Melihat dari postur tinggi badan pemain timnas U-19 kita yang rata rata di bawah 1.75 meter tampaknya menjadikan ungkapan tersebut benar adanya. Hal itu bisa terlihat dari 3 kali ujicoba yang dilakoni timnas U-19, para pemain selalu kesulitan jika berhadapan di udara.
Di gelaran Piala Dunia U-20 nanti, para pemain akan berhadapan dengan pemain dari negara Eropa yang rata rata tingginya mencapai lebih dari 1.80 meter.Â
Sebut saja para pemain Timnas U-19 Inggris saat ini, seperti Tino Anjorin yang tingginya mencapai 1.86 m, Tyreece John-Jules dengan tinggi 1.83 m serta pemain lainnya.Â
Para pemain kita seperti David Maulana dan Witan Sulaiman yang tingginya bahkan tidak lebih dari 1.70 m akan berhadapan dengan pemain pemain tersebut.
Sin Tae Yong sebagai pelatih kepala harus mencari jalan keluar dari persoalan ini. Bisa saja melalui taktik, gaya bermain atau yang lainnya. Menggunakan umpan umpan lambung justru sama saja dengan bunuh diri.Â
Umpan-umpan pendek dari kaki kaki mirip permainan barca era Pep Guardiola mungkin bisa menjadi jalan keluar. Tapi apakah lawan akan menggunakan umpan umpan pendek jika berhadapan dengan Timnas Indonesia? Saya rasa juga tidak.
Antropometri memang tidak sepenuhnya bisa dijadikan tolak ukur. Harus diikuti dengan pola latihan dan pembinaan yang baik dan terencana.
Hal itu lah yang membuat pemain pemain dengan tinggi badan yang tidak terlalu tinggi mampu menjadi pemain kelas dunia. Sebut saja Lionel Messi, Carlos Teves dan Aguero.
Oleh karena itu, berharap Timnas U-19 mampu berprestasi di Piala Dunia U-20 nanti tanpa melihat antropometri pemain dan proses pembinaan sepak bola kita selama ini, sama dengan mengharapkan cerita Goliath vs Daud terjadi di Piala Dunia nanti.Â
Untungnya, PSSIpun tahu dan tak muluk-muluk. Timnas U-19 hanya ditargetkan lolos ke babak 16 besar yang sebelumnya ditargetkan masuk semifinal. Target yang cukup realistis.
Wassalam.