Mohon tunggu...
Daniel Morris
Daniel Morris Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I'm an university student based in Medan, I think while I'm writing something I can talk to myself freely, is the best time to evaluate also improving what I've learn until nowadays.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ini Syaratnya agar Indonesia Menjadi Negara Makmur

21 Agustus 2014   15:09 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:58 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tingkat kemakmuran di Indonesia memang masih berada di angka yang kecil. Banyak ragam pandangan dan pendapat yang diberikan oleh para pakar yang paham akan perkembangan negara Indonesia yang berasal dari berbagai kalangan.

Sebagai seorang pelajar, saya merasa bahwa permasalahan akan kesejahteraan rakyat di negeri ini seharusnya menjadi beban bagi para generasi muda di negri ini. Bagaimana tidak, Indonesia sudah cukup lama menduduki predikat negara berkembang, namun hingga saat ini Indonesia masih saja "banting tulang" untuk mempertahankan kesejahteraan rakyat.

Sebagi warga negara kita juga harus sadar akan pentingnya peran kita secara pribadi untuk terjun dalam permasalahan internal di dalam negri ini. Pemerintah dan jajaran kabinet yang diisi oleh para pakar masih perlu untuk memikirkan diri mereka, keluarga mereka, harga diri partai dan akhirnya tugas serta janjinya. Sehingga menjalankan tugas negara bagaimanapun bukanlah prioritas utama.

Acara National Lecturer Series 2014 merupakan kuliah umum + kuliah bersama, yang diikuti lebih dari 10 Universtitas dan 5000+ mahasiswa di Indonesia yang terhubung dalam video conference.

Sebelum nya saya berterima kasih kepada pendiri program sekaligus sponsorship yaitu Bank M*ndiri.

Posisi pembicara utama yang di berikan kepada salah seorang konglomerat di Indonesia Pak Chairul Tanjung, pemilik dari CT Corp, seorang yang berasal dari kalangan sederhana, bertarung secara nyata memerangi kemiskinan.

Sepulang dari acara tersebut saya membawa catatan kuliah saya, dah ternyata ada beberapa point penting disana.

Sebuah negara akan dikatakan makmur apabila persentase jumlah pengusaha di dalam negri tersebut min. 2% , dikalkulasikan dengan jumlah penduduk Indonesia yang berjumah  253.609.643 (2014) berarti jumlah pengusaha yang ada saat ini berkisar  4.184.559 orang masih kurang sekitar 887.633 orang lagi. Sementara dilingkungan sekitar kita yang memutuskan untuk menjadi pengusaha bisa dikatakan 1-2 orang per semester. Ini merupakan suatu kelemahan sekaligus beban kita bersama. National Lecturer Series (selanjutnya NLC) sudah melakukan perannya melalui kontribusi yang mereka berikan. Jadi dari sini kita mendapatkan perlunya peningkatan pada jumlah wirausaha di Indonesia ini.

Dengan bekal pendidikan pada masa SMK dulu, setidaknya saya sedikit mengetahui bahwasannya jika di negri ini memiliki banyak pengusaha, makan pergerakan ekonomi akan selalu terjadi memberikan keuntungan bagi berbagai pihak di Indonesia, seperti jumlah saldo nasabah yang di pegang oleh sektor finansial akan mempertahankan kekuatan ekonomi Indonesia (tidak bisa meningkat secara drastis setidaknya tidak menurun).

Beberapa faktor yang mempengaruhi lemahnya tingkat kenaikan jumlah pengusaha :
1. Terbatasnya modal, ini sudah tidak asing lagi, dari banyak orang yang saya tanyakan akan visi hidupnya akan menjadi pengusaha kah ? atau tidak akan mengatakan bahwa programnya itu terhalang karena adanya hambatan ekonomi (modal), mengapa kita sulit mendapatkan modal, pertama karena kita suka menunggu akan adanya rejeki nomplok atau ada seorang kaya tiba-tiba menawarkan modal kepada kita, kedua, karena kurang nya dokumen dan nilai jaminan yang kita miliki (sudah pas-pasan dari sononya) dan terakhir karena kita tidak  meletakkan visi tersebut menjadi prioritas dan target utama.

2. Akses Pasar, bagi calon pengusaha dan pengusaha pendatang yang kurang memiliki ilmu dan strategi yang kuat akan dilemahkan oleh kuatnya persaingan di Pasar tersebut. Maka itu persiapkanlah diri dengan matang agar siap menembus kokohnya pasar yang telah dikuasai pesaing terdahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun