Mohon tunggu...
Daniel Kalis
Daniel Kalis Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Ingin meraih mimpi lewat untaian kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sejarah Ringkas Perkembangan Media dan Jurnalisme di Tiongkok

24 September 2021   15:10 Diperbarui: 24 September 2021   15:13 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: cbk.bschool.cuhk.edu.hk

Televisi di Tiongkok sendiri memiliki karakteristik yang unik. 

Televisi di sana merupakan milik negara dengan model keuntungan tunggal melalui sumber pendanaan yang berasal dari pasar.

Komersialisasi yang terjadi juga sedikit berbeda dengan komersialisasi di Eropa maupun Amerika. Di Tiongkok, media dikomersialkan tanpa independensi. Media didukung oleh iklan, tetapi juga dikontrol oleh negara. Yuezhi Zhao, Professor and Canada Research Chair, School of Communication, Simon Fraser University, menyebut hal ini sebagai "komersialisasi tanpa privatisasi".

Perubahan yang terjadi adalah pada model bisnis, bukan pada struktur kepemilikan. Tidak ada kepemilikan pribadi atas saluran penyiaran dan surat kabar. Modal swasta hanya terbatas pada pinggiran sistem.

Kondisi ini terjadi karena struktur peraturan media di Tiongkok yang berlandaskan pada struktur partai dan pemerintah. Struktur ini berkoordinasi dari pusat ke daerah. Hal ini dimungkinkan karena adanya departemen propaganda pada sistem partai di semua tingkatan baik itu negara bagian, kota, maupun dewan. 

Komersialisasi media menyebabkan semakin meluasnya outlet media perkotaan yang berorientasi pasar. Sementara itu, surat kabar yang menyasar kalangan bawah seperti 'People's Daily' atau 'Workers Daily' semakin terpinggirkan.

People's Daily, pernah menjadi koran terbesar di Tiongkok pada masanya. Sumber: Wall Street  Journal
People's Daily, pernah menjadi koran terbesar di Tiongkok pada masanya. Sumber: Wall Street  Journal

Kondisi tersebut juga turut dipengaruhi dengan adanya globalisasi. Globalisasi membuat banyak media asing masuk ke Tiongkok.

Meski dibatasi hanya pada bidang hiburan, bisnis, dan gaya hidup, media asing memberikan tekanan pada media lokal untuk mengejar konsumen perkotaan yang makmur dan mengabaikan kelas sosial yang lebih rendah.

Periode 1990-an juga menjadi era emas jurnalisme investigasi di Tiongkok. Selain Focus (1994) dan News Probe (1996), jurnalisme investigasi juga tampil di media seperti The Southern Weekend, The Southern Metropolitan Daily, The Dahe Daily, dan The Beijing News. 

Internet dan Media Baru di Tiongkok

Tiongkok resmi bergabung dengan internet pada tahun 1994. Dua tahun setelahnya, perusahan internet di negeri itu pertama kali didirikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun