Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengurai Kenangan dalam Lagu "Januari di Kota Dili"

31 Januari 2012   02:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:15 4001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_167377" align="aligncenter" width="500" caption="Dili (Shutterstock)"][/caption]

Januari di kota Dili. Mendengar keempat kata ini, pasti kita akan langsung menebak bahwa ini adalah judul sebuah lagu pop milik Rita Effendy. Rita yang kelahiran Bandung 26 April 1969 memang dikenal memiliki suara merdu dan lagu-lagu yang dinyanyikannya pun indah untuk didengarkan, seperti lagu Telah Terbiasa, Terima Kasih Mawarnya, atau Selamat Jalan Kekasih. Lagu Januari di Kota Dili dipopulerkan oleh pada tahun 1998 (album Salahkan Rembulan), sebelum Timor Leste atau yang dulu bernama Timor Timur memisahkan diri dari kedaulatan Republik Indonesia melalui sebuah referendum di tahun 1999 dan berdiri menjadi sebuah negara sendiri.

Namun kali ini saya tidak akan membahas soal kemerdekaan wilayah yang beribukota Dili tersebut, atau juga sejarah panjang dan perjalanan politik yang berkenaan dengan bekas provinsi ke-27 Republik Indonesia tersebut. Saya pun juga tidak akan berkisah tentang tempat-tempat wisata atau bangunan-bangunan terkenal di kota Dili seperti Gereja Motael, Tugu Saint Mary atau Patung Kristus Raja, karena memang saya belum pernah sekali pun berkunjung ke Timor Timur.

Mungkin sudah berkali-kali saya mendengarkan lagu Januari di Kota Dili tersebut, namun saya tak pernah bosan karenanya. Kemampuan Rita yang juga menjadi salah satu personil Elfa’s Singers untuk membawakannya dengan apik membuat lagu ini menjadi salah satu lagu kesukaan saya. Dengarlah bagaimana ketika Rita dengan nada lembut dan perlahan memulai menyanyikan bait pembuka. Disambung dengan intro yang bertempo sedang, dilanjutkan dengan bait kedua, refrain sampai dengan bagian akhir lagu, semua nada dan syair dalam lagu tersebut mampu dihadirkan begitu indah oleh penyanyinya.

Tak hanya dari segi syair dan aransemen musik yang membuat lagu ini layak untuk dikenang sampai sekarang. Kendati memang banyak lagu pop Indonesia dengan syair dan musik bagus, namun ada kesan tersendiri yang hadir setiap kali lagu ini saya dengar. Sebuah perasaan sentimental, entah mengapa, selalu saja merasuk ke jiwa setiap kali bait demi bait dinyanyikan. Di balik kata-kata indah yang menceritakan tentang kerinduan untuk bertemu dengan seorang kekasih, ada sebuah perasaan sedih yang juga ikut hadir di dalamnya. Bisa saja perasaan sentimental itu dipengaruhi oleh kenyataan sejarah bahwa akhirnya Timor Leste tidak lagi menjadi bagian dari Indonesia. Dan wajar saja jika rasa kehilangan yang teramat besar itu pun juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari lagu tersebut.

Mencoba untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kesan-kesan yang dialami oleh orang lain mengenai lagu tersebut, akhirnya membawa saya untuk mencari video berikut komentar di Youtube. Dari sebuah video lagu Januari di Kota Dili, beragam komentar muncul dalam Bahasa Indonesia, Inggris bahkan Portugis. Berikut beberapa di antaranya:

”Gila ni lagu..... sedih dengernya... apakabar saudara-saudaraku yang di Timor Leste?”

“Untuk Timor Leste, kalian masih saudara kami, dan dimanapun tidak ada namanya bekas saudara..”

“I don't know why this song really actual to giving me 'distant-sensation-between-two¬-lovers'. Political, geographical, cultural, religion, economic, global issues... Timor Leste is very metaphoric to give that far-away feelings. And i cant help myself to not become a sentimental when i hear this song”

“This song reminds me of my childhood in Dili. Miss and love u Dili”

“Ganda som,curto bue este som.....Rita eh sem duvida grande cantora.Esta cancao faz me lemrar os momentos que passei com a minha ex-namorada quando andamos juntos na escola pre secunndaria (Smp)..nfim adoro este som. Thanx for who posted this song”

Banyak kenangan dan kesan yang dialami oleh banyak orang mengenai lagu ini. Mungkin kenangan tentang masa kecil yang begitu manis di Timor Leste.  Atau kenangan terhadap keluarga dan sanak saudara yang terpisah oleh garis perbatasan Timor Leste dan Nusa Tenggara Timur, dan bagaimana keharuan dan isak tangis pun tercipta saat keluarga-keluarga yang terpisah tersebut bertemu dan berpelukan di jembatan perbatasan di Atambua untuk melepas rindu. Atau bisa saja kenangan akan seorang kekasih yang begitu dirindukan seperti yang diceritakan oleh syair lagu tersebut. Romantisme, keharuan, juga kesedihan pun hadir memberikan kenangan tersendiri.

13279762001721477139
13279762001721477139
Rita Effendy

Bagaimana kesan dari rekan-rekan kompasianer sendiri?

Sebagai bagian akhir, berikut saya tuliskan syair demi syair dari lagu indah tersebut untuk kembali kita nikmati di hari terakhir bulan Januari ini.

***

biarlah layar terkembang ku ingin menyeberang melintas pulau dan lautan menjemput cintaku belahan jiwa yang tertinggal di timor loro sae

menderu ombakmu menabuh pantai kala tatap matamu sapa jiwaku membiru lautmu memeluk pasir kala harum nafasmu sebut namaku

dua langit t’lah membaur di suatu cakrawala dua biduk t’lah berlabuh di satu dermaga cinta

januari di kota dili tak terkira cinta bersemi januari lekas berganti dan terhempas cintaku januari di kota dili kian hangat dalam ingatan nantikanlah aku kembali ‘tuk menjemput cintamu

menguning bulanmu mengetuk malam dan mesra jemarimu belai sukmaku membias bintangmu menghias nyiur dan hangatnya bibirmu kecup kalbuku

dua langit t’lah membaur di suatu cakrawala dua biduk t’lah berlabuh di satu dermaga cinta

januari di kota dili tak terkira cinta bersemi januari lekas berganti dan terhempas cintaku januari di kota dili kian hangat dalam ingatan nantikanlah aku kembali ‘tuk menjemput cintamu

cintaku di timor loro sae, cintaku di timor loro sae

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun