Komnas HAM dan Komite Kebenaran dan Rekonsiliasi pernah membuka harapan, namun jalannya tak pernah utuh. Para keluarga korban, termasuk keluarga Herman, terus menunggu dan menuntut keadilan. Tetapi negara, hingga hari ini, masih belum mampu (atau mungkin tidak mau) menyatakan secara resmi siapa yang bertanggung jawab atas penghilangan paksa itu.
Meski fisiknya tak pernah kembali, nama Herman Hendrawan tetap hidup di benak banyak orang. Di kalangan aktivis, ia bukan hanya simbol dari keberanian melawan ketidakadilan, tapi juga bukti bahwa negara pernah-dan masih bisa-menjadi pelaku kejahatan terhadap warganya sendiri.
Kini, lebih dari dua dekade setelah ia hilang, kita yang hidup hari ini tak hanya ditantang untuk mengingat, tetapi juga untuk terus bertanya: di mana Herman Hendrawan? Sampai kapan negara akan terus diam?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI