Suka cita tentunya bukan sekedar materi belaka. Suka cita bisa juga berupa suatu keadaan dimana kasih Tuhan itu sampai kepada sesama kita melalu cara hidup kita masing-masing. Dengan demikian, tatanan kehidupan akan semakin indah. Mari kita Bersuci dan BerSuCi.
Mulai Membumi
Memberikan suka cita kepada sesama merupakan bagian dari aspek sosial kehidupan manusia. Tentunya, tidak ada manusia yang mampu bertahan sediri. Apakah ada seseorang yang hidup tanpa keterlibatan orang lain? Pasti tidak ada. Maka, bersosial adalah harga mati yang harus diemban oleh setiap orang, tanpa terkecuali.
Hanya kadang, dalam kehudupan sosial, masih ada sekat-sekat yang memberi jarak antar sesama manusia. Sekat itu ada yang sengaja dibuat, misalnya orang terlanjur akut egoisnya. Tetap mungkin juga ada sekat yang terbentuk karena kondisi tertentu.
Sejatinya hidup bermasyarakat itu tanpa sekat sekalipun perbedaan itu ada. Di manapun kita berada, yang namanya perbedaan pasti ada. Menjadi masalah dalam kehidupan bermasyarakat jika perbedaan yang ada disekitar kita dijadikan sebagai alat atau cara untuk memisahkan diri dari yang lain. Menjadi kacau lagi kalau kemudian ada 'bumbu-bumbu' doktrin agama yang menyertainya.
Lantas apa artinya 'memberi suka cita'? Memberi suka cita adalah harapan terdalam dalam hidup manusia. Apalah artinya hidup kita jika yang kita berikan hanyalah duka kepada orang lain. Memberikan suka cita adalah perpanjangan dari rahmat Tuhan yang kita perjuangkan setiap harinya melalaui hidup kita. Dengan kata lain, mampu dan maukah kita menjadi jalan berkah bagi hidup orang lain?
Mari kita renungkan di bulan yang suci ini. Salam kasih.