Suasana Ramadan memang sangat berpengaruh terhadap kondisi psikologis seorang muslim untuk lebih terbuka hatinya dalam menerima ajakan kebenaran, hal itu tercermin dari semangatnya dalam menghampiri masjid-masjid dan surau-surau. Mereka datang bukan hanya untuk melaksanakan ibadah shalat fardhu secara berjamaah, namun mereka juga ingin thalabul 'ilmi menghadiri kajian-kajian yang disampaikan oleh para da'i.
Momentum itu hendaknya tidak hanya dilakukan pada bulan Ramadan, mesti terus dijaga sepanjang waktu walaupun bulan Ramadan sudah berakhir. Keserasian hubungan dengan sesama muslim maupun hubungan dengan umat beragama lainnya harus terus terbina dengan baik, termasuk hubungan antara rakyat dengan pemerintah atau mungkin dengan para wakil rakyat di parlemen.
Bagaimana pun semaraknya dakwah di bulan Ramadan tetap perlu disyukuri karena boleh jadi itu menjadi titik awal proses transformasi menuju masa depan yang lebih baik bagi umat islam pada khususnya maupun seluruh rakyat Indonesia pada umumnya.
Dakwah memang seharusnya mengarah ke sana, menjadi momentum transformasi dari sekedar pembicaraan menjadi sikap yang nyata, mengubah identitas keislaman yang ornamental menuju perilaku islami yang lebih substansial. (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI