Mohon tunggu...
Danang Hamid
Danang Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, father of three and coffee

Voice Over Indonesia Talent, Radio, Father of three and Black coffee

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jiwenk: Karikatur Tidak Boleh Dibebani Apapun

11 Oktober 2020   11:37 Diperbarui: 11 Oktober 2020   11:39 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karikatur Gus Dur karya Jiwenk

"Karikatur adalah mendistorsi gambar manusia terutama di bagian wajah atau objek lain yang memungkinkan untuk diidentifikasi dengan kesamaan penggambaran, dimana pesan apapun tak boleh dititipkan pada karikatur."

-- Jiwenk  --

Jiwenk sering membuat karikatur tokoh-tokoh terkenal, mulai dari artis, negarawan hingga politikus. Ia menjelaskan bahwa karikatur didefinisikan sebagai ilustrasi humor yang melebih-lebihkan atau menyimpang dari bentuk dasar.

"Ini yang perlu diluruskan di masyarakat kita, bahwa banyak perbedaan antara kartun dan karikatur," jelasnya. Menurut Jiwenk, karikatur adalah mendistorsi gambar manusia terutama di bagian wajah atau objek lain yang memungkinkan untuk diidentifikasi dengan kesamaan penggambaran, dimana pesan apapun tak boleh dititipkan pada karikatur.

Sir Thomas Browne pada majalah Christian Morals, di tahun 1716 memperkenalkan istilah karikatur atau caricature dalam bahasa Inggris yang merujuk pada carattere dalam bahasa Italia yang berarti karakter dan kata cara dalam Bahasa Spanyol yang berarti wajah. 

Encyclopedie Internasional, mendefinisikan karikatur sebagai sebuah satire dalam bentuk visual seperti gambar atau patung. Sementara itu Encyclopedie Britaninica mendefinisikan karikatur sebagai sebuah penggambaran seseorang, sebuah tipikal, atau suatu kegiatan dalam keadaan terdistorsi.

"Distorsi disini adalah penyimpangan atau pergeseran, misalnya mulut dihilangkan dalam gambar. Atau juga dilebih-lebihkan yang secara teknis disebut exagras, kedua hal itu bagian disformasi, atau perubahan bentuk" terang perupa Sukabumi ini.

Jiwenk terlahir di Sukabumi 3 Juni dengan nama Nurwenda Juniarta, anak dari seorang Anies Sanukri, anggota Polri ini telah menampakan dirinya tertarik dalam seni rupa sejak duduk di bangku taman kanak-kanak. 

Jiwenk yang telah memiliki dua putra ini pernah saya wawancarai untuk sukabumiupdatedotcom sekitar tiga tahun yang lalu. Masa kecil yang sering ditinggalkan ayah bertugas ke luar daerah menjadikannya akrab dengan buku gambar dan pensil. Saya menyimpulkan menggambar adalah cara ia membunuh rindu kepada ayahnya.

"Seingat saya, sejak TK atau sebelum TK ya?(ia mengingat-ingat). Kan orang tua sering dinas keluar tuh, jadi saya sendiri dan penyendiri, nah kalau saatnya ayah pulang ditungguin, selalu dibawakan buku gambar, mungkin maksudnya untuk mengisi waktu agar saya ada kegiatan daripada kangen terus sama bapaknya ketika dinas luar." Jelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun