Tidak mengherankan karena di Jepang, kopi sangat mudah ditemukan. Selain kopi siap seduh yang banyak dijual di convenience store terdekat, kita juga bisa membeli kopi kaleng yang dijual di vending machine. Jepang memang negara dengan "populasi" vending machine-nya paling banyak. Umumnya minuman dingin yang dijual di vending, tetapi ada juga minuman hangat yang akan tersedia pada saat suhu rata-rata menjadi dingin di musim gugur sampai awal musim semi.
Kedai kopi juga banyak, mulai dari waralaba asing seperti Starbucks atau Tully's, sampai waralaba Jepang seperti Doutordan Excelsior. Juga dapat dengan mudah ditemui kedai-kedai kopi besar dan kecil yang dikelola oleh perorangan.
Kopi Indonesia yang bisa dibeli di Jepang berasal dari beberapa daerah, misalnya kopi dari Sumatera, Bali dan Sulawesi. Namun yang populer adalah kopi Toraja, seperti kopi kaleng di foto di atas. Teman-teman saya gemar sekali akan kopi ini. Sehingga setiap kali saya pulang kampung, mereka selalu "mengharapkan" oleh-oleh kopi Toraja. Dan teman-teman saya seharusnya merasa beruntung, karena saya tidak pernah meng-PHP-kan mereka :)
Sabun
Bisnis toko 100 yen ini memang berkembang dengan pesat semenjak diperkenalkan pertama kali di awal tahun 90-an. Bahkan sekarang ada yang waralabanya sudah tersebar di beberapa negara, misalnya Daiso yang saya rasa juga sudah masuk ke Indonesia. Cuma, di Daiso sekarang ada beberapa barang yang dijual dengan harga di atas 100 yen. Kemudian selain toko 100 yen, sekarang adalagi toko 300 yen, di mana semua barang dijual dengan harga 300 yen. Nama tokonya 3 coins, yang diambil dari jumlah nominal 3 uang koin 100 yen.
Variasi barang yang dijual di toko di mana harganya semua sudah pasti seharga 100 (atau 300) yen adalah sama dengan barang yang dijual di convenience store seperti Family Mart, Lawson dan yang lain. Bahkan ada yang lebih lengkap dari itu. Kita bisa menemukan mulai dari alat tulis, alat masak, alat untuk mencuci, makanan, minuman, peralatan mandi, peralatan untuk pertukangan, listrik dan lain-lain. Pokoknya segala macam barang ada.
Toko-toko semacam ini, yang model bisnis penyajian barang-barangnya berdasarkan quality - variety - uniqueness, dengan harga yang terjangkau, menjadikannya cukup populer di kalangan masyarakat.
Bir Bintang
Izakaya, selain sebagai tempat makan/minum sambil melepaskan penat selepas bekerja sehari penuh, juga merupakan tempat di mana masyarakat Jepang berkumpul untuk bersenda gurau dan bersosialisasi. Karena di tempat kerja, orang Jepang hampir jarang ngobrol untuk hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Jadi mereka biasanya "melampiaskan" keinginan ngobrol tentang hal-hal di luar kerjaan tersebut di sini.
Bahkan tidak jarang kepiawaian orang untuk bergaul atau menyemarakkan suasana kumpul-kumpul di tempat seperti izakaya ini kadang bisa juga melicinkan jalan atau kegiatannya di kantor maupun bisnis pada umumnya. Sebab selain pergi dengan rekan sejawat, tak jarang juga mereka pergi dengan orang yang baru ditemuinya di kegiatannya berbisnis, atau kebetulan bertemu di ruang pameran, seminar dan lainnya.Â
Ada semacam joke bahwa untuk bisa berhasil (khususnya dalam soal pekerjaan atau dalam negosiasi bisnis) orang harus pandai bernegosiasi lewat nomi-nication, selain tentunya lewat communication (*nomi = minum).