Mohon tunggu...
Danik Eka Rahmaningtiyas
Danik Eka Rahmaningtiyas Mohon Tunggu... lainnya -

Mahasiswa Pascasarjana Psikologi Terapan Universitas Indonesia, konsentrasi Intervensi Sosial.\r\n\r\nChef of Rumah Tsaqof\r\n\r\nPemulung Sosial

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Etiologi Kebetulan

13 November 2012   18:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:26 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Oleh : Danik Eka R.

“Aduh…! Maaf pak, saya tidak sengaja…” tiba-tiba saja kakiku keseleo dan menumpahkan secangkir kopi di baju putih tetanggaku itu. Tanpa disengaja aku bertemu dengan seseorang, menemukan sesuatu dan melakukan sesuatu tanpa diduga, tidak pernah kurencanakan. Kebetulan! Lalu apa yang anda pikirkan tentang kebetulan-kebetulan itu?

Kebetulan adalah suatu kejadian yang tidak disegaja, tidak diduga dan tidak direncanakan kejadiannya. Dari sini akan muncul berbagai reaksi/respon individu, karena kebetulan itu sendiri adalah aksi/stimulus mono yang menghasilkan multiple respon. Suatu proses kebetulan (stimulus) yang sama akan menghasilkan respon yang berbeda pada tiap-tiap individu. Bahkan pada individu yang sama, ruang dan waktu (faktor environments) turut mempengaruhi respon yang dihasilkan.

Seringkali dikatakan bahwa kebetulan itu tidak disadari kejadiannya. Sehingga menjadi wajar apabila individu yang mengalami kebetulan ini, reaksi pertama yang terjadi adalah kaget (terkejut). Pertanyaannya sekarang, apakah kebetulan itu berasal dari alam tak sadar manusia? Karena manusia tidak menyadari akan kejadian yang terjadi, tiba-tiba saja terjadi.

Menurut Sigmund Freud sang psikoanalisa, bahwa tipografi kesadaran manusia dibagi menjadi tiga bagian, yakni alam tak sadar, alam prasadar, alam sadar. Dimana alam tak sadar mendominasi kesadaran manusia.

·Alam Tak Sadar berisi dorongan (impuls), nafsu, hasrat, ide, dan perasaan yang ditekan . Kebutuhan-kebutuhan vital individu berada dalam alam tak sadar ini, sebagai control mekanisme kerja tubuh dalam alam sadarnya. Alam tak sadar adalah motiv atas alam sadar individu. Namun, alam tak sadar tidak dapat diingat dalam alam sadar apabila system sensorik kesadaran sedang bekerja. Alam tak sadar dapat muncul dalam alam sadar apabila system sensorik kesadaran sedang tak berdaya. Misalnya, orang mengigau saat tidur, berbicara saat mabuk, keceplosan dalam bercanda. Alam tak sadar dapat pula dipanggil saat sadar, misalnya melalui teknik meditasi saat kita dapat memusatkan konsentrasi dan melepaskan sensor-sensor kesadaran kita.

·Alam Prasadar tidak serta merta ada saat individu lahir, tetapi berkembang pada saat kanak-kanak. Karena represing dan pengikat energi mental supaya kegitan-kegiatan instinctual tidak bergerak liar, namun diikat dengan kenyataan normatif alam sadar. Hal ini dapat kita lihat pada seorang bayi yang dengan mudah melepaskan kebutuhan-kebutuhan vitalnya seperti lapar, gerah, buang hajat, dll tanpa menghiraukan normative lingkungan sekitarnya. Jadi, alam prasadar adalah sensorik atas alam tak sadar yang dikeluarkan dalam alam sadar.

·Alam Sadar adalah suatu keadaan dimana individu mampu mengadakan hubungan dengan lingkungannya melalui pancaindera dan mengadakan pembatasan terhadap lingkungan serta dirinya sendiri melalui perhatian. Bila kesadaran baik, maka akan terjadi orientasi tentang waktu, ruang, objek, dll dengan pengertian yang baik serta pemakaian informasi yang efektif (melalui ingatan dan pertimbangan).

Apabila kita memaknai kebetulan berangkat dari sesuatu yang tidak disadari berdasarkan tipografi kesadaran manusia yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, bahwa segala sesuatu yang dialami oleh manusia adalah sebuah akibat dari pengalaman masa lalu dan impuls-impuls yang digerakkan oleh alam tak sadarnya yang termanifestasikan dalam alam sadar. Karena alam sadar tak mampu mengenali kondisi yang terjadi dibalik kesadaran tersebut.

Bisa jadi orang yang secara kebetulan menumpahkan kopi, memiliki riwayat hubungan tidak baik atau instinc-instinc terpendam di alam tak sadarnya lalu dilakukan displacement (pemindahan), dengan menumpahkan kopi di baju kawannya. Individu itu sendiri merasa bahwa apa yang dilakukannya tidak disengaja, hanya kebetulan. Namun, alam bawah sadarnya telah menggerakkan otot-otot kinestetiknya, tanpa disadari sang pemilik jasad.

Kebetulan bisa dimaknai sebagai stimulus yang menghasilkan respon dan juga akibat dari pengalaman masa lalu serta pengaruh alam tak sadar. Kebetulan sebagai stimulus bukan merupakan variabel bebas karena jika dibenturkan dengan situasi emosi dan lingkungan (ruang dan waktu) individu akan mampu merubah stimulus itu sendiri. Baik menjadi respon yang bersifat afektif, kognitif, maupu konatif, bisa juga respon yang dihasilkan pun tiga ranah sekaligus. Apakah akan menjadi stimulus positif, stimulus negatif, atau stimulus netral.

Akan menjadi stimulus positif apabila kebetulan tersebut adalah hal yang diharapkan, bermanfaat dan membawa emosi positif bagi individu, ataupun mimpi-mimpi masa lalu yang tak terbayangkan. Maka, respon yang dihasilkan pun akan positif.

Kebetulan menjadi stimulus negatif apabila hal tersebut tidak diharapkan, menumbuhkan emosi negatif, dan menyisakan sakit baik fisik maupun psikis. Misalnya bertemu dengan orang yang dibenci di sebuah pesta.

Kebetulan itu akan menjadi stimulus netral apabila tidak mempengaruhi situasi emosi individu. Setiap hari kita berpapasan dengan orang-orang yang berbeda yang tidak kita kenal di jalan umum. Maka, respon yang tidak ada apa-apa.àdihasilkan pun netral. Dari stimulus menghasilkan respon.

ANTARA KEBETULAN DAN HARAPAN

Kebetulan adalah realitas yang terjadi dan disadari, namun tidak disadari kedatanganya. Kebetulan bisa jadi bermakna dan tidak bermakna tergantung situasi apa yang terjadi pada individu. Kebetulan yang sejalan dengan harapan akan menumbuhkan energi positif bagi individu yang mengalaminya. Namun, apabila kebetulan itu tak sejalan bahkan bertentangan dengan harapan akan menjadi konflik bagi individu yang mengalami bahkan orang lain pun bisa menjadi imbas dari energi negatif yang dihasilkan oleh individu tersebut.

Saat kita dalam keadaan lapar, tiba-tiba kawan kita dating membawakan makanan. Apa yang terjadi? Saat kita tergesa-gesa untuk mengikuti ujian, tiba-tiba motor kita bocor. Apa yang terjadi? Sebagai realitas yang tidak diduga. Kebetulan mampu merubah rencana yang telah terangkum dalam otak manusia, menghasilkan rencana-rencana baru dan harapan baru.

KEBETULAN SEBUAH TAKDIR TUHAN….?

Karena kebetulan sebagai realitas yang tidak direncanakan, seringkali sebagian besar dari kita meyakini bahwasannya kebetulan adalah takdir yang telah digariskan oleh Tuhan dan akhirnya menentukan kehidupan selanjutnya. Namun, perlulah kita kembalikan pemaknaan takdir itu. Takdir sudah dinashkan dan tidak dapat dirubah. Hidup, mati, jodoh, dan rizqi sudah ditetapkan Tuhan! Itu hanya sebagai Grand Topic. Manusia dihadupkan, lalu dimatikan, manusia sudah dijodohkan antara laki-laki dan perempuan, rizqi seudah dihamparkan di muka bumi. Tuha tidak pernah mentakdirkan manusia hidup seperti apa, mati dalam keadaan bagaimana, siapa jodoh kita, kaya atau miskin. Semua berujung pada ikhtiar masing-masing manusia itu sendiri, “Allah tidak akan merubah suatukaum, apabila kaum itu tidak mau merubahnya sendiri.”

Begitulah Allah menentukan Takdir. Bukan berarti semua otomatis ditangan manusia seperti yang dipahami oleh paradigma kesadaran Naif. Ada kekuatan transcendent dibalik apa yang terjadi. Apa yang kita pikirkan, itulah yang kita rasakan. Seperti halnya sakit ataupun ketakutan yang diakibatkan oleh sugesti (hasil proses otak, menggerakkan system kerja tubuh manusia). Kebetulan pun bisa jadi selain ada kekuatan transcendent yang menggerakkan, juga akibat apa yang selalu kita pikirkan. Karena dimensi manusia yang tidak kita sadari mampu menggerakkan fisik manusia. Jadi, kebetulan bukan serta merta hadir begitu saja. Karena ada yang kita pikirkan, karena ada kekuatan yang telah menggariskan, karena harapan-harapan, penolakan-penolakan yang selalu kita panjatkan disela-sela ketidak-sadaran kita. “Kebetulan saja domisili saya disini, akhirnya saya aktif disini….” Sebenarnya itu sebuah mimpi yang selalu kita dengungkan tiap hari, mampu menggerakkan sedikit demi sedikit langkah kita hingga apa yang kita rasakan sebagai realitas saat ini ada (kebetulan…) dan tak pernah terlupa, bahwa kekuatan transcendent lah yang mengantarkan manusia. (dhans)


Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun