Self Reward Puasa Tahun Ini, Satu Hari Satu Juz

Beribadah lah selagi kau lapang, sebelum datang sibukmu. Beribadah lah selagi muda, belum tentu kau merasakan masa tua. Lebih dari itu, beribadah seolah-olah kau akan mati esok hari. 

Itulah petuah yang selalu diberikan oleh guru mengaji saya sewaktu dulu. Petuah tersebut sudahlah lama, mungkin empat tahun ke belakang, kala saya masih SMA dan masih mengaji di mesjid. 

Saat itu, bulan ramadan menjadi ajang untuk berlomba dalam kebaikan. Biasanya di mesjid saya dan teman-teman selalu balapan tadarus, siapa yang lebih dahulu tamat (khatam)  Al-Qur'an selama sebulan. 

Selama bulan ramadhan, tentunya seseorang mempunyai target tertentu. Entah itu dalam bentuk ibadah maupun di luar itu. Dalam bentuk ibadah misalnya tamat puasa sebulan full. 

Atau selain tamat puasa, shalat terawih dan fardhu juga demikian, ditambah dengan khatam Al-Qur'an. Pencapaian ibadah tersebut ketika bulan suci ramadhan memang lumrah, apalagi bagi mereka yang mondok. 

Tetapi, tidak semua orang bisa melakukan hal semacam itu. Mungkin ketika ada yang berhasil mencapai salah satu pencapaian di atas, biasanya berbagai cara dilakukan untuk memberi hadiah atau penghargaan atas pencapaian tersebut. 

Misalnya, ketika masih kecil dulu. Saya selalu diiming-imingi akan dibelikan baju lebaran dan uang THR lebih apabila puasa tamat sebulan penuh. Meskipun tamat atau tidak ya tetap saja dapat. 

Akan tetapi, ada satu kepuasan tersendiri ketika bisa mencapai itu. Mungkin penghargaan tersebut bukan hanya sekedar materi semata, tetapi lebih dari itu. 

Atau ketika saya berhasil khatam sekaligus, puasa, shalat terawih, dan khatam Al-Qur'an. Itu adalah pencapaian terbaik yang pernah saya lalukan waktu dulu.

Sebagai ganjarannya, saya mengundang teman saya untuk buka bersama di rumah. Itu adalah bentuk rasa syukur atas pencapaian yang saya lakukan ketika ramadhan tiba.