Mohon tunggu...
Daniel Valentino Sitepu
Daniel Valentino Sitepu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - -

Bola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jalur Rempah (557)

1 Desember 2022   08:52 Diperbarui: 1 Desember 2022   09:10 1022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jalur Rempah Nusantara

Pendahuluan

Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil rempah-rempah terbesar di dunia. Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan yang beraroma atau berasa kuat yang digunakan dalam jumlah kecil di makanan sebagai pengawet atau perisa dalam masakan. Rempah menjadi barang yang sangat penting karena sangat mempengaruhi  perkembangan ekonomi, sosial budaya, dan politik dalam skala lokal dan global. Indonesia sudah dikenal sebagai negara sentra rempah sejak zaman kolonialisme. Khasiat rempah-rempah sendiri sudah dibuktikan oleh bangsa Eropa sebagai penghangat serta pengawet makanan. Bangsa Eropa yang pertama datang ke Nusantara, yakni Portugis.

Kemudian Spanyol dan Belanda datang ke Indonesia sebagai pedagang. Persaingan Portugis dan Spanyol untuk menguasai Maluku akhirnya mendorong kedua bangsa tersebut untuk menyelesaikan konflik. Mereka kemudian mengadakan perjanjian Saragosa pada 1529. Hasil perjanjian, bangsa Spanyol harus meninggalkan Maluku dan akhirnya menguasai Filipina. Sementara bangsa Portugis tetap melakukan perdagangan di Maluku. Kemudian pada 1641 datang pedagang Belanda dan membentuk VOC setelah Portugis kalah. Periode tersebut muncul monopoli pada komoditas pala pada 1621, selanjutnya pada 1650 cengkeh juga dikenakan monopoli.

 

Jalur Rempah

Jalur rempah merupakan sebuah julukan spesifik oleh para ahli maupun sejarawan Nusantara untuk mendeskripsikan, merekonstruksi dan melacak kembali perjalanan para pedagang di masa lampau karena dari rute ini membentuk aktivitas global perdagangan dunia. Jalur Rempah mencakup berbagai lintasan jalur budaya dari timur Asia hingga barat Eropa terhubung dengan Benua Amerika, Afrika dan Australia. Tidak hanya berdiri di satu titik penghasil rempah, namun juga mencakup berbagai titik yang bisa dijumpai di Indonesia dan membentuk suatu lintasan peradaban yang berkelanjutan. Jalur rempah adalah jalur sutra yang melewati maritim, merupakan jalur perdagangan dan wadah pertukaran segala peradaban budaya dan agama,” kata Dr. Alan Chong dari Universitas Teknologi Nanyang Singapura. Jalur rempah adalah jalur yang digunakan untuk menjalin hubungan antara negara satu dengan negara yang lain dalam jual beli , produksi , atau distribusi rempah-rempah. Titik awal jalur rempah berawal di Ternate yang didorong menjadi titik nol Jalur Rempah.

 

 

Jalur Rempah Nusantara

Jalur rempah Nusantara telah dikenal sejak berabad-abad lamanya di mana jalur khayal ini merupakan jalur yang biasa pada masa itu dilalui oleh para pedagang dari berbagai belahan di dunia. Tome Pires menyebutkan dalam bukunya Summa Oriental que trata do Mar Roxo ate aos Chins (Ikhtisar Wilayah Timur: dari Laut Merah hingga negeri China) mengisahkan pengalamannya selama berada di Nusantara pada awal abad ke 16. Nusantara pada masa itu begitu terkenal sehingga tak heran jika Nusantara disebut sebagai negeri tumbuh suburnya keanekaragaman hayati dunia. Jalur rempah merupakan sebuah julukan spesifik oleh para ahli maupun sejarawan Nusantara untuk mendeskripsikan, merekonstruksi dan melacak kembali perjalanan para pedagang di masa lampau karena dari rute ini membentuk aktivitas global perdagangan dunia. Rute ini dipandang memiliki nilai penting di mana komunikasi yang terjalin selama berabad-abad lamanya. Jauh sebelum bangsa Eropa datang ke Nusantara, ribuan tahun lalu, Jalur Rempah adalah rute nenek moyang kita menjalin hubungan antarpulau, suku, bangsa, dengan membawa rempah sebagai nilai untuk membangun persahabatan yang membentuk asimilasi budaya dan diplomasi di setiap pesinggahan. Jalur inilah yang akhirnya menghubungkan Nusantara dan dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun