Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ebiet G Ade dan Iklan Bulan Puasa yang Sarat Makna

22 April 2021   14:27 Diperbarui: 22 April 2021   14:33 1489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ebiet G Ade tampil di Syncronize Fest 2017 di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (7/10/2017).  IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO (kompas.com)

Bulan ramadan memang membawa cerita tersendiri. Jika kita mengingat kembali, rasanya rasa rindu dengan suasana ramalan zaman dahulu memuncak, dan ingin kembali lagi pada zaman itu. 

Pada saat itu, ketika saya kecil dulu. Sebelum buka puasa semua keluarga kompak kumpul di depan teve. Apalagi jika untuk menunggu datangnya adzan maghrib.

Biasanya selama waktu menunggu itu, kita disuguhkan dengan beberapa iklan yang penuh dengan nilai kehidupan, khususnya saat berpuasa. Misalnya untuk menahan amarah, bersabar, dan sebagainya.

Iklan tersebut bermacam-macam. Ada yang menceritakan perjalanan seseorang yang hendak buka puasa, hingga tentang betapa pentingnya mudik, silaturrahmi dengan ibu dan bapak di kampung. 

Di dalam iklan tersebut biasanya ada lagu yang menyertainya. Sehingga iklan tadi menjadi begitu hidup dan pesan yang dalam iklan tersebut bisa tersampaikan. 

Misalnya salah satu iklan yang menceritakan seseorang dalam perjalanan. Lelaki dalam iklan tersebut mengendarai sepeda motor, dan ada lagu yang menyertainya. 

"Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan sayang engkau tak duduk di sampingku kawan"

Ya, lagu tersebut adalah milik Ebiet G. Ade yang berjudul Berita Kepada Kawan.

Saat hendak berhenti mau berbuka, ada mobil lewat yang menyimpratkan air comberan kepada si pengendara tadi.  

Kemudian dalam iklan tersebut, waktu berbuka tiba. Si pengendara minum sebotol air mineral dan memakan buah kurma yang ia bawa. Itulah salah satu "sunah" nabi yang diajarkan ketika berbuka puasa, yaitu "kesederhanaan". 

Sementara itu, di tempat lain si pengendara mobil juga berbuka puasa. Bedanya si pengendara mobil berbuka puasa dengan makanan berat. 

Si pengendara motor lantas menunaikan ibadah shalat maghrib. Setelah shalat usai, dan kembali untuk melanjutkan perjalanan, si pengendara motor hendak memakan kurma kembali. 

Betala terkejutnya, kurma yang hanya dimakan dua biji tersebut, dan tersisa cukup banyak kini hanya tersisa saru biji saja. 

Singkat cerita, hari lebaran pun datang. Si pengendara motor dan pengendara mobil tadi dipertemukan dalam satu masjid yang sama untuk shalat idul fitri. 

Si pengendara motor membawa sejadah, si pengendara mobil tidak. Tempat sujud si pengendara mobil hanya dilapisi handuk putih, sekita si pengendara motor melihatnya. 

Kemudian dia melihat orang yang di sampingnya itu. Seketika ingatan si pengendara motor kembali. Dia adalah orang yang menyimpratkan air waktu itu, dan mengambil sisa kurma yang ada dalam tasnya. 

Tetapi si penegendara motor membagi sejadah dengan orang yang ada di sampingnya itu. Si pengendara mobil teringat dan yah saling memaafkan.

Begitulah cara terbaik untuk. Menyelesaikan masalah. Kejahatan tidak selalu harus dibalas dengan kejahatan, tetapi balas dengan kebaikan. 

Itulah yang diajarkan nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW diceritakan ketika hendak pergi ibadah ke mesjid untuk shalat, ada seorang lelaki yang sangat membencinya.

Bahkan ketika nabi Muhammad lewat, si lelaki selalu meludahi nabi Muhammad SAW. Begitu seterusnya. Bisa saja nabi Muhammad lewat ke jalan lain, tetapi tidak. Nabi Muhammad tetap saja lewat ke jalan tempat si lelaki meludahinya.

Sampai suatu hari, si lelaki itu tidak meludahi nabi Muhammad lagi. Nabi Muhammad terkejut, san bertanya ke manakah si lelaki tersebut. Ada yang mengatakan bahwa lelaki tersebut sakit. 

Dan seketika itu, nabi Muhammad langsung menjenguk lelaki si peludah. Bahkan nabi Muhammad menjadi orang pertama yang menjenguknya. 

Si lelaki hanya bisa menangis melihat itu, dan begitulah cara nabi menyelesaikan masalah. Kejahatan dibalas dengan kebajikan. 

Lagu-lagu dari Ebiet G. Ade memang selalu mengisi iklan yang sarat makna. Selain lagu berita kepada kawan, ada lagu lain yang berjudul "untuk kita renungkan".

Lagu tersebut juga menjadi pengiring iklan kala bulan puasa. Iklan yang penuh dengan makna diiringi dengan lagu yang sama. Salah satu lirik yang masih saya ingat adalah. 

"Tuhan pasti telah memperhitungkan, Amal dan dosa yang kita perbuat..."

Itulah beberapa lagu yang menjadi pengisi bulan puasa pada saat itu. Kebetulan bapak saya memang penggemar garis keras Ebiet G. Ade. Jadi setiap hari saya mendengar lagu tersebut yang diputar lewat kaset

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun