Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Atletik, Lumbung Medali yang Belum Dioptimalkan Indonesia

4 Juli 2018   20:56 Diperbarui: 5 Juli 2018   01:38 2893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
M. Sarengat, peraih 2 emas Asian Games 1962 (gambar: historia.id)

Atletik adalah induk dari semua cabang olahraga, karena semua olahraga memiliki unsur dasar gerakan berlari, melompat, dan melempar. Di Asian Games, atletik diperlombakan sejak Asian Games I di New Delhi, India tahun 1951.

Atletik memiliki banyak nomor, yang artinya banyak medali yang diperebutkan. Pada Asian Games terakhir di Incheon 2014, sebanyak 47 nomor diperlombakan. Ada 47 emas yang diperebutkan dan China sukses memborong sepertiga dari jumlah tersebut, sebanyak 15 emas.

Sayangnya cabang olahraga yang menjadi salah satu penyedia medali terbanyak ini belum mampu dimaksimalkan oleh Indonesia. Sejak Asian Games pertama, kontingen merah putih hanya meraih total 4 (empat!!!) medali emas saja, ditambah 3 perak dan 14 perunggu.

Sedikitnya jumlah medali tersebut membuat Indonesia menduduki peringkat ke-22 dalam perolehan medali cabang atletik sepanjang sejarah Asian Games. China berada di urutan teratas dengan raihan 300 emas, disusul Jepang (151 emas) dan India (74 emas) di urutan ke-2 dan ke-3.

Indonesia bahkan masih kalah dari negara-negara Asia Tenggara lainnya. Tercatat ada Thailand di peringkat ke-8 (22 emas), Filipina di peringkat ke-17 (11 emas), dan Malaysia di peringkat ke-18 (6 emas). Indonesia yang di peringkat ke-22 tersebut sedikit lebih baik daripada Vietnam dan Myanmar yang berada di peringkat ke-23 dan ke-24 dengan raihan masing-masing 3 emas.

Dari Mohammad Sarengat hingga Maria Londa

Jika pada tiga Asian Games pertama hanya mampu meraih perunggu, Indonesia baru bisa meraih emas atletik pada saat Asian Games keempat. Dua emas berhasil diraih di Gelora Bung Karno, saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games tahun 1962.

Nama Mohammad Sarengat menjadi buah bibir saat itu. Ia mampu meraih dua emas masing-masing di nomor lari 100 meter dan lari gawang 110 meter, serta perunggu di nomor lari 200 meter. 

Sprinter kelahiran Banyumas, Jawa Tengah, 28 Oktober 1939 tersebut finis pertama di nomor lari 100 meter dengan catatan waktu 10,5 detik. Catatan waktu tersebut memecahkan rekor lama yang dimiliki oleh Abdul Khalik (Pakistan) 10,6 detik. 

Rekor Sarengat sebagai "Manusia Tercepat Asia" bahkan bertahan hingga 22 tahun sebelum dipecahkan kembali oleh pelari Indonesia lain, Purnomo Muhammad Yudhi, 10.3 detik di Olimpiade 1984. Hingga saat ini, Sarengat menjadi satu-satunya atlet pria Indonesia yang meraih emas Asian Games di cabang atletik. Sarengat tutup usia di Jakarta pada tahun 2014 lalu.

Setelah menunggu 36 tahun, Indonesia kembali bisa meraih medali emas di Asian Games Bangkok 1998. Satu keping emas berhasil dipersembahkan oleh pelari putri Supriati Sutono di nomor 5.000 meter dalam waktu 15 menit 54,45 detik, unggul 0,02 detik saja dari pelari Sunita Rani (India) yang merebut perak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun