Mohon tunggu...
Danella Aura Shifa
Danella Aura Shifa Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA S1 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

MAHASISWA S1 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pencegahan Penyebaran Penyakit Tuberkulosis di Daerah Padat Penduduk

2 Oktober 2023   19:31 Diperbarui: 2 Oktober 2023   19:44 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tuberkulosis atau biasa disebut TB, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pada  saat  penderita  TB  batuk  dan  bersin, kuman  menyebar  melalui  udara  dalam  bentuk  percikan  dahak  (droplet  nuclei)  di mana  terdapat  3.000  percikan  dahak  dalam  sekali  batuk  (Depkes  RI,  2007). Penderita TB umumnya akan mengalami gejala batuk berdahak terus menerus selama dua minggu atau lebih, disertai dengan gejala pernafasan lain seperti sesak napas, batuk darah, nyeri dada, badan lemas, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, berkeringat pada malam hari, dan demam meriang lebih dari sebulan.

Penyakit TB dapat menyerang siapa saja, terutama pada usia produktif. Menurut laporan WHO tahun 2022, Indonesia menepati urutan kedua dengan penderita TB terbanyak di dunia setelah India. Dengan sekitar 969.000 kasus dan kematian 93.000 tiap tahunnya, menjadikan TB sebagai masalah utama kesehatan masyarakat Indonesia.

Kepadatan dan mobilitas penduduk yang tidak di imbangi dengan kesadaran pencegahan penularan menjadi faktor peningkatan angka insiden TB di Indonesia. Dengan jumlah penduduk sekitar 278,6 juta jiwa dan tidak meratanya persebaran penduduk, Indonesia berisiko mempercepat penularan TB. Pada daerah dengan kepadatan penduduk tinggi, pengendalian penyebaran TB akan lebih sulit untuk dilakukan. Daerah dengan kepadatan penduduk tinggi, sering kali mengakibatkan munculnya ketimpangan sosial dan ekonomi yang signifikan. Masyarakat dengan kondisi ekonomi dan sosial yang sulit, akan lebih berisiko tertular TB dikarenakan kesulitan dalam mengakses pelayanan kesehatan, status gizi buruk, dan lingkungan yang kumuh. Penularan TB lewat udara juga akan mempermudah penyebaran bakteri dari satu orang ke orang yang lain di daerah padat penduduk. Di daerah padat penduduk, pelacakan kontak dan  pemantauan pengobatan masyarakat yang berisiko terinfeksi akan sulit dilaksanakan.

Untuk mencegah penyebaran TB di lingkungan padat penduduk, pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat harus mampu bekerja sama untuk mengurangi risiko dan mengendalikan penyakit ini. Berikut merupakan langkah-langkah yang dapat diambil untuk  mencegah penyebaran TB :

  • Promosi kesehatan dan kampanye kesadaran : Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang TB dan cara penularan adalah langkah penting yang perlu diambil. Promosi kesehatan membantu masyarakat memahami cara penularan TB dan pentingnya segera cek ke pelayanan kesehatan terdekat apabila mengalami gejala TB. Selain itu, masyarakat akan diberikan informasi mengenai praktik-praktik higienis, seperti menutup mulut dan hidung saat batuk, tidak membuang dahak sembarangan, mencuci tangan secara teratur, dan senantiasa menggunakan masker apabila sudah terinfeksi TB.
  • Perbaikan kondisi perumahan : Di daerah padat penduduk perbaikan kondisi perumahan perlu dilakukan. Ventilasi udara dan pencahayaan rumah yang baik, serta ruang tidur yang cukup dapat mencegah penularan TB di dalam rumah.
  • Program pengobatan : Pengobatan TB yang teratur dan menyeluruh adalah kunci  pencegahan penularan TB yang lebih luas. Menghentikan atau tidak patuh dalam melaksanakan pengobatan TB sebelum selesai, dapat meningkatkan risiko resisten terhadap obat yang akan menyebabkan TB lebih sulit untuk diobati.
  • Pengawasan dan pelaporan : Untuk mengidentifikasi dan menghentikan penyebaran penyakit, kasus TB harus dipantau dan dilaporkan dengan benar. Sistem pelaporan yang efektif harus ada di tempat untuk memantau kasus baru dan memastikan pengobatan yang tepat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun