Luar biasa bagaimana bisa seorang anak bernama Musa yang baru berumur 8 tahun sudah berprestasi internasional dia mampu menjadi juara tiga MTQ tingkat internasional, bagaimana dia bisa sampai berprestasi sehebat itu?. Â Lalu yang tak kalah mencengangkan adalah Joey Alexander diusianya yang baru 12 tahun menjadi nominator termuda Grammy Award untuk kategori Best Improvised Jazz Solo dan Best Jazz Instrumental Album. Kemudian seorang anak yang bernama Hibar Syahrul Gafur yang berusia 14 tahun siswa kelas VIII SMPN 1 Kota Bogor sukses meraih medali emas dalam kompetisi International Exhibition of Young Investor (IEYI) yang dilaksanakan di Malaysia dengan karya ciptaannya sepatu listrik anti pelecehan seksual. Dan yang baru-baru ini ada Naufal Raziq diusianya yang baru 15 tahun yang berasal dari Kota Langsa, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) berhasil menemukan energi listrik dari pohon kedondong (Spondias Dulcis Forst).
Siapakah mereka?, diusianya yang terhitung masih muda sudah mampu berprestasi bukan hanya ditingkat nasional tetapi menembus hingga tingkat internasional. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana mereka mampu mengukir prestasi yang luar biasa yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh orang-orang dewasa yang notabene dengan pengalaman dan keilmuan yang sudah mempuni. Apakah ini adalah suatu kewajar yang terjadi atau sesuatu yang dibuat-buat sehingga mereka mampu melakukan hal diluar batas kewajaran, dalam hal ini dengan usia yang tergolong muda, pengalaman yang minim bahkan keilmuan yang belum begitu kaya, mereka mampu mengukir prestasi yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Dari anak-anak berprestasi yang telah disebutkan diatas, ternyata ada lagi seorang anak yang juga tak bisa dilihat sebelah mata, karena faktanya sampai sekarang masih berseliweran berita yang membahas tentangnya. AFI nama panggilannya atau sekarang menjadi nama bekennya, ya dia adalah seorang anak yang tiba-tiba membuat perhatian masyarakat, terbukti dari karyanya AFI sampai-sampai membuat orang-orang dewasa dari berbagai kalangan ramai-ramai merespon karya AFI, baik yang merespon dengan positif sampai yang mengancam ingin membunuhnya, tak tanggung-tanggug karya AFI direspon dari kalangan akedemisi, ahli sampai pemuka agama.
Waw... sampai sebegitu seriusnyakah karya seorang anak yang akan berusia 19 tahun pada 23 juli nanti, sudah direspon oleh banyak kalangan. Karya apa yang sebenarnya telah dibuat oleh seorang anak  yang bernama asli Asa Firda Inayah ini?. Ternyata seorang AFI hanya membuat tulisan yang diposting disosial media, lalu kenapa bisa seheboh itu?, Ada apa dengan tulisan AFI?, padahal tulisannya hanya beberapa paragraph, tak banyak seperti halnya cerpen atau novel. Ternyata walau dengan beberapa paragraph yang isinya sangat faktual mampu mengalihkan perhatian masyarakat dari berbagai kalangan.
Dari anak berprestasi sampai anak yang menimbulkan kontroversi memiliki kesamaan, yaitu mereka masih berusia muda. Lalu apakah yang terjadi dengan anak-anak muda ini, sehingga mereka mampu membuat karya yang tidak bisa dipandang remeh dan membuat sebagian orang melihat mereka sebagai anak cerdas yang melampaui batas usianya. Apakah ini hanya sebuah fenomena sesaat saja yang nantinya akan hilang dengan sendirinya atau memang ini adalah suatu hal yang memang secara alami terjadi.
Jika merujuk pada usia yang disandang oleh anak-anak ini, mereka berusia antara umur 8 tahun hingga 19 tahu. Lalu siapakah anak-anak yang berusia diantara usia tersebut?. Dalam keilmuan Psikologi dalam hal ini psikologi perkembangan anak, dalam psikologi perkembangan anak yang berusia 8 sampai 19 tahun adalah dalam fase kanak-kanak akhir, remaja dan dewasa awal. Elizabeth B. Hurlock (1978),
1. Masa prenatal, saat terjadinya konsepsi sampai lahir.
2. Masa neonatus, mulai lahir sampai minggu kedua.
3. Masa bayi, akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua.
4. Masa kanak-kanak awal, umur 2 tahun sampai 6 tahun.
5. Masa kanak-kanak akhir, umur 6 tahun sampai 10/11 tahun.
6. Masa pubertas/ preadolescence, umur 10/11 samapi 13/14.
7. Masa remaja awal, umum 13/14 tahun sampai 17 tahun.
8. Masa remaja akhir, umur 17 tahun sampai 21 tahun.
9. Masa dewasa awal, umur 21 tahun sampai 40 tahun.
10. Masa setengah baya, umur 40 tahun sampai 60 tahun.
11. Masa tua, umur 60 tahun sampai meninggal dunia.
Dengan pengelompokan Fase perkembangan anak yang dilakukan oleh Elizabet B. Hurlock dapat memudahkan untuk melihat secara garis besar bahwa anak-anak berprestasi tersebut terbagi kedalam tiga kelompok yaitu kanak-kanak akhir, remaja dan dewasa awal.
 Setelah melihat dari perkembangan psikologi, dapat disimpulkan bahwa anak-anak tersebut lahir antara tahun 1995 hingga 2010. Menurut William Strauss dan Neil Howe dalam bukunya "Generations: The History of America's Future, 1584 to 2069"bahwa generasi yang lahir antara tahun 1995 sampai 2010 adalah Generazi Z. Siapa dan seperti apakah generasi Z atau yang biasa disebut Gen Z itu?. Gen Z adalah anak-anak instan dan cenderung menginginkan sesuatu selesai secepat mungkin. Generasi ini juga disebut dengan naturally gadget generation, platinum generation bahkan ada yang menyebutnya silent generation karena mereka lebih menyukai berinteraksi sendiri bersama gawai di kamar, dibanding berbincang dan bermain dengan sesama dalam dunia konkrit (Aprianti, 2010). Selain itu gen Z memiliki memiliki beberapa ciri, diantaranya melek internet, sangat mengandalkan internet, membaca singkat dan multitasking.
Walau masih sayup-sayup terdengar namun kehadiran mereka terlihat lebih nyata dengan segala perilaku dan dampak yang dihasilkan dari setiap pergerakan mereka. Meraka adalah anak-anak dari gen Z, anak-anak yang kini mulai menunjukan eksistensinya, dengan karya yang membanggakan sampai fenomenal. Mereka telah hadir ditengah-tengah kehidupan  gen X dan Y. Dengan kehadiran gen Z yang mulai menunjukan eksistensinya itu sedikit banyak mempengaruhi kehidupan sosial, baik dari tingkat yang terkecil yaitu keluarga sampai yang terbesar yaitu dunia. Pengaruh yang mulai dirasakan oleh gen X dan Y, baik pengaruh yang bersifat positif sampai yang bersifat negatif.
Dengan segala pengaruh yang dirasakan baik oleh gen X, gen Y atau pun gen Z sendiri, maka tak bisa lagi kita menutup mata dengan kehadiran gen Z. Dengan segala kontribusinya, gen Z pun mulai berkembang dan mengisi hampir diberbagai lini, mulai dari akedemisi, praktisi hingga professional. Lalu apakah dengan dampak serta kontribusi yang dilakukan oleh gen Z ini hanyalah sebuah fenomenoligi?, dengan tegas saya berpendapat bahwa ini bukan fenomenologi yang akan hilang begitu saja dengan berjalannya waktu.
Ini adalah siklus regenerasi yang terjadi bahwa anak-anak yang terlahir antara tahun 1995 hingga 2010 sudah tumbuh dan berkembang secara pisik mau pun psikis. Anak yang dibesarkan pada lingkungan gen Y atau yang disebut juga Gen Millennia dengan lingkungan yang jelas sangat berbeda dengan lingkungan gen X, dimana diera millennia gen Z tumbuh dan berkembang dengan pertumbuhan serta kemajuan sain dan teknologi yang sangat pesat. Pertumbuhan serta kemajuan sain dan teknologi yang sangat pesat ini secara otomatis mengubah pola dan gaya hidup masyarakat. Salah satu yang mengubah pola dan gaya hidup masyarakat adalah dengan hadirnya internet. Memang internet sudah hadir pada masa gen X, namu ditangan gen Y pengunaan internet dimaksimalkan sedemikian rupa, sehingga internet menjadi sangat bermanfaat dalam kehidupan.
Dengan hadirnya internet informasi berjalan dengan sangat cepat dan massif, baik yang mengadung kebenaran atau pun yang bersifat hoax. Internet mampu merubah pola dan gaya hidup masyarakat dunia, karena akses untuk mendapatkan internet yang sudah sangat mudah, hanya dengan handphone yang berada digenggaman. Dengan informasi yang sangat mudah diterima oleh masyarakat dunia secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi pola hidup dan gaya hidup masyarakat, dimana informasi digunakan membenahi bahkan memperbaiki pola hidup dan gaya hidup masyarakat, diataranya adalah dengan informasi yang mudah masyarakat khususnya gen Y mulai memperbaiki asupan atau makanan yang dikonsumsi dan tidak hanya itu gen Y pun mulai melakukan perbaikan-perbaikan gaya hidup sehat, yang pada akhirnya melahirkan generasi Z. Maka tak bisa dipungkiri bahwa dari hasil perubahan dan perbaikan pola dan gaya hidup yang dilakukan oleh gen Y memiliki karakter yang berbeda dengan genarasi sebelumnya.
Jika gen Y sangat memperhatikan pola dan gaya hidup lebih sehat dari generasi sebelum, maka tidak heran anak-anak yang dilahirkan dari pola dan gaya hidup tersebut lahirlah anak-anak dengan pisik dan psikis yang berbeda, dalam hal ini secara biologis struktur otak dan secara psikologis cara berpikirnya pun akan berbeda. Anak-anak yang terlahir tersebut akan lebih maju cara berpikirnya, maka tidak mengherankan kalau anak-anak tersebut lebih kritis dan pemikirannya mampu melampaui usianya, Â dalam hal ini jika menarik dari kebiasan sebelum atau pada masa gen Y apalagi gen X.
Inilah realitas dimana gen Z yang memang lahir diera teknologi dan informasi bekembang dengan sangat pesat sehingga mempengaruhi pisik maupun psikis gen Z. Lalu pertanyaanya adalah sadarkah gen X dan gen Y yang telah melahirkan gen Z dengan segala kelebihan, keunikan dan bahkan fenomenanya?. Sebuah pekerjaan rumah yang tidak mudah, dimana generasi yang terlahir membawa sesuatu yang tidak biasa, sesuatu yang belum terjadi sebelumnya.
Jika menengok pada fenomena yang terjadi sekarang ini dengan cara mereka berkontribusi dalam kehidupan ini, baik yang membanggakan seperti membuat sesuatu yang bermanfaat sampai yang membahayakan seperti menjadi hacker yang merugikan, bagaimana seharusnya gen X dan gen Y menyikapinya. Apakah akan menyikapinya dengan pola dan cara-cara yang kurang baik, dengan mengintervensi, menjatuhkan dan memfitnah pribadi gen Z. Seperti fenomena AFI, bagaimana sebagian orang mengintervensi menyerang pribadi seorang AFI dengan tulisan, hinaan, fitnah bahkan ancamn pembunuhan, bukankah ini adalah cara-cara yang kejam yang mengkerdilkan perkembangan anak dari generasi Z.
Menyikapi regenerasi yang tidak hanya sekedar fenomena yang hanya lewat lalu akan hilang begitu saja, maka sudah sewajarnya gen X dan gen Y menjadi generasi yang mulai membuka hati dan pikirannya untuk mengawal perkembangan gen Z, karena bila dilihat dari perkembangan psikologi gen Z adalah kanak-kanak yang mulai berkembang menjadi remaja dan menuju dewasa. Maka sudah menjadi tugas gen X dan gen Y menyikapi regenerasi ini dengan sikap yang lebih baik, lebih mengayomi dan pastinya lebih bijaksana, sehingga tugas perkembangan gen Z menjadi lebih baik. Yang mengantarkan mereka menjadi generasi yang lebih baik dan bijaksana dalam megarungi era teknologi dan infromasi yang bergerak begitu cepat.
Ibu Bapak
Ayah Bunda
Abah Nyai
Abi Umi
Kakak Abang
Gen Z adalah anak kandungmu dan adikmu yang juga membutuhkan cinta, kasih sayang, bimbingan, pengayoman dan kebijaksanaanmu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI