Mohon tunggu...
Dani Irawan
Dani Irawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - di Program Studi Sastra Daerah untuk Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia

Saya adalah mahasiswa yang tertarik dengan perjalanan wisata, mobilisasi, dan transportasi.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Naik Kereta Api ala Jeng Yah Gadis Kretek di Museum Kereta Api Ambarawa

21 Desember 2023   17:39 Diperbarui: 21 Desember 2023   20:12 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naik Kereta Api ala Jeng Yah Gadis Kretek di Museum Kereta Api Ambarawa

Series Gadis Kretek

Jeng Yah, siapa yang gak tahu tokoh ini? Sosok perempuan dalam novel Gadis Kretek (2012) karya Ratih Kumala yang diceritakan memiliki keahlian dalam meracik saus kretek. Novel ini telah diadaptasi menjadi series di Netflix dan sempat masuk ke dalam Top 10 Netflix Series Non-English di 22 Negara.

Saya sendiri sudah menonton seluruh episode dari series ini. Menurut saya, selain cerita yang asyik, visualisasi yang tampak nyata dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi saya selaku penikmat film. Salah satu hal yang menarik adalah set atau lokasi syuting yang digunakan menampilkan kesesuaian antara bentuk tempat dengan latar waktu dalam ceritanya.

Lokasi Syuting di Stasiun Kuno

Adegan ketika tokoh Jeng Yah dan Mas Raya bertemu di stasiun membuat saya yang suka dengan transportasi umum terdorong untuk mencari informasi lokasi syuting dari adegan tersebut. Di dalam series ini, stasiun kereta api yang ditampilkan memiliki gaya arsitektur Eropa. Selain stasiun, ditampilan juga kereta api dengan lokomotif berliveri era PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api) yang menarik kereta berbadan kayu. Setelah saya melakukan penelusuran di pencarian Google, ternyata asi syuting yang menggambarkan tempat tersebut merupakan bagian dari kawasan Museum Kereta Api Ambarawa (Indonesian Railways Museum) yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.


Perjalanan menuju Museum Kereta Api Ambarawa

Setelah memilih tanggal di mana saya bersama satu teman saya sedang libur, kami langsung tancap gas menuju Kabupaten Semarang. Kami berangkat dari Kota Yogyakarta menggunakan sepeda motor Scoopy tepat pada pukul 07.00 WIB. Perjalanan dimulai dari jalan raya di dalam kota Yogyakarta sampai di ring road Utara. Perjalanan kami berlanjut melalui Muntilan, Mungkid, Kota Magelang, Secang, hingg sampai di Ambarawa, Kabupaten Semarang. Selama perjalanan, kami sempat mampir membeli sarapan di Warung Soto Pojok Pak H. Dul di Muntilan. Fyi, kecamatan ini diduga sebagai Kota M yang diceritakan di novel dan series Gadis Kretek. Perjalanan menuju Ambarawa membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 jam. Kami terus mengikuti Google Maps hingga menemukan tempat dengan palang bertuliskan Indonesian Railways Museum.

Museum Kereta Api Ambarawa

Museum Kereta Api Ambarawa merupakan bekas stasiun kereta api yang digunakan sebagai tempat wisata heritage dan edukasi akan perkeretaapian Indonesia era dulu. Museum ini terletak di Jalan Stasiun No.1, Dusun Panjang Kidul, Desa Panjang, Kec. Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Museum yang terletak di ketinggian +474,40 MDPL ini beroperasi dari jam 08.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB setiap harinya. Harga tiket masuk sebesar Rp20.000 untuk satu orang dewasa dan Rp10.000 untuk pelajar berseragam dan anak-anak usia 3-12 tahun.

Bangunan Stasiun Ambarawa by Dani Irawan
Bangunan Stasiun Ambarawa by Dani Irawan

Mengoleksi Berbagai Jenis Lokomotif Uap, Disel Lawas, sampai Stasiun Tua

Dari pintu masuk, saya memasuki koridor dengan banyak foto informasi mengenai sejarah museum ini. Lanjut ke arah lokasi bangunan Stasiun Ambarawa, saya melihat berbagai jenis lokomotif uap yang terparkir dan mengingatkan ketika menonton kartun Thomas & Friends saat masa kecil dulu. Ada berbagai macam jenis lokomotif uap dengan bentuk yang berbeda, seperti lokomotif B2502, B2503, B5112, CC5029, D1007, F1002, dan masih banyak lagi.

Lokomotif uap D 1007 by Dani Irawan
Lokomotif uap D 1007 by Dani Irawan

Lokomotif uap CC 5029 by Dani Irawan 
Lokomotif uap CC 5029 by Dani Irawan 

Lokomotif uap C 5101 by Dani Irawan
Lokomotif uap C 5101 by Dani Irawan

Setibanya di bangunan Stasiun Ambarawa, saya berkeliling di sekitar dan di dalam stasiunnya. Di sebelah sisi barat terdapat berbagai stasiun kecil (halte kereta api) yang terbuat dari kayu. Stasiun kecil tersebut merupakan stasiun asli dari berbagai daerah yang dipindahkan ke museum ini. Di dalam stasiun, terdapat banyak peralatan operasional stasiun kereta api yang sudah tidak dipergunakan lagi. Seperti mesin pencetak tiket Edmondson, loket, kursi tunggu, peralatan Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA), dan masih banyak lagi.

Bekas Halte KA Kronelan dan Tekaran by Dani Irawan
Bekas Halte KA Kronelan dan Tekaran by Dani Irawan

Furnitur di dalam Stasiun KA Ambarawa by Dani Irawan
Furnitur di dalam Stasiun KA Ambarawa by Dani Irawan

Naik Kereta Api ala Jeng Yah

Tiupan klakson lokomotif tua terdengar kencang, masuk satu rangkaian kereta api di jalur satu. Kereta api itu berjalan semakin pelan dan berhenti. Para penumpang di dalam kereta turun dan calon penumpang yang menunggu di peron stasiun bersiap-siap memasuki kereta.

Ya, ini adalah kereta wisata yang akan membawa penumpang dari Stasiun Ambarawa menuju Stasiun Tuntang. Apa itu Stasiun Tuntang? Stasiun Tuntang inilah yang sebetulnya menjadi lokasi syuting series Gadis Kretek, jadi bukan Stasiun Ambarawa.

Kereta Wisata Ambarawa-Tuntang by Dani Irawan
Kereta Wisata Ambarawa-Tuntang by Dani Irawan

Saya ikut bersiap-siap memasuki kereta tersebut dan menyiapkan tiket untuk diperiksa oleh petugas. Tiket ini berbeda dengan tiekt masuk, harganya Rp100.000 per penumpang sekali perjalanan Ambarawa-Tuntang PP. Kereta api yang terdiri dari tiga kereta berdinding kayu ini ditarik oleh lokomotif disel D30124. Lokomotif penarik kereta inilah yang ditampilkan di series Gadis Kretek.

Ketika memasuki kereta, saya merasakan vibe yang berbeda dengan suasana kereta api penumpang komersial saat ini. Dinding yang terbuat dari kayu membuat kesan vintage estetik dan memanjakan mata, ditambah kursi penumpang yang terbuat dari kayu semakin menambah vibe jadulnya.

Suasana di dalam kereta wisata by Dani Irawan
Suasana di dalam kereta wisata by Dani Irawan
Kereta api wisata Ambarawa-Tuntang ini berjalan 4 kali PP dalam setiap harinya. Penumpang wajib naik sesuai dengan jadwal yang tertera pada tiket yang dibeli di loket masuk. Selain jadwal keberangkatan, penumpang juga wajib menempati tempat duduk sesuai dengan nomor tertera pada tiket. Seperti perjalanan kereta api komersial saat ini, kereta wisata ini dioperasikan oleh masinis, kondektur, mekanik, dan petugas keamanan. Hanya saja yang membedakan adalah di kereta wisata ini terdapat pemandu yang akan menjelaskan informasi selama perjalanan.

Pemandu wisata menjelaskan informasi selama perjalanan by Dani Irawan
Pemandu wisata menjelaskan informasi selama perjalanan by Dani Irawan

Perjalanan dimulai dari Stasiun Ambarawa. Melalui jendela kayu tanpa kaca, saya dapat melihat kereta api melintasi Dipo Lokomotif Ambarawa. Berlanjut melalui persawahan warga yang berada di wilayah Kecamatan Ambarawa ini. Beberapa kali lintasan kereta api juga berpotongan dengan jalan raya. Setelah melewat area persawahan, lintasan kereta api memasuki area pinggiran Danau Rawa Pening. Dari dalam kereta saya dapat menyaksikan hamparan luas perairan di sisi kanan. Sayang sekali, tiba-tiba hujan turun dan mengharuskan beberapa jendela ditutup agar air hujan tidak masuk ke dalam kabin kereta.

Pemandangan persawahan by Dani Irawan
Pemandangan persawahan by Dani Irawan

Pemandangan Danau Rawa Pening
Pemandangan Danau Rawa Pening

Setelah melewati pinggiran Danau Rawa Pening, kereta api memasuki Stasiun Tuntang. Nah, di stasiun ini kereta api berhenti dan dilakukan perpindahan posisi lokomotif agar kereta api bisa berjalan kembali ke Stasiun Ambarawa. Ketika proses pelangsiran lokomotif tersebut, penumpang dapat turun di area Stasiun Tuntang. Nah, di stasiun inilah saya seolah-olah merasakan suasana yang ada di dalam series Gadis Kretek. Wisatawan dapat berfoto di peron stasiun ini sembari istirahat sejenak. Ketika saya berjalan ke sisi barat stasiun, saya menemukan ruangan yang menjadi lokasi pertemuan antara Jeng Yah dengan Mas Raya.

Stasiun Tuntang yang menjadi lokasi syuting Gadis Kretek
Stasiun Tuntang yang menjadi lokasi syuting Gadis Kretek

Langsiran lokomotif by Dani Irawan
Langsiran lokomotif by Dani Irawan

Kurang lebih sekitar 15 menitan, para penumpang dipersilakan masuk kembali ke dalam kereta. Kemudian, kereta api akan diberangkatkan kembali menuju ke Stasiun Ambarawa. Perjalanan dari Ambarawa ke Tuntang memakan waktu kurang lebih 1,5 jam.

Saran

Museum Kereta Api Ambarawa merupakan tempat wisata berbasis indoor-outdoor. Waktu yang cocok untuk mendatangi tempat ini adalah ketika di musim kemarau. Selain dapat menikmati keindahan pemandangan selama perjalanan menggunakan kereta wisata, di musim kemarau anda tidak perlu membawa payung atau jas hujan. Bagi anda yang lebih suka menikmati wisata museum saja, anda dapat membeli tiket masuk tanpa harus membeli tiket kereta wisata. Jadi, biaya yang dikeluarkan juga lebih hemat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun