Mohon tunggu...
danari putri
danari putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Komunikasi

Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Buruk Covid-19 bagi Pedagang Kaki Lima

21 April 2021   15:04 Diperbarui: 21 April 2021   15:26 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14 april 2021 16.50

Sejak Covid-19 hadir mendatangi masyarakat dengan virusnya yang mematikan . membuat sebagian masyarakat merasa khawatir untuk berpergian keluar rumah . caf , taman hiburan , pedagang kaki lima dan lain lain pun merasa rugi karena mereka tidak ada pemasukkan . salah satunya adalah Ibu Dadan (59) dan Bapak Dadan (62) adalah seorang pedagang bakso di Margahayu, Kota Bandung.

Kegiatan sebelum adanya "Corona Virus Disease (Covid-19) Ibu Dadan (59) dan Bapak Dadan (62) adalah berjualan bakso untuk mendapatkan uang yang mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka. Kebijakan pemerintah dengan menghimbau masyarakat untuk mengurangi kegiatan di luar rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19 membuat Ibu Dadan (59) dan Bapak Dadan (62)  tidak bisa mendapatkan penghasilan dari hasil jualannya.

Sepasang suami dan istri ini biasanya berjualan depan rumahnya di daerah Komplek Perumahan Margahayu , Kota Bandung. Namun sejak pemerintah menerapkan "Social Distancing" , dagangan yang dilakukan oleh sepasang suami dan istri ini terpaksa sepi dan akhirnya terpaksa untuk tutup selama masa pandemic ini. Agar mencegah Virus Covid-19 .

"sudah hampir 6 bulan dagangan bakso kami sepi karena warga sekitar sangat jarang ada yang membeli dagangan kami ," ujar Ibu Dadan , di Bandung , Rabu (14/04)

"dengan situasi pandemic ini berlangsung lama , kami memutuskan untuk tidak berjualan hingga masa pandemic ini berakhir." Kata Bapak Dadan

Biasanya penghasilan Bapak dan Ibu Dadan perharinya bisa mencapai 300ribu-500ribu . tetapi dikarenakan selama pemerintahan melangsungkan progam social distancing ini , penghasilan sepasang suami istri itu tidak tetap. Dan terkadang bisa sampai tidak ada yang membeli dagangan mereka.

Pak Dadan dan istrinya pun terpaksa mencukup-cukupi keuangannya selama masa pandemic ini , karena tidak ada pemasukkan bagi mereka. Untungnya selama bulan suci Ramadhan ini , mereka mendapatkan penghasilan dari catering  untuk para kaum duafa. Dan Bapak/Ibu dadan dibantu oleh ketiga anaknya untuk mencukup-cukupi kebutuhan sehari-harinya .

"Alhamdulillah , anak pertama saya membantu keuangan kami sehari-hari .dan juga ditambah selama bulan suci Ramadhan ini , kami mendapatkan Job memasak makanan untuk kaum dhuafa dan tukang rongsokan dijalan."

" sekarang cuman bisa ngandelin dari hasil catering selama bulan Ramadhan . alhamdulillah masih bisa ikut makan untuk buka puasa dan sahur" kata Ibu Dadan .

Perharinya Bapak dan Ibu Dadan menyiapkan sebanyak 25 nasi bungkus untuk dibagikan ke tukang becak, tukang rongsokan, dan pengemis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun