Salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) adalah pendidikan untuk semua kalangan. Berbagai negara berkomitmen membangun pendidikan yang berkualitas untuk semua lapisan masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang tertinggal di daerah pedalaman. Pada abad ke dua puluh satu ini, dunia pendidikan khususnya di Indonesia dihadapkan dengan adanya Revolusi Industri 4.0 dan hadirnya generasi Z yang memiliki kaitan erat dengan maraknya perkembangan teknologi dan digitalisasi. Perlu adanya agen perpanjangan tangan yang dapat memberikan dampak positif digitalisasi, juga mengenalkannya dalam dunia pendidikan di Indonesia. Namun masalahnya, tidak semua sekolah memiliki kondisi yang siap untuk mengikuti perkembangan zaman dengan masuknya teknologi ke dalam dunia pendidikan. Kebanyakan siswa lebih mengenal teknologi dari segi hiburan, seperti game online. Termasuk juga orang tua yang melakukan pengawasan terhadap siswa, masih belum mengerti manfaat teknologi dalam dunia pendidikan. Dalam hal ini, pemerintah melalui program Merdeka Belajar dan Kampus Mengajar, mengirim perwakilan mahasiswa yang berdomisili di sekitar 3T atau sekolah dengan akreditasi C untuk membantu menstabilkan pendidikan di Indonesia agar memiliki kualitas yang merata.
Salah satu sekolah mitra program Kampus Mengajar, yaitu SDS Nur Mubarok terletak di Desa Pete, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten. Berbagai kontingen mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Amikom, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Pajajaran, Universitas Veteran Yogyakarta, dan Universitas Tidar yang berjumlah tujuh orang menjadi satu kelompok untuk mengadakan berbagai program. Salah satu program yang dibuat oleh para mahasiswa adalah reading corner (pojok membaca). Program ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca siswa/i SDS Nur Mubarok. Program tersebut dibuat berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, masih banyak siswa/i kelas 1-4 di SDS Nur Mubarok yang masih belum lancar membaca, bahkan sebagian siswa/i tidak dapat membaca buku sama sekali. Program tersebut juga merupakan saran atau permintaan dari Kepala SDS Nur Mubarok.
Selain itu, demi mencapai salah satu tujuan program Kampus Mengajar, yakni mengenalkan teknologi ke dalam dunia pendidikan, kegiatan yang ada di pojok membaca juga dilengkapi dengan pelatihan penggunaan Microsoft Word. Para mahasiswa mengenalkan dan mengajarkan beberapa siswa untuk mengetik di laptop dan belajar melalui video yang ada di youtube agar siswa terbiasa menggunakan gadgetnya untuk mencari hal edukasi.