Mohon tunggu...
Dandy genta
Dandy genta Mohon Tunggu... Pelajar

Hobi : bermain bola

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ngayau

22 Agustus 2023   11:30 Diperbarui: 22 Agustus 2023   11:33 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

ABSTRAK

Ngayau atau yang bisa di sebut sebagai Kayau merupakan tradisi yang kerap dilakukan oleh leluhur Suku Dayak yang berada di daerah Kalimantan pada zaman dahulu sebagai upaya untuk mempertahankan kaumnya dari musuh. Teks materi ini di ambil dari beberapa artikel di internet, tujuan di bentuknya teks sejarah ini adalah untuk mengenang tradisi leluhur kita di masa lampau dan untuk memperkenalkan tradisi ini kepada dunia luar. Ritual Ngayau atau Kayau ini di lakukan dengan cara memenggal kepala musuh dan menjadikannya sebagai piala untuk di bawa ke rumah atau di pasang di pedang ataupun tameng mereka.

Kata kunci : Ngayau, Suku Dayak, Dan Budaya.

PENDAHULUAN

 A. Latar belakang

Indonesia, Negeri yang di kenal dengan rempah-rempahnya yang melimpah dan memiliki banyak pulau, Indonesia juga di kenal dengan Negeri yang memililki aneka ragam Budaya, Suku, dan Tradisi-Tradisi unik dari daerah yang berbeda-beda, contohnya seperti Tradisi "Upacara Omed-Omedan" yang berasal dari Bali, Tradisi "Sedekah Bumi" yang berasal dari Jawa Timur, tentunya masih banyak Tradisi-Tradisi lain dari Indonesia yang ada di Negeri kita tercinta ini. Namun tidak kalah menarik, Suku Dayak yang berasal dari Kalimantan pun juga mempunyai Tradisi yang cukup ekstrim yang bernama "Ngayau"

Kayau (Ngayau) merupakan Tradisi porong kepala atau memotong kepala musuh yang di lakukan Suku Dayak di Kalimantan. Mengutip dari "Ritual perang dalam Kebudayaan Suku Dayak" oleh Muhammad Lutfhan Hanifi, Kayau (Ngayau) dalam Tradisi Suku Dayak tak di lakukan sembarangan melainkan ada 4 motif yang menjadi alasan.

Kayau (Ngayau) di dasari motif untuk mempertahankan atau melindungi lahan pertanian, lalu memperoleh kekuatan magis sebagai daya rohaniah, balas dendam, serta untuk menambah daya tahan suatu bangunan. Masyarakat Suku Dayak mempercayai bahwa tumbal kepala manusia dapat menjadikan bangunan menjadi lebih kokoh. Tradisi penggal kepala Suku Dayak juga bisa menjadi upaya atau mekanisme pertahanan diri dalam sebuah peperangan terbuka.

Kayau (Ngayau) juga bisa di maksudkan sebagai Mas Kawin, yakni dengan membawa kepala korban ke rumah calon pengantin wanita, jika sudah melakukan Ritual ini maka calon pengantin pria di anggap memiliki kekuatan dan kemampuan untuk menjaga keamanan dan melindungi keluarga nya kelak.

Dalam beberapa artikel disebutkan meski Kayau (Ngayau) di lakukan atas motif dan latar belakang yang jelas, tetapi motif selain mempertahankan diri atau perang sudah lama di tinggalkan sejak lama oleh Suku Dayak. Hal ini sudah di dasari oleh perjanjian Tumbang Anoi pada tahun 1894 yang di lakukan oleh Suku Dayak di seluruh Borneo untuk menghentikan praktik Kayau (Ngayau).

BAGIAN INTI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun