Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Realitas Muhaimin yang "Ngotot" Menjadi Cawapres Jokowi

15 April 2018   00:13 Diperbarui: 17 April 2018   18:44 5872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar meresmikan posko JOIN, Jokowi-Muhaimin di kawasan Tebet, Jakarta, Selasa (10/4/2018).(KOMPAS.com/Ihsanuddin)

Hal yang mendasari ke-pe-de-an-nya itu adalah pertemuan dia dengan Presiden Jokowi pada 23 Maret 2018, di Istana Kepresidenan, Jakarta. Pada 25 Maret 2018, Muhaimin mengutarakan keyakinannya itu lagi kepada wartawan.

Muhaimin enggan menyebut apa yang diungkapkan oleh Jokowi sehingga dirinya demikian optimistis menjadi cawapres Jokowi, dia hanya bilang,   "Ya banyaklah (yang diperbincangkan). Yang penting optimistis, optimistis pokoknya, optimis."

"Dua hari lalu, saya diterima beliau, ngobrol panjang, kesimpulan saya sangat optimistik, Insya Allah, ya (jadi cawapres Jokowi di Pilpres 2019)," ujar Muhaimin usai ziarah di makam  Taufiq Kiemas di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.

Ziarahnya ke makam Taufik Kiemas, suami Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarno putri itu pun merupakan ziarah politik, kemungkinan maksudnya untuk mengambil hati Megawati untuk ikut mendukung, memberi support, agar Jokowi mau menjadikan dia cawapres-nya Jokowi.

Pertanyaannya adalah kenapa Muhaimin tidak ziarah ke makam Gus Dur, pendiri PKB, dan pamannya sendiri?

Jawabannya, diduga karena ia tahu, Gus Dur tidak suka dengannya sampai akhir hayatnya. Gus Dur sangat kecewa dan sakit hati terhadap keponakannya itu, karena sekitar sepuluh tahun lalu, demi menguasai PKB sampai tega berseteru, memperkarakan di pengadilan, dan menyingkirkan Gus Dur dari PKB, yang nota bene adalah pendiri PKB, dan pamannya sendiri.

Muhaimin pernah menyangkal bahwa ia pernah berseteru dengan Gus Dur gara-gara memperebutkan PKB, ia menuduh pihak keluarga Gus Dur yang tidak suka kepadanya, oleh karena itu  mereka mengrekayasa seolah-olah perseteruan itu terjadi, padahal tidak, meskipun berperkara di pengadilan soal PKB, hubungannya dengan Gus Dur tetap baik.

Atas tuduhan Muhaimin itu, pihak keluarga Gus Dur sampai pernah mengadakan konferensi pers untuk merespon tuduhan Muhaimin itu.

Pada 8 April 2014, di Jalan Kuningan Timur Nomor 12, Jakarta Selatan,  konferensi pers itu diadakan oleh pengacara keluarga Gus Dur, Pasang Haro Rajagukguk. Pada kesempatan itu ditegaskan bahwa pihak keluarga menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa perseteruan itu nyata terjadi sampai Gus Dur meninggal dunia, dan bahwa tuduhan Muhaimin tentang rekayasa itu, merupakan tuduhan yang keji.

"Saya menegaskan konflik itu ada sampai ia (Gus Dur) wafat. Itu pernyataan (dari kubu Muhaimin) direkayasa, diada-ada, keji, baik kepada Gus Dur, keluarga dan Gusdurian," demikian antara lain pernyataan yang dibacakan oleh Pasang Haro Rajagukguk ketika itu.

Alisa Wahid, salah satu putri Gus Dur, menulis di blog pribadinya, 6 April 2014 mengenai pengalaman pribadi dia terkait perseteruan ayahnya dengan Muhaimin, bagaimana sikap Gus Dur terhadap Muhaimin saat itu, yang menunjukkan ketidaksukaan Gus Dur terhadapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun