Bayangkan seorang anak kecil yang terpisah dari orang tua di usia dua tahun, selamat dari salah satu gempa bumi paling mematikan dalam sejarah, lalu menjadi pemimpin demonstrasi mahasiswa yang mengguncang dunia. Kisah ini bukan fiksi, melainkan perjalanan hidup Li Lu, seorang investor luar biasa yang dijuluki "Warren Buffett dari China." Dari trauma masa kecil hingga mengelola dana miliaran dolar, cerita Li Lu adalah bukti bahwa ketahanan, keberanian, dan kebijaksanaan bisa mengubah nasib seseorang.
Awal Hidup Penuh Cobaan
Li Lu lahir pada tahun 1966 di tengah gejolak Revolusi Kebudayaan China. Ketika berusia dua tahun, kedua orang tuanya dikirim ke kamp kerja paksa oleh pemerintah, meninggalkannya untuk dibesarkan oleh kerabat. Namun, ujian hidupnya baru saja dimulai. Pada usia 10 tahun, ia mengalami Gempa Tangshan 1976 yang berkekuatan 7,8 skala Richter. Bencana alam ini meratakan hampir seluruh kota Tangshan dan menewaskan sekitar 242.000 jiwa. Li Lu adalah salah satu yang selamat, tetapi pengalaman itu meninggalkan bekas mendalam dalam hidupnya.
Meski menghadapi trauma berulang, Li Lu menunjukkan semangat yang tak tergoyahkan. Ia unggul dalam pendidikan dan akhirnya menjadi salah satu pemimpin mahasiswa dalam demonstrasi bersejarah di Lapangan Tiananmen pada tahun 1989. Namun, perjuangannya untuk demokrasi membawanya pada pilihan sulit yang mengubah hidupnya.
Pelarian dari China
Ketika pemerintah China melakukan tindakan keras pada 4 Juni 1989, Li Lu terpaksa melarikan diri demi nyawanya. Melalui operasi rahasia yang dikenal sebagai "Operation Yellowbird," ia berhasil kabur dari daratan China ke Hong Kong, lalu ke Prancis, dan akhirnya tiba di Amerika Serikat sebagai pengungsi. Dengan kemampuan bahasa Inggris yang minim, Li Lu memulai babak baru dalam hidupnya di negeri asing.
Di AS, ia mendaftar di Universitas Columbia dan menempuh jalur pendidikan yang luar biasa: ia meraih gelar sarjana ekonomi, hukum, dan bisnis secara bersamaan. Namun, satu momen kebetulan mengubah arah hidupnya sepenuhnya.
Pertemuan yang Mengubah Nasib
Pada tahun 1993, Li Lu tanpa sengaja masuk ke sebuah ruang kuliah di mana Warren Buffett, investor legendaris, sedang berbicara. Kuliah itu merayakan 25 tahun kemitraan Buffett dengan Charlie Munger dan membahas prinsip-prinsip investasi nilai (value investing). Bagi Li Lu, momen itu seperti petir di siang bolong. Ia terinspirasi oleh ajaran Buffett dan memutuskan untuk mendalami dunia investasi.
Pada tahun 1997, Li mendirikan Himalaya Capital setelah bekerja setahun di Donaldson, Lufkin & Jenrette. Namun, tahun pertama bisnisnya tidak mudah---ia kehilangan 19% dari nilai investasi dan investor terbesarnya menarik dana. Banyak orang mungkin menyerah, tetapi Li Lu tidak. Ia mengubah strategi, fokus pada saham-saham undervalued di Jepang dan Korea selama krisis keuangan Asia, dan perlahan membangun kembali fondasinya.
Dukungan dari Charlie Munger
Pada tahun 2003, hidup Li Lu kembali berubah saat ia bertemu Charlie Munger, tangan kanan Warren Buffett, dalam sebuah makan siang Thanksgiving. Melalui perkenalan seorang kenalan bernama Jane Olson, mereka berbicara berjam-jam tentang filosofi investasi dan prinsip bisnis. Munger, yang terkesan dengan kecerdasan dan visi Li Lu, menginvestasikan $88 juta dari kekayaan keluarganya ke Himalaya Capital---dengan syarat dana tersebut tidak dibuka untuk investor baru. Keputusan ini menjadi titik balik yang luar biasa.
Investasi Cerdas di BYD
Pada tahun 2002, Li Lu menemukan sebuah perusahaan China bernama BYD. Meski tidak diizinkan mengunjungi pabrik mereka di Shenzhen, ia melihat potensi besar dalam pendiri perusahaan itu---seorang insinyur brilian yang memulai bisnisnya dengan modal hanya $300.000. Li memperkenalkan BYD kepada Munger, yang kemudian meyakinkan Buffett untuk berinvestasi. Pada tahun 2008, Berkshire Hathaway membeli 10% saham BYD senilai $230 juta. Dalam waktu 13 tahun, investasi itu melonjak menjadi lebih dari $7 miliar.
Hingga kini, Li Lu mengelola sekitar $14 miliar melalui Himalaya Capital. Investasi awal Munger sebesar $88 juta telah berkembang menjadi antara $400-500 juta. Kesuksesannya menempatkannya sebagai salah satu investor paling disegani di dunia.