Mohon tunggu...
Dandi Bachtiar
Dandi Bachtiar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ayah dari tiga putra dan putri

Manusia biasa yang sedang berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya. Semoga.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Asian Games 2018 dan Lalu Muhammad Zohri

1 Agustus 2018   22:16 Diperbarui: 1 Agustus 2018   22:22 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Publik olahraga Indonesia tersentak ketika terbetik berita seorang atlet lari jarak pendek 100 meter menjuarai kejuaraan dunia atletik U-20 di Tampere, Finlandia. Lalu Muhammad Zohri nama sang pemuda itu tiba-tiba menjadi pahlawan baru olah raga Indonesia. Kisahnya segera menjadi viral, manakala dalam media kemenangannya digambarkan dengan penuh drama dan ironi. 

Betapa Zohri ketika meraih garis finis masih belum menyadari akan kemenangannya, dan terlihat seperti kebingungan mencari-cari sesuatu. Tak ada yang menyangka pemuda Lombok ini bakal merebut emas, bahkan pelatihnya juga. Sehingga ketika menang, Zohri tercari-cari sosok sang pelatih yang berada nun dimana, untuk sekedar berharap mendampinginya yang sedang gugup menghadapi wartawan asing. Takut ditanya-tanya dalam Bahasa Inggris katanya.

Euforia publik membuncah. Banyak pihak yang bereaksi memberi apresiasi. Suatu sikap yang wajar dan lumrah untuk sosok yang telah berjasa besar mengangkat nama bangsa, untukmu Indonesiaku. Gelimang hadiah dan uang ratusan juta dalam sekejap dengan mudahnya berdatangan. Belum lagi bantuan rumah dan bentuk hadiah lainnya.

Bagaimanapun, semua ini perlu dikawal dengan baik untuk mencegah efek kontra produktif. Jangan sampai semua bentuk apresiasi ini menjadi terlalu berlebihan dan malah bisa merusak konsentrasi Zohri untuk mempersiapkan diri pada event-event kejuaraan berikutnya.

AsianGames2018 di Jakarta sudah di depan mata. Tepatnya 18 Agustus ini. Zohri pun digadang-gadang untuk merebut medali emas lari 100 meter di sini. Wow, suatu ekspektasi yang agak berlebihan sebenarnya. Bukankah, Asian Games ajang pertarungan para atlet senior? Walaupun Zohri pemegang medali emas dunia, namun perlu disadari itu masih di level yunior di bawah usia 20 tahun. 

Catatan waktu yang diraih Zohri ketika merebut emas di Tampere adalah 10,18 detik. Bandingkan dengan rekor Asia yang kini dipegang Femi Seun Ogunde pelari Qatar dengan waktu 9,93 detik. Dan berderet atlet senior Asia dengan catatan waktu di bawah 10 detik yang ikut serta dalam pertarungan di AsianGames2018 nanti. Sehingga, di atas kertas, peluang Zohri untuk dapat meraih capaian waktu terbaik Asia menjadi sukar.

Sedari awal, sebenarnya Zohri tidak dipersiapkan untuk turun di AsianGames2018 dalam nomor 100 meter, melainkan di nomor estafet 4 x 100 meter. Namun pencapaian yang spektakuler di Finlandia itu, telah pula memantik rasa penasaran di kalangan beberapa pihak. Tak ada salahnya dicoba. Toh ini bisa dijadikan ajang kawah candradimuka Zohri untuk mematangkan diri lagi. Sehingga sudah tepat jika kita tidak menargetkan medali apapun di event ini. 

Zohri pun sudah punya target futuristik untuk merebut emas di ajang Olimpiade 2020 Tokyo nanti. Jadi, anggaplah peluang Zohri turun di 100 meter AsianGames2018 kali ini sebagai bentuk lain dari apresiasi kita terhadap prestasinya sebelum ini. Biarkan Zohri dengan gembiranya bertarung dengan punggawa-punggawa sprinter Asia saat ini tanpa ada embel-embel beban di pundaknya.

Berlarilah Zohri dengan sukarianya di AsianGames2018 nanti. Nikmati hadiah indah ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun