Mohon tunggu...
Danang Hamid
Danang Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, father of three and coffee

Voice Over Indonesia Talent, Radio, Father of three and Black coffee

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seduh Kopi ala Barista di Lapas II B Banjar Jawa Barat

21 Februari 2023   17:24 Diperbarui: 21 Februari 2023   17:28 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kopi Bukan Hanya Sekedar

Dari secangkir kopi banyak cerita. dari bareng-bareng ngopi ada yang mampu melancarkan diplomasi, dari sekedar kopi banyak yang bisa menghidupi diri dan keluarga. Negeri Itali yang tak punya kopi mampu menginternasionalkan Latte, Capucino, espresso, Lungo atau Machiato. Dari secangkir kopi, lahir tulisan ini. Dari Kopi ada rasa pahit tapi selalu bukan sekedar pahit.

(Bilik Awi Tasikmalaya, 20 Februari 2023)


Ada apa di Lapas Banjar?

Cuaca akhir-akhir ini memang tidak menentu, tiba-tiba hujan lalu panas atau kebalikannya nyatanya tak menghalangi  Mamet Nugraha, salah satu pegiat kopi Tasikmalaya yang selama kurang lebih dua pekan terakhir melaju setiap hari dengan kendaraan roda dua dari Tasikmalaya  ke arah kota Banjar, lalu melewati bukit menuju Lembaga Pemasyarakatan kelas II.B Kota Banjar, Jawa Barat yang letaknya lumayan berada di ketinggian dan jauh dari perkampungan warga.

Ada apakah gerangan? Apakah ia membesuk seseorang yang sedang meringkuk di balik jeruji besi? Tapi, masak sih tiap hari?.

Rupanya, sang roaster yang punya mimpi besar tentang Tenjobumi Kopi ini sedang menjalankan amanah dari Dinas Ketenagakerjaan Kota Banjar melalui Balai Latihan Kerja (BLK) untuk berbagi inspirasi dan pengalaman tentang dunia perkopian kepada para warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II.B Kota Banjar, Provinsi Jawa Barat.

"Kebayang nggak lu, Kan? Gua tiap hari kayak gini, pakai sepeda motor pula bolak-balik Tasik Banjar," tanya mamet kepada Arkan, Barista didikannya di Enggal Ngopi Indihiang, bereaksi  atas hujan yang turun deras sepanjang  jalan di beberapa ruas jalan selatan  yang menghubungkan Kota Tasikmalaya dengan Kota Banjar. Namun, ia tetap fokus mengemudikan mobil yang ditumpangi dan sengaja dipinjamkan sukarela oleh Raze, sang kawan.

Raze tak jadi ikut, karena urusan pekerjaan yang tiba-tiba instruksinya datang dari atasan. Raze yang sebenarnya kepo terhadap kehidupan di dalam penjara pun akibat terobsesi dengan film-film bertemakan prisoners akhirnya dengan berat hati membatalkan turut serta menghadiri acara Ngopi Bareng Barista di Lapas II B Banjar. Padahal diskusinya di kedai kopi tentang banyak hal yang tiba-tiba meluncur begitu saja dan menarik untuk ditimpali dan selalu seru akan jadi cerita lain yang bisa dikisahkan.

Dokpri
Dokpri
Di dalam Lapas ternyata ada kegiatan yang related dengan kopi. Lebih kurang selama dua puluh hari hingga 27 Februari 2023, belasan warga binaan mengikuti pelatihan barista di Lapas Kelas II B, Kota Banjar, pelatihan barista ini merupakan yang pertama kali dilakukan, bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Tenaga Kerja Kota Banjar. Tentu saja tujuannya memberikan keterampilan dan kemandirian kepada warga binaan agar mereka dapat membuka usaha sendiri setelah menyelesaikan masa hukuman. Sebuah Lapas yang inovatif akan terus bergerak mencari cara agar para warga binaan ini menjadi lebih baik dalam berbagai hal.

Bertepatan  dengan HUT Kota Banjar, ada kegiatan Ngopi Bareng Barista di dalam Lapas (20/02). Dan terlihat pula agenda penandatanganan MoU antara Dinas Tenaga Kerja Kota Banjar dengan Lapas Kelas II B Banjar, tentang komitmen kedua belah pihak untuk sama-sama berperan aktif dalam peningkatan kompetensi tenaga kerja yang dilaksanakan dengan menyelenggarakan pelatihan kerja melalui penyelenggaraan pelatihan Mobile Training Unit (MTU).

"Inilah salah satu bentuk sinergitas yang terbangun antara Pemerintah Kota Banjar dengan Lapas Kelas II B Banjar dalam upaya peningkatan kualitas SDM di Kota Banjar," ujar Wali Kota dalam narasi sambutannya.

Kalapas Banjar Muhammad Maulana memberikan apresiasi kepada para tamu undangan dan yang turut hadir pada kegiatan ini.

"Jadi, kalau bapak ibu hari ini hadir di Lapas. Ini adalah salah satu bentuk dukungan kepada kami, kepedulian kepada kemasyarakatan. Makanya, saya sangat berterimakasih. Dengan tujuan agar warga binaan menyadari kesalahan, tidak mengulangi tindak pidana,kembali ke masyarakat harus lebih baik, mandiri dan produktif," kata Muhammad Maulana.

Sementara itu, warga binaan yang mengikuti pelatihan teknik menyeduh kopi dengan metode manual brewing  dan menggunakan mesin, pun tampak antusias dan mencuri perhatian dibanding hadirin lainnya. Setelan jeans, Tshirt  biru abu-abu dan sepatu hitam seragam yang mereka kenakan adalah salah satunya, terutama aksi mereka saat menunjukan kebolehannya menyeduh kopi ala barista sungguhan.

Dokpri
Dokpri

"Mereka pun cukup antusias dan serius saat mengikuti pelatihan, walaupun kadang ada saat di mana saya bertanya, kalian teh mau ngopi atau mengikuti pelatihan? Ini pengalaman seru dan luar biasa, sekaligus pengalaman pertama buat saya ngajarin napi, tapi bisa langsung sedekat itu dengan para napi yang saya pikir awalnya akan sangat 'menyeramkan' tapi, ternyata tidak seperti apa yang kita bayangkan," terang Mamet sang tutor.

Salah satu warga binaan (WBP) mengaku senang dengan adanya pelatihan barista ini, dengan begitu ia memiliki keahlian lain yang bisa ia gunakan untuk mencari nafkah saat bebas dari hukuman dalam beberapa waktu ke depan.

"Saya siap nanti bersaing dengan kedai-kedai kopi yang sudah ada," aku salah satu warga binaan. Setali tiga uang dengan warga binaan lainnya yang mengatakan selepas bebas nanti ia akan segera membuka kedai kopi atau semacam cafe untuk melanjutkan hidupnya ketika kembali ke masyarakat dan kampung halamannya.

Mamet pun tak kalah menyambut baik program tersebut, pria asal Aceh yang mengaku masih mencari investor besar untuk membesarkan Tenjobumi Kopi Tasikmalaya ini mengatakan, jika ada program serupa di Lembaga Pemasyarakatan lainnya, ia dengan senang hati akan meluangkan tenaganya untuk kembali memberikan pelatihan.

Di bawah kendali Kalapas Banjar Muhammad Maulana, dikabarkan bahwa Lapas II B Kota Banjar ini merupakan salah satu yang terbaik dalam melakukan pelayanan kepada warga binaan termasuk dalam hal inovasi atau terobosan upaya memberi keterampilan kepada WBP. 

Hal tersebut juga diakui oleh salah seorang warga binaan,"Ya, kami di sini dimanusiakan lah! Tidur di sel juga nyaman, tapi senyaman-nyamannya di sini jangan dibandingkan dengan senyaman di rumah. Yang jelas hari ini kita ngopi" kata dia. Ya, sudah! Sudahi sedihmu, seduh kopimu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun