itu, meskipun manusia sebagai makhluk sempurna sekalipun. Manusia pasti terkena dengan salah. Baik itu kesalahan karena tidak menjalankan perintah Allah SWT, maupun kesalahan pada sesama manusia. 

Yang seharusnya kita lakukan ketika melakukan kesalahan adalah seperti halnya Nabi Adam. Lekaslah taubat, mengakui kesalahan dan tidak mengulangi perbuatan tersebut. 

Tetapi yang paling sulit dilakukan adalah mengakui kesalahan pada sesama manusia. Terkadang manusia yang memiliki sifat angkuh, yang mana sifat tersebut merupakan sifat iblis (ingat iblis diusir dari surga karena angkuh) meminta maaf atas segala kesalahan terikat oleh gengsi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun