Mohon tunggu...
Dani Darmawan
Dani Darmawan Mohon Tunggu... mahasiswa sastra

jadilah dirimu sendiri, tidak ada yang pernah lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Bahasa Prokem terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja

10 April 2021   16:02 Diperbarui: 10 April 2021   16:13 1798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan keinginan dalam memyampaikan pendapat dan informasi. Bahasa sebagai alat untuk interaksi antar manusia, dalam lapisan masyarakat memiliki sifat sosial yaitu pemakaian bahasa digunakan oleh setiap lapisan mayarakat. Adapun bahasa prokem yang sedang maraknya didalam kalangan remaja.

Tahukah kamu, apa itu bahasa prokem? Bahasa prokem merupakan bahasa yang sering digunakan dikalangan remaja atau komunitas tertentu sebagai sarana komunikasi antar sesamanya. Pada awalnya, bahasa prokem sering disebut sebagai bahasa gaul atau bahasa sandi yang bertujuan untuk menyampaikan hal-hal yang sifatnya privasi agar orang lain tidak mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan. Bahasa prokem berkembang sesuai dengan latar sosial budaya pemakainya.

Bahasa prokem tersebut diciptakan oleh sekelompok remaja dalam kesehariannya. Bahasa prokem adalah salah satu bentuk menyimpang dari bahasa indonesia sebagai bahasa dalam pergaulan anak-anak remaja. Istilah ini muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu, ia dikenal sebagai " bahasa para bajingan atau anak jalanan" karena arti prokem dalam pergaulan adalah preman yang mendapat sisipan Ok menjadi prokeman lalu mengalami apokope yaitu lenyapnya bunyi akhir sehingga menjadi prokem.

Hartman dan stork (1972) mengemukakan sebagai salah satu ujaran yang dicirikan dengan kosa kata yang baru ditemukan dan cepat berubah, dipakai kalangan muda atau kelomok-kelompok sosial untuk berkomunikasi didalam kelompoknya. Jadi cenderung bersifat privasi agar tidak diketahui atau dimengerti oleh orang lain.

Bahasa prokem yang semestinya hanya sebagian bahasa sebuah komunitas atau kalangan tertentu, namun sekarang telah mengalami perubahan fungsi. Yang kini banyak bermunculan bahasa alay atau yang digunakan dalam percakapan sehari-hari yang dapat menyebabkan dampak negatif bagi konsistensi bahasa indonesia bahkan masa depan sebuah negara.

Bahasa indonesia merupakan suatu bahasa nasional yang sebenarnya kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu menggunakan bahasa indonesia harus baik dan benar, bukan dicampuradukkan dengan bahasa asing, bahasa daerah, atau bahasa gaul, yang kini perkembangan bahasa tersebut semakin luas. Beberapa contoh kata-kata dalam bahasa prokem seperti kata aku/kamu menjadi gue/gua dan loe/elu. Kata astaga menjadi kata anjay atau anjir, kemudian kata norak atau udik diganti dengan kata kamseupay. Kata bapak dan ibu menjadi bokap/nyokap, kata tidak menjadi gak/enggak dan kata-kata lain yang sudah mengalami perubahan menjadi tidak baku. Beberapa dampak negatif adanya bahasa prokem dikalangan remaja sebagai yaitu Kesulitan dalam berbahasa indonesia yang baik dan benar, dan Prilaku tidak sopan.

Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Bahasa gaul pada umumnya digunakan sebagai sarana komunikasi diantara remaja sekelompoknya selama kurun waktu tertentu.

Menurut mulyana (2008) bahasa gaul adalah sejumlah kata atau istilah yang mempunyai arti yang khusus, unik, menyimpang, dan bahkan bertentangan dengan arti yang lazim ketika digunakan oleh orang-orang dari subkultur tertentu. Seiring dengan munculnya bahasa gaul/prokem dalam masyarakat, banyak sekali dampak dan pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul  atau prokem terhadap perkembangan bahasa indonesia  sebagai identitas bangsa diantaranya sebagai berikut:

  • Eksistensi bahasa indonesia terancam terpinggirkan oleh bahasa gaul atau prokem.
  • Menurunnya derajat bahasa indonesia karena bahasa gaul yang begitu mudah untuk digunakan dalam berkomunikasi dan hanya orang tertentu yang mengerti dari bahasa gaul atau prokem tersebut.
  • Menyebabkan punahnya bahasa indonesia. penggunaan bahasa prokem  atau gaul yang semakin marak dikalangan remaja merupakan sebuah sinyal ancaman yang sangat serius terhadap bahasa indonesia dan pertanda semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi muda zaman sekarang. Sehingga tidak dapat dipungkiri suatu saat bahasa indonesia bisa hilang karena tergeser oleh bahasa gaul atau prokem di masa yang akan datang.

Agar bahasa indonesia tidak tergeser oleh bahasa gaul, maka kita sebagai warga negara indonesia yang baik hendaknya melakukan pencegahan dan penanggulangan sebelum bahasa indonesia punah. Adapun langkah yang dapat ditempuh pertama, menanamkan dan menumbuh kembangkan pemahamaan dan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa indonesia sebagai bahasa nasional. Kedua , menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan, mensosialisasikan penggunaan bahasa indonesia serta perbedaannya bahasa prokem atau gaul kepada pelajar. Ketiga, membina sikap positif terhadap bahasa indonesia serta menyiarkan perkembangan bahasa indonesia yang terjadi.

Maka dari itu, sebagai remaja yang baik kita harus bisa menjunjung tinggi bahasa persatuan yaitu bahasa indonesia, sudah seharusnya kita mengutamakannya diatas dari bahasa apapun. dengan menghargai proses terbentuknya bahasa resmi negara ini  merupakan salah satu bentuk jiwa nasionalisme kita terhadap negara. Oleh karena itu sebagai generasi muda yang baik. mari kita melestarikan bahasa indonesia dengan cara menggunakan bahasa indonesia dengan sebaik mungkin tanpa mencampuradukannya dengan bahasa lain.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun